Keluarga Jawa Timur

Walikota Madiun Pertama Didata Dalam Pelaksanaan PK 2021 di Kota Madiun

Bangga Kencana || Madiun – Kepala Perwakilan Badan Kependudukan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Jawa Timur, Drs Sukaryo Teguh Santoso, M.Pd., diwakili Pejabat Fungsional Koordinator bidang KB-KR, Waluyo Ajeng Lukitowato, S.St., M.M., menghadiri Launching Pendataan Keluarga (PK) dan Pelayanan KB di kelurahan Nambangan Lor, kota Madiun. Kamis (1/4/2021).

“Kita mengadakan Launching PK 2021 serta pelayanan KB di tengah situasi pandemi covid-19 ini. Namun walaupun begitu, pelayanan tetap berjalan untuk memenuhi kebutuhan ber KB masyarakat karena selama pandemi ini dibatasi kunjungan ke faskes untuk mengurangi penyebaran covid-19,” ujar koordinator Kabid KB-KR membacakan sambutan Kaper BKKBN Jatim.

Ibu Lukitowati yang didampingi Kepala Biro SDM BKKBN Pusat, Victor Siburian, dan Pejabat Fungsional Pranata Humas Ahli Muda BKKBN Jatim,  Iwan Yulianto, S.Pd., M.Si., menerangkan Program KB bukan hanya diartikan sebagai program pemerintah agar masyarakat tidak punya anak banyak. Jauh lebih dalam dari pada itu , program KB merupakan intisari cara berpikir manusia Indonesia yang terencana dan terstruktur agar kehidupan keluarga dan keturunan berikutnya menjadi lebih baik serta berkarakter tangguh serta mampu menjadi modal kemajuan bangsa dimasa depan.

Dengan merencanakan pembentukan jumlah keluarga yang disinergikan dengan kesanggupan finansial dan spiritual serta kesehatan reproduksi maka diharapkan seseorang mampu membawa pengelolaan pengembangan potensi keluarga kita masing-masing secara optimal.

Dukungan secara optimal kegiatan Pendataan Keluarga 2021 secara serentak di 38 Kabupaten/Kota di Jawa Timur oleh berbagai pihak, diharapkan mendapatkan data yang valid untuk mendukung program pemerintah salah satunya dalam menurunkan stunting.

Sebanyak 85.420 kader pendata telah mengikuti orientasi dan pembekalan secara serentak di 38 Kabupaten/Kota. Orientasi tersebut merupakan tahapan yang sangat krusial sebelum dilaksanakannya pelaksanaan PK 2021 ini. Pelaksanaan PK 2021 yang dilakukan oleh kader setempat dibawah pembinaan Penyuluh KB/Petugas Lapangan Keluarga Berencana (PKB/PLKB).

Selain melakukan pendataan, kader juga melakukan komunikasi, informasi dan edukasi serta penyuluhan Program Bangga Kencana kepada keluarga di lingkungannya. Diharapkan kader-kader tersebut mampu memiliki pemahaman tentang mekanisme dan tata cara pelaksanaan PK 2021.

Pelaksanaan PK 2021 yang dilaksanakan 5 tahun sekali oleh BKKBN, akan mendapat data dan informasi yang nantinya sangat penting dan strategis, karena tidak hanya sebagai alat untuk mengukur indikator kinerja utama program Bangga Kencana, tetapi juga untuk menyediakan data untuk kepentingan operasional penggerakan program Bangga Kencana di lapangan.

Selain menghasilkan data keluarga by name by address, PK 2021 juga mengidentifikasi keluarga beresiko stunting. Tahun 2019, prevalensi stunting di Indonesia sebesar 27,7% (merupakan urutan ke-4 di dunia). Jumlah ini masih jauh dari standar WHO yang seharusnya di bawah 20%.

Prevalensi jumlah stunting di Jawa Timur mencapai 26,9%. Kabupaten/Kota dengan prevalensi stunting menurut SSGBI 2019 (Survei Status Gizi Balita Indonesia) adalah Kab. Probolinggo, Kab. Jember, Kab. Bondowoso, Kab. Pacitan, Kab. Lumajang, Kab. Sampang, Kab. Bojonegoro, Kab. Jombang, Kab. Sumenep, dan Kab. Tulungagung.

Adapun yang diperlukan dalam percepatan penurunan stunting adalah Komitmen dan dukungan berkelanjutan dari pimpinan tertinggi. Pengetahuan dan pendidikan gizi berbasis perubahan perilaku. Koordinasi & integrasi intervensi gizi di semua tahapan oleh OPD terkait. Kapasitas dan kualitas pelaksana program/ kegiatan, dan upaya advokasi, kampanye, pendidikan gizi, konseling, dan diseminasi informasi.

Pelayanan KB tantangannya pada situasi pandemi adalah segala bentuk pelayanan KB harus sesuai protokol kesehatan dan tidak semua faskes dapat melaksanakan pelayanan KB dikarenakan Covid-19 yang masih mewabah.

Selain dalam upaya menurunkan stunting, hal yang perlu diperhatikan yang lain adalah menurunkan Angka Kematian Ibu dan Bayi. Angka Kematian Ibu di Jawa Timur 565 pada tahun 2020. Kabupaten/Kota yang angkanya tinggi ada pada Kab. Jember, Bojonegoro, Malang, Surabaya, Blitar, Tuban, Jombang, Mojokerto, Sidoarjo, Pasuruan, Situbondo, Bondowoso, Kediri. Sedangkan Angka Kematian Bayi di Jawa Timur berada pada angka 3.611. Dan 253 kematian balita. Kab/Kota dengan kematian bayi tertinggi berada pada Kab. Jember, Surabaya, Bondowoso, Kediri, Lumajang Probolinggo Tulungagung, Situbondo, Bojonegoro, dan Jombang.

Usai acara launching,  dilanjutkan pendataan Keluarga yang perdana oleh kader pendata di kecamatan Nambangan Lor Kota Madiun yang di laksanakan di kediaman Walikota Madiun.

Kader pendata langsung disambut oleh Walikota Madiun, Drs. H. Maidi, S.H., M.M., M.Pd., bersama Ibu Ketua TP PKK kota Madiun,  Yuni Setyawati Maidi.

Dengan lancar beliau berdua menjawab pertanyaan yang berkaitan dengan data keluarga. Pesan beliau kepada seluruh kader pendata untuk selalu disiplin menerapkan protokol kesehatan dalam proses pendataan keluarga khususnya di Kota Madiun. @red.

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Check Also
Close
Back to top button