Keluarga Jawa Timur

Gerakan Kader PKK Jawa Timur Dalam Pencegahan dan Penurunan Angka Stunting

Bangga Kencana || Surabaya – Stunting adalah kondisi gagal tumbuh anak akibat kekurangan gizi kronis dan stimulasi psiko sosial serta paparan infeksi berulang terutama dalam 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) atau biasa disebut pendek, dan masalah Stunting adalah masalah bersama. Hal itu diutarakan ketua TP PKK Jawa Timur, ibu Arumi Bachsin dalam diskusi di acara Rapat Koordinasi Teknis (Rakornis) kemitraan Program Bangga Kencana yang digelar Badan Kependudukan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) provinsi Jawa Timur. Selasa (9/3/2021) di ruang Lestari kantor BKKBN Jatim, jalan Airlangga nomor 31-33 Surabaya.

Acara yang dibuka oleh Kepala Perwakilan (Kaper) BKKBN Provinsi Jawa Timur, Drs. Sukaryo Teguh Santoso, M.Pd., ibu Arumi Bachsin menerangkan ada beberapa sasaran dalam upaya pencegahan Stunting.

Sasaran pertama adalah ibu hamil, yakni memberikan makanan tambahan pada ibu hamil, mengatasi kekurangan zat besi dan asam folat, mengatasi kekurangan iodium, menanggulangi kecacingan pada ibu hamil, dan melindungi ibu hamil dari Malaria.

Sasaran kedua adalah ibu menyusui dan anak hingga usia 6 bulan, yakni mendorong inisiasi menyusui dini, dan mendorong pemberian ASI Eksklusif.

Sasaran ketiga adalah ibu menyusui anak usia 6 bulan hingga 2 tahun, yakni mendorong pemberian ASI hingga usia 23 bulan didampingi oleh MP-ASI, menyediakan obat cacing, menyediakan suplementasi zink, melakukan fortifikasi zat besi ke dalam makanan, memberikan perlindungan terhadap malaria, memberikan imunisasi lengkap, serta melakukan pencegahan dan pengobatan diare.

Selain sasaran, ada beberapa upaya untuk pencegahan Stunting yang bisa dilakukan, yaitu  menyediakan dan memastikan akses pada air bersih, menyediakan dan memastikan akses pada sanitasi, melakukan fortifikasi bahan pangan, menyediakan akses kepada yankes dan KB, menyediakan JKN, menyediakan JAMPERSAL, memberikan pendidikan pengasuhan pada orang tua, memberikan pendidikan anak usia dini Universal, memberikan pendidikan gizi masyarakat, dan memberikan edukasi kespro serta gizi pada remaja, menyediakan bantuan dan jaminan sosial bagi keluarga miskin, dan terakhir adalah meningkatkan ketahanan pangan dan gizi.

Dalam penanganan stunting keberadaan TP PKK melakukan peran aktif ke masyarakat karena Kepengurusan PKK mempunyai jenjang tingkat kepengurusan mulai di tingkat Kabupaten/Kota,  Kecamatan, hingga di tingkat Desa/Kelurahan.

“PKK memiliki sejumlah kader sampai ke tingkatan Dasa Wisma. Kader PKK/ atau Dasa Wisma ini merupakan ujung tombak gerakan PKK yang berhadapan langsung dengan masyarakat,” ungkap ibu Arumi Bachsin.

“Melalui peran para kader bisa meningkatkan kesadaran masyarakat akan bahayanya Stunting. Ada beberapa pegerakan yang dilakukan para kader, pertama adalah meningkatkan gerakan kader kelompok dasa wisma melalui kunjungan rumah, kedua melakukan penyuluhan kepada masyarakat untuk peningkatan pengetahuan dan kesadaran keluarga akan pentingnya KIA, ketiga gerakan sadar KIA, dan keempat adalah mendukung gerakan masyarakat hidup sehat,” terang ibu Arumi.

Didalam PKK ada beberapa Pokja yang mempunyai berbagai bidang, dan pokja PKK melakukan beberapa langka dalam pencegahan dan penurunan stunting. “Dalam edukasi dilakukan upaya pemahaman ke masyarakat dalam penundaan usia perkawinan dini, pendidikan sebaya untuk remaja putri, melakukan edukasi calon pengantin, dan pencegahan penanganan KDRT,” terang ibu Arumi.

Ibu Arumi juga menyebutkan Pokja PKK juga melakukan optimalisasi pemanfaatan kelompok BKB di desa/ kelurahan, peningkatan pengetahuan ibu balita melalui simulasi BKB dan pertemuan rutin BKB tumbuh kembang anak balita.

“Perlu adanya peningkatan ekonomi keluarga untuk pencegahan Stunting dengan melakukan pemberdayaan keluarga melalui usaha ekonomi produktif yakni dengan memanfaatkan modal dari poksus UP2K-PKK,” terang beliau.

“Menyediakan nutrisi pangan terhadap balita atau penderita Stunting sangatlah penting. Kita lakukan edukasi makan sayur dan buah, pemanfaatan pekarangan dengan halaman asri, teratur, indah dan nyaman guna pemenuhan bahan dan giz keluarga dan membuat rumah bisa sehat dan layak huni,” pungkas ibu Arumi. @red

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Check Also
Close
Back to top button