Keluarga DaerahNasional

Kaper BKKBN Jatim Turun Langsung Ketika Mendapat Kabar Ada Kasus Stunting di Blitar

Bangga Kencana || Blitar –  Menindaklanjuti Laporan kasus stunting yang ada di Desa Sukorejo, Kecamatan Udan Awu, Kabupaten Blitar, Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Jawa Timur, Drs Sukaryo Teguh Santoso , Senin (26 April 2021) terjun langsung ke lapangan bertemu dengan Kepala Desa Sukorejo, Koordinator Penyuluh KB Kecamatan Udan Awu, serta Kader Stunting di Desa Sukorejo, Blitar, untuk melakukan peninjauan untuk memastikan laporan tersebut.

“Berdasarkan laporan dari mitra kerja kami, Komisi IX DPR RI terindikasi adanya kasus stunting sebanyak 94 balita di Desa Sukorejo ini, setelah dilakukan rilis ulang ternyata balita yang terindikasi mengalami stunting adalah sejumlah 32 balita, ini harus ditindaklanjuti dan dicari tahu apa penyebabnya agar kita dapat memetakan dan lebih fokus dalam penanganan stunting ini,” ungkap Pak Teguh.

Menurut Pak Teguh, kasus stunting bukan hanya karena faktor dari anak saja, tetapi juga terkait dengan pola makan, kondisi ibu, pola asuh, dan juga lingkungannya.

“Permasalahan stunting dipengaruhi oleh rendahnya akses terhadap makanan dari jumlah dan kualitas gizi, disamping juga kondisi dari ibunya, apakah terlalu muda saat melahirkan, terlalu banyak anaknya, terlalu dekat jarak kelahirannya dan juga terlalu tua, kecenderungannya stunting di derita oleh balita pada anak ke-2 atau ke-3, dan juga dari ibu yang melahirkan di usia muda, selain itu faktor lingkungan juga berpengaruh akan tetapi jika melihat kondisi lingkungan,” papar Pak Teguh.

Menurut Kepala Desa Sukorejo, Ali Hasan, di wilayah Desa Sukorejo kondisi lingkungan sudah cukup bagus didukung oleh akses air bersih dan sanitasi yang sudah berjalan dengan baik, menurut beliau ditemukannya kondisi bayi stunting pada waktu bulan timbang di desa sukorejo adalah karena fajtor teknis dari dari proses penimbangannya.

“Problem terbesar kemarin adalah karena penimbangannya kurang berjalan dengan baik, balita selalu bergerak sehingga proses pengukuran baik tinggi badan maupun berat badan kurang maksimal, setelah kami kaji dan rilis ulang ada penurunan dari 94 menjadi 32,” ungkap Pak Ali Hasan.

Pak Ali menambahkan pihaknya akan terus menindaklanjuti kasus stunting di wilayahnya sehingga dapat mendapatkan penanganan yang tepat. “Kami akan segera melakukan koordinasi bersama untuk membahas aksi-aksi konvergensi yang harus dilakukan, baik yang sensitif maupun spesifik,” pungkasnya. @red

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button