Nasional

Bersama Muhadjir Effendy, BKKBN Jatim Gelar Dialog Dalam Penurunan Stunting

Bangga Kencana || Malang – BKKBN Jatim menggelar Dialog Percepatan Penurunan Stunting bersama Menko PMK, PIC Konsorsium dari 18 Perguruan Tinggi Jawa Timur dan Tim Pemdamping Keluarga. Minggu (20/3/2022).BKKBN Jatim

Percepatan penurunan angka stunting di Indonesia merupakan salah satu bentuk untuk menyosong Indonesia emas di tahun 2045 mendatang. Dengan bebas dari stunting diharapkan pada masa bonus demografi tersebut Indonesia bisa menjadi negara yang maju karena didukung dengan sumber daya manusia yang unggul dan berkualitas.

Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Muhadjir Effendy mengungkapkan selama Pandemi Covid 19 selama dua tahun terakhir, angka stunting di Indonesia telah mengalami penurunan.

BKKBN Jatim

“Angka Stunting turun dari angka 27,6 persen menjadi 24,6. Turun kira-kira 1,7 persen pertahun selama dua tahun covid,” kata Muhadjir Effendy.

Ditempat yang sama, Wakil Bupati Malang, Didik Gatot Subroto mengatakan budaya kerja harus dirubah jangan hanya asal bapak senang, tetapi harus dengan open data. Open data ini sangat penting untuk menentukan langkah-langkah strategis dalam mengatasi permasalahan yang ada.

“Saat ini kita tidak lagi bisa menyembunyikan data dan pasti akan ketahuan oleh publik. Sebab, saat ini media sosial itu sulit dibendung,” ungkapnya dalam kegiatan yang digelar BKKBN Jatim ini.

BKKBN Jatim

Untuk itu, diharapkan keterbukaan data agar bisa segera dilakukan langkah strategis serta treatment terhadap persoalan yang terjadi sehingga bisa segera diatasi.

Sementara itu Deputi 3 Kemenko PMK, drg. Agus Suprapto, M.Kes menjelaskan untuk capaian stunting yang paling penting adalah penguasaan lapangan dan jangan ada yang disembunyikan. Sumber daya yang ada di Kabupaten/Kota, mulai anggaran hingga SDMnya serta dukungan dari Perguruan Tinggi akan sangat membantu dalam program percepatan penurunan angka stunting.

“Masalah stunting bukan hanya masalah dua tahun saja, tetapi masalah jangka panjang. Mengapa sampai ITS turut dilibatkan karena stunting juga dipengaruhi oleh lingkungan, misalnya kebutuhan air bersih, masalah sanitasi dan lainnya,” imbuhnya.

Sementara itu, Camat Singosari, Drs. Eko Wahyu Widodo menyebutkan Kecamatan Singosari merupakan Kecamatan dengan jumlah penduduk paling banyak di Kabupaten Malang, dengan jumlah bayi kurang dari dua tahun (baduta) sebanyak 3000 balita, ibu hamil sebanyak 1060 orang dan ada empat desa yang menjadi fokus stunting di tahun ini.

BKKBN Jatim

“Dengan bekerjasama dengan Universitas Brawijaya, melalui KKN. Dari data yang didapat, Kepala Desa, Tim Pendamping Keluarga dan PKB turun untuk melihat kondisi dan didapatkan bahwa faktor lain yang menyebabkan stunting terkait sanitasi, buang air besar sembarangan. Untuk itu, kami lombakan bebas buang air sembarangan,” ujarnya.

Dalam kegiatan yang digelar BKKBN Jatim ini, Menko PMK juga meminta beberapa Tim Pendamping Keluarga menceritakan bagaimana kondisi keluarga di desa yang mereka dampingi, apakah ada temuan-temuan yang harus mendapatkan perhatian lebih.

Tidak hanya Tim Pendamping Keluarga, dalam kegiatan ini juga diundang beberapa pasangan calon pengantin. Hal ini dilakukan untuk mengetahui apakah calon pengantin sudah mendapatkan pendampingan sebelum menikah dan hamil.

Acara tersebut juga turut dihadiri oleh Sekretaris Perwakilan BKKBN Jatim, Nyigit Wudi Amini, S.Sos., M.Sc., Kepala DPPKB Kabupaten Malang, Kementerian Agama Kabupaten Malang, Camat Singosari, Kepala Desa, Pendamping Keluarga, Kader hingga Calon Pengantin. @red

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button