Nasional

Pentingnya 1000HPK, BKKBN Jatim Gelar Sosialisasi di Pacitan

Bangga Kencana || Pacitan – Bertempat di Ruang Pertemuan Kelurahan Ploso Kabupaten Pacitan, pada hari ini (16/11), Perwakilan BKKBN Jatim bersama Dinas-PPKB dan P3A Kabupaten Pacitan menyelenggarakan Internalisasi Pengasuhan Balita dalam Penurunan Stunting kepada masyarakat di Kabupaten Pacitan.
giat-bkkbn-jatim-lomba-dashat-di-pacitanPeserta kegiatan ini adalah keluarga yang memiliki baduta, keluarga yang memiliki balita, kader BKB, PKK, Penyuluh KB di Kabupaten Pacitan dengan total peserta 300 orang. Dalam kegiatan ini juga diadakan lomba Cipta Menu DASHAT (Dapur Sehat Atasi Stunting) antar kecamatan.

Pertemuan ini dibuka secara resmi oleh Dra. Jayuk Susilaningtias, MM, Selaku Kepala Dinas PPKB dana P3A Kabupaten Pacitan. Pada sambutannya Ibu Jayuk menyampaikan bahwa angka prevalensi stunting di kabupaten masih tinggi yaitu sebesar 22,7% menurut SSGI 2021, untuk itu ibu Jayuk mengajak semua komponen masyarakat, secara bersama-sama dengan pemerintah menurunkan angka prevalensi stunting yang ada di kabupaten Pacitan.

giat-bkkbn-jatim-lomba-dashat-di-pacitanKegiatan ini juga dihadiri oleh Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Jawa Timur yang dalam hal ini diwakili oleh Bapak Yuni Dwi Tjadikijanto, SE selaku Sub Koordinator PEK, dalam sambutannya Yuni menekankan pentingnya masa 1000 HPK, dimasa kualitas seorang manusia sangat ditentukan di masa 1000 HPK karena 80% perkembangan otak seorang manusia dibentuk di masa ini. Selain pemenuhan gizi yang harus dicukupi di masa ini juga harus pegasuhan yang tepat juga memantau perkembangannya.

Setelah pembukaan dilanjutkan dengan pemberian materi tentang Tantangan Pemberian MPASI pada Masa Pandemi untuk Tumbuh Kembang Optimal yang disampaikan Dokter Spesialis Anak ibu dr. Yulia. Dr. Yulia menekankan pentingnya pemberian MPASI kepada Baduta dan setelah usia 6 bl keatas, karena kalau hanya diberikan ASI Ekslusif kebutuhan gizinya masih kurang untuk itu perlu diberikan MPASI agar pertumbuhan dan perkembangan anak bisa Optimal.

giat-bkkbn-jatim-lomba-dashat-di-pacitanMateri selanjutnya Pemberian Makan pada Bayi dan Anak yang disampaikan oleh Ibu Febri selaku Ketua Pekumpulan Ahli Gizi Kabupaten Pacitan. Ibu Yulia menyampaikan bahwa cara menyusui yang benar dengan prinsip AMUBIDAPI (Areola Tertutup Rapat, Mulut Terbuka Lebar, Bibir Terbuka Lebar, Dagu Tidak Menempel pada Payudara, Pipi Menggelembung), dengan frekuensi minimal 12 kali sehari agar gizinya terpenuhi.

Untuk makanan tambahan (MPASI) harus memenuhi 4 unsur yaitu Protein hewani, makanan pokok (nasi/kentang/ketela/talas), kacang-kacangan (tempe/tahu), buah dan sayur sedangkan ukuran atau bentuknya harus disesuiakan dengan usianya contohnya untuk usia 6-8 bulan bentuknya bubur yang disaring atau lembut, untuk usia 9-11 bulan dalam bentuk makanan cincang sedangkan usia 1-5 tahun sudah seperti makanan orang dewasa.

Di akhir pertemuan bu Jayuk mengharapkan kepada peserta dapat menerapkan ilmu yang didapat dan menularkanya kepada masyarakat sekitarnya agar baduta dan balita yang ada di Kabupaten Pacitan mejadi baduta yang sehat dan berdampak pada penurunan kasus stunting dan tidak timbul kasus stunting baru. @Red

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button