Pemahaman Stunting Untuk Pasangan Muda, Kaper BKKBN Jatim Dan Bupati Sidobondo Melakukan Audiensi

Bangga Kencana, Situbondo – Kepala Badan Kependudukan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Jawa Timur, Drs Sukaryo Teguh Santoso, M.Pd., didampingi Sekretaris Badan (Sekban) BKKBN Jatim, Shodiqin, S.H., M.M., melakukan audiensi dengan Bupati Situbondo, Drs.H.Karna Suswandi, M.M. Senin (29/3/2021). Hadir dalam audiensi, Kepala DP3AK, bapak Adriyanto, dan mantan Kepala Bakorwil V Jember, bapak Tjahjo.
Kaper BKKBN Jatim kesempatan itu menitipkan program ke Bupati Situbondo, dan akan terus memelihara kesinambungan program, “Situbondo programnya dari kondisi umum masih kategori baik, masih di atas rata rata Provinsi. TFR sudah 1,92 di bawah provinsi. Dan dukungan ulama di Situbondo tidak hanya di Jawa Timur tetapi juga menjadi inspirasi di nasional, dan kesertaan ber KB relatif stabil, masyarakat yang belum ber KB juga sedikit,” urai pak Teguh panggilan akrab Kaper BKKBN Jatim.
“Ada hal yang perlu mendapat perhatian kita bersama yaitu memang median usia kawin pertama masih 18 tahun, pola pernikahan di usia muda fenomena nya masih tinggi. Saya harap bisa masuk di usia 20,” ujar pak Teguh.
Terkait Stunting pak Teguh menerangkan bahwa Stunting sudah di bawah Provinsi, “Mengingat Presiden harus mencapai angka 14 di tahun 2024 sehingga untuk mencapai sasaran tersebut harus di capai rata rata 3,5 % dalam 3,5 tahun mendatang. Lembaga di Situbondo merupakan satu dari 5 yang lembaga nya masih utuh, program PPKB masih fokus Kependudukan dan KB,” terang pak Teguh.
Di tahun 2021, pak Teguh memaparkan bahwa BKKBN Jatim tetap memberikan dukungan kepada Bupati Situbondo, dalam hal ini pemerintahan kabupaten dalam menjalankan program.
“Insya Allah untuk alkon kita cukupi, untuk dukungan operasional nya kami memberikan DAK tahun 2021 naik menjadi Rp 6,9 M untuk fisik dan non fisik. Fisik Rp. 1.227.000.000, mendukung percepatan penurunan stunting berupa pengadaan BKB KIT, sisanya untuk Operasional. Jumlah ini bila kita lihat cukup tidak cukup tergantung. Mohon dukungan dalam penyerapan anggaran ini,” terang pak Teguh.
Terkait program BKKBN yang dilakukan setiap 5 tahun, pak Teguh menerangkan bahwa tanggal 1 April sampai 31 Mei 2021 akan ada program nasional Pendataan Keluarga (PK) 2021, mohon dukungan untuk mendapatkan data By name by address, data tersebut bisa digunakan untuk intervensi pemerintahan daerah di kabupaten dan kota.
Kesempatan yang sama, Kepala DP3AK Jatim, bapak Adriyanto menerangkan untuk penurunan stunting perlu effort yang tinggi. “Paling penting harapan pak presiden dari 27,7 % menjadi 14 % itu butuh effort yang tinggi. Kami akan memberikan juklak nya, kami lebih intervensi kepada masalah gizi dan juga pendampingan kepada ibu yang beresiko tinggi,” terang beliau.
“Stunting yang penting ada asupan zat gizi berupa Zink yang mana itu banyak dihasilkan di ikan laut. Kami pada dasarnya siap akan mengoptimalkan hal tersebut pada dasarnya dengan asupan gizi yang cukup akan dapat membantu menurunkan stunting,” pungkas beliau.
Pak Tjahjo Mantan Ketua Bakorwil V Jember mengatakan bahwa
Program BKKBN terkait dengan stunting akan sangat bagus apabila mahasiswa dilibatkan. “Mahasiswa yang KKN akan di tugas kan untuk menjalankan pendamping kepada setiap keluarga terutama yang memiliki ibu hamil, ini sangat penting,” ungkap pak Tjahjo.
“Kedua yang sangat sulit adalah data, betul tidak data tersebut valid. Mohon dukungan dalam pendataan karena hingga di tingkat desa atau kecamatan dalam hal pengawasan karena saya yakin data tersebut sangat diperlukan dalam pengambilan kebijakan di daerah. Bersama tim dari kominfo untuk meningkatkan dan memperluas pemanfaatan teknologi informasi internet hingga di tingkat desa, tidak hanya meningkatkan akses internet tetapi juga akan memperdayakan UMKM agar mampu mengoptimalkan teknologi informasi dalam menggerakkan perekonomian melalui penjualan online. Kami merapat kan dengan kepala dinas pariwisata, kami mendorong adanya jaringan pariwisata di Probolinggo dan Situbondo,” pungkasnya.
Tentang pendataan keluarga Bupati Situbondo di kesempatan itu meminta formulir pendataan keluarga tentang apa saja yang akan didata dalam pendataan keluarga. “saya sudah menginstruksikan untuk mengumpulkan data pendataan. Dalam pendataan juga agar di dokumentasikan, semisal ada keluarga dan rumah tidak layak huni agar di foto, agar kami dapat jelas tahu titik dimana harus melakukan intervensi, jika ada anak stunting agar difoto agar dapat mengetahui persebaran stunting,” urai beliau.
Bupati juga menjelaskan bahwa di kabupaten Situbondo mememiliki program “SEHATI”, Sehat Gratis, untuk puskesmas, yang bertujuan agar setiap puskesmas memiliki titik Nol di wilayah nya. “Sehingga ada gambaran jelas disetiap tahun bekerja ada progres penurunan nya seperti apa, intinya penanganan ini harus by data,” ujar Bupati.
“Keinginan kami ke depan masalah pedesaan mengurus kependudukan atau apapun tidak harus ke kecamatan , tapi bisa di tingkat desa secara online yang dapat terkoneksi di tingkat kecamatan, smart city belum bisa berfungsi dengan baik karena terkendala adanya recofusing dari pusat. Dan mohon dukungan kominfo agar tidak ada wilayah yang tidak terjangkau jaringan, harapan nya mereka bisa melakukan segala urusan secara online,” terang beliau.
Diluar Stunting dan pendataan keluarga, Bupati menyinggung tempat wisata yang ada di Situbondo. “Kami membidik kawasan Merak, Baluran. Satu kawasan ini dengan panjang tidak terlalu jauh ada 8 destinasi lokasi wisata yang luar biasa. Kita menuju pulau hanya berjalan di atas pasir putih, ada rumput emas yang belum dikenal masyarakat. Hal seperti ini ke depan akan kami prioritaskan. Saya berpendapat bahwa ketika kita di tempat wisata dan tidak terlalu jauh banyak pilihan wisata tentu Ini menjadi daya tarik tersendiri. Jarak Merak Baluran tidak terlalu jauh dari Ketapang, diharapkan masyarakat yang akan wisata di Bali bisa mampir, tidak terlalu jauh dengan Bali. Wisatawan internasional bisa berkunjung,” terang Bupati. @red.