Komisi IX DPR RI Dukung BKKBN Jatim Laksanakan Penurunan Stunting dan PK 2021
Bangga Kencana ||Surabaya – Kepala Perwakilan (Kaper) Badan Kependudukan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) provinsi Jawa Timur, bapak Drs Sukaryo Teguh Santoso, M.Pd., didampingi Sekretaris BKKBN Jatim, bapak Shodiqin, S.H. M.M., dan pejabat fungsional koordinator bidang Adpin BKKBN Jatim, ibu Dra. Sofia Hanik, M.M., menerima kunjungan kerja (kunker) anggota Komisi IX DPR RI Dapil Jawa Timur, ibu Dra Lucy Kurniasari. Senin (29/3/2021) di kantor BKKBN Jatim, sekira pukul 17.00 wib.
Dalam pertemuan tersebut, membahas persiapan untuk kegiatan kemitraan di 88 titik yang akan dikerjakan di tahun 2021 di Jawa Timur, dan Pendataan Keluarga (PK) 2021, serta mempercepat penurunan stunting.
“Sinergitas antara BKKBN Jatim dengan komisi IX DPR RI melalui sosialisasi program pembangunan keluarga Bangga Kencana untuk mewujudkan keluarga kecil yang sejahtera di Jawa Timur,” ujar bu Lucy.
Dikesempatan itu bu Lucy mendukung penuh program yang dicanangkan Presiden RI, bapak Joko Widodo dalam mempercepat penurunan stunting dan pelaksanaan PK 2021.
“Kita dukung semua program BKKBN, antara lain penurunan stunting dan pelaksanaan PK 2021 yang diadakan mulai tanggal 1 April 2021,” pungkas ibu Lucy.
Pak Teguh Kaper BKKBN Jatim mengucapkan terimakasih kepada anggota DPR RI yang mendukung program Bangga Kencana dan percepatan penurunan stunting dan pelaksanaan PK 2021.
“Bapak Presiden RI beberapa waktu yang lalu telah menunjuk BKKBN sebagai badan yang bertanggung jawab dan mengetuai pelaksanaan percepatan penurunan angka stunting di Indonesia. Dan beliau menegaskan agar pada tahun 2014, Balita stunting di Indonesia tidak lebih dari 14 %. Artinya bahwa selama selama 3,5 tahun kedepan kita harus mampu menurunkan 13,7 % (atau rata-rata 4 % per tahun). Untuk mencapai kondisi tersebut tentunya dibutuhkan kerja keras dan kerjasama dengan semua pihak, salah satunya dengan mitra kerja Komisi IX DPR RI,” ujar pak Teguh.
Terkait PK 2021 yang akan digelar, pak Teguh menerangkan bahwa PK sangat penting. “Tujuan PK salah satunya untuk mengidentifikasi keluarga beresiko stunting. Tahun 2019, prevalensi stunting di Indonesia sebesar 27,7 %, (merupakan urutan ke-4 Dunia). Jumlah ini masih jauh dari standar WHO yang seharusnya di bawah 20%. Dan untuk memperlancar pelaksanaan PK, setiap keluarga diharapkan dapat memberi informasi yang sejelas-jelasnya kepada petugas agar data keluarga yang diperoleh valid dan akurat,” pungkas pak Teguh. @red.