Nasional

BKKBN Jatim Dorong Laksananya Penurunan Stunting Dalam Kegiatan Internalisasi Pengasuhan Balita di Sumenep

BKKBN Jatim melaksanakan kegiatan Internalisasi Pengasuhan Balita dalam rangka Penurunan Stunting kepada Masyarakat di Kabupaten Sumenep, pada tanggal 13 Oktober 2023.

Drackzi.com//SUMENEP- Dalam rangka terus mendorong terlaksananya penurunan stunting di Jawa Timur, Perwakilan BKKBN Jatim melaksanakan kegiatan Internalisasi Pengasuhan Balita dalam rangka Penurunan Stunting kepada Masyarakat di Kabupaten Sumenep, pada tanggal 13 Oktober 2023.bkkbn-jatim-dorong-laksananya-penurunan-stunting-dalam-kegiatan-internalisasi-pengasuhan-balita-di-sumenep

Kegiatan yang dilaksanakan di Aula Al-Ikhlas Kemenag Sumenep ini dihadiri dan dibuka secara resmi oleh Ketua TP-PKK Kabupaten Sumenep, Hj. Nia Kurnia Fauzi. Turut mendampingi Plt. Kepala Dinas Kesehatan dan PPKB Kabupaten Sumenep, Agustiyono Sulasno, M.H., Kepala Pengadilan Agama Kabupaten Sumenep, Drs. H. Palatua, S.H, M.H.I. Hadir pula Kepala Perwakilan BKKBN Jawa Timur, Dra. Maria Ernawati, M.M., yang dalam hal ini diwakili oleh Harijono, S.E, M.M., selaku Ketua Tim Kerja Pemberdayaan Ekonomi Keluarga (PEK).

Sedangkan peserta kegiatan Internalisasi Pengasuhan Balita di Sumenep ini terdiri dari Keluarga Baduta, Keluarga Balita, Kader BKB, PKK, Penyuluh KB, CoE Poktan Pembangunan Keluarga dan Insan GenRe, sejumlah 250 orang.

Dalam Peraturan Presiden Nomor 72 Tahun 2021 tentang Percepatan Penurunan Stunting menyatakan bahwa tujuan Strategi Nasional Percepatan Penurunan Stunting yang tertuangdalam perpres tersebut terdiri dari: (1) menurunkan prevalensi stunting (2) meningkatkan kualitas penyiapan kehidupan berkeluarga, (3) menjamin pemenuhan asupan gizi, (4) memperbaiki pola asuh, (5) meningkatkan kualitas akses mutu pelayanan kesehatan, dan (6) meningkatkan akses air minun dan sanitasi.

Kerdil (Stunting) pada anak mencerminkan kondisi gagal tumbuh pada anak balita (bawah 5 Tahun) akibat dari kekurangan gizi kronis, sehingga anak menjadi terlalu pendek untuk usianya. Kekurangan gizi kronis terjadi sejak bayi dalam kandungan hingga usia dua tahun. Dengan demikian periode 1000 hari pertama kehidupan seyogyanya mendapat perhatian khusus karena menjadi penentu tingkat pertumbuhan fisik, kecerdasan, dan produktivitas seseorang di masa depan.

Berdasarkan hasil Joint Child Malnutrition Estimates (JME) antara  UNICEF, WHO, dan World Bank Group pada April tahun 2021, sebanyak 149,2 juta anak balita di dunia mengalami stunting pada tahun 2020.bkkbn-jatim-dorong-laksananya-penurunan-stunting-dalam-kegiatan-internalisasi-pengasuhan-balita-di-sumenep

Stunting disebabkan oleh faktor multidimensi dan tidak hanya disebabkan oleh faktor gizi buruk yang dialami oleh ibu hamil maupun anak balita, dan intervensi yang paling menentukan untuk dapat mengurangi prevalensi stunting perlu dilakukan pada 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK).

Plt. Kepala Dinas Kesehatan dan PPKB Kabupaten Sumenep, Agustiyono Sulasno, M.H, dalam sambutannya menyampaikan harapan atas terselenggaranya kegiatan Internalisasi Pengasuhan Balita di Kabupaten Sumenep.

“Semoga dengan adanya kegiatan Internalisasi Pengasuhan Balita Dalam Rangka Penurunan Stunting Kepada Masyarakat ini dapat memberikan Informasi dan Edukasi (KIE) dengan penerapan praktek sederhana tentang Pengasuhan 1000 HPK, menjadi kegiatan untuk dalam menanamkan pentingnya nilai-nilai pengasuhan 1000 HPK melalui kegiatan internalisasi kepada ibu hamil, keluarga yang mempunyai baduta dan keluarga yang memiliki balita,” ungkap Agustiyono.

Harijono, selaku Ketua Tim Kerja PEK, menyampaikan pesan Ibu Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Jawa Timur, Dra. Maria Ernawati, MM.

“Sasaran proyek prioritas nasional (PRO PN) promosi dan KIE pengasuhan 1000HPK tahun ini mencakup 38 Kabupaten/Kota dengan sasaran keluarga ibu hamil, keluarga yang memiliki baduta, dan keluarga yang memiliki balita. Kami berharap, dengan terlaksananya Sosialisasi Internalisasi pengasuhan balita dalam rangka penurunan stunting kepada masyarakat dapat mengedukasi para orangtua dengan baik tentang pentingnya pengasuhan yang tepat pada masa 1000 HPK, kelak dapat mewujudkan anak-anak Indonesia yang SEHAT, CERDAS, dan MAMPU BERSAING dengan masyarakat global,” kata Harijono.

Setelah acara pembukaan, kegiatan dilanjutkan dengan sesi foto bersama dan tiba pada acara inti asalah Talkshow bersama dengan Narasumber yang luar biasa dan dipandu oleh Satgas Stunting Kabupaten Sumenep.

Narasuber pertama merupakan Ketua TP-PKK Kabupaten Pamekasan, Hj. Nia Kurnia Fauzi. Menurut Mbak Nia sapaan akrabnya, Stunting bukan masalah sektor Kesehatan namun juga terkait akses pangan, layanan Kesehatan, akses air dan sanitasi serta pola pengasuhan.bkkbn-jatim-dorong-laksananya-penurunan-stunting-dalam-kegiatan-internalisasi-pengasuhan-balita-di-sumenep

“Dalam penangan stunting kabupaten Sumenep telah membentuk Tim Pendamping Keluarga (TPK) sebanyak 866 Tim yang ada di desa desa seluruh kecamatan di Kabupaten Sumenep. Yang terdiri dari Bidan Desa, Kader KB dan Kader PKK. Ketiga unsur tersebut sangatlah penting dalam membantu penganan penurunan stunting baik dalam pendampingan Ibu Hamil, pendampingan pasca melahirkan, Baduta dan pendampingan Pra Nikah untuk Calon Pengantin,” ungkap Mbak Nia.

Narasumber kedua bekerja sama dengan RSUD. Moh. Anwar Sumenep, yang dihadiri oleh dr. Sylvia Wijaya, Sp.A, M.Ked Klin. Narasumber kedua menyampaikan wawasan tentang Optimalisasi Tumbuh Kembang di Masa 1000 HPK.

Menurut dr. Sylvia, pemenuhan gizi bagi ibu hamil akan berdampak janin mendapat nutrisi yang cukup. Namun sebaliknya, apabila ibu hamil mengalami sakit, maka fisik janin akan terpengaruh.

Dan narasumber ketiga adalah Lilik Fadlilatin Azizah, M.Psi., Psikolog, yang memberikan pemahaman tentang bagaimana orangtua dapat menstimulasi Kemampuan Menolong Diri Sendiri dan Tingkah Laku Sosial yang perlu ditanamkan pada anak sejak usia dini.

Menurut Lilik, tahapan mendidik anak dapat dimulai dengan menyayangi anak dengan kasih sayang yang tidak berbatas, menanamkan nilai disiplin dan tanggung jawab, hingga memberi kepercayaan dengan memberi kebebasan dalam membuat keputusan mereka sendiri. Setelah semua narasumber memaparkan materi, moderator memandu sesi tanya jawab dengan peserta. @Red

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button