BKKBN Jatim Laksanakan Internalisasi Pengasuhan Balita Dalam Penurunan Stunting di Kabupaten Blitar
BKKBN Jawa Timur melaksanakan kegiatan Internalisasi Pengasuhan Balita dalam rangka Penurunan Stunting kepada Masyarakat bertempat di Kampung Coklat Kabupaten Blitar
Drackzi.com//BLITAR – BKKBN Jawa Timur melaksanakan kegiatan Internalisasi Pengasuhan Balita dalam rangka Penurunan Stunting kepada Masyarakat bertempat di Balai Coklat Kampung Coklat Kabupaten Blitar pada tanggal 13 Oktober 2023.
Kegiatan kali ini dihadiri Kepala Perwakilan BKKBN Jawa Timur, Dra. Maria Ernawati, M.M., yang dalam hal ini diwakili oleh Bapak Yuni Dwi Tjadikijanto, SE, selaku Pembina Program Bidang Keluarga Sejahtera Pemberdayaan Keluarga (KS-PK). Dihadiri pula oleh Bupati Blitar yang dalam hal ini diwakili oleh Asisten Pemerintah dan Kesejahteraan Rakyat, Drs. Eka Purwanta, MM.
Selain itu hadir juga Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kabupaten Blitar, Drs. Mikhael Hankam Indoro, M.Si serta Sekretaris TP-PKK Kabupaten Blitar, Ibu Nurul El Yatimah. Sedangkan peserta kegiatan terdiri dari Keluarga Baduta, Keluarga Balita, Kader BKB, PKK, Penyuluh KB, CoE Poktan Pembangunan Keluarga dan Insan GenRe dari Kabupaten dan Kota Blitar sejumlah 313 orang.
Harapan Pak Eka dari kegiatan ini agar menjadi komponen dokumen perencanaan anggaran daerah hingga desa oleh karena itu dibutuhkan peningkatan kemampuan pengelola pelaksana lapangan di 7200 Rukun Tetangga (RT) untuk mengelola dan menangani stunting secara maksimal di Blitar.
“Dikarenakan pola asuh keluarga tentang pengasuhan baduta di masa 1000 HPK sangat penting, maka penanganan stunting harus berkolaborasi dengan semua elemen untuk itu semua lapisan masyarakat harus mendukung, bersinergi serta meningkatkan komunikasi dan Dinas P3APPKB menjadi nahkoda di tingkat daerah”, tegas Pak Eka.
Kerdil (Stunting) pada anak mencerminkan kondisi gagal tumbuh pada anak balita (bawah 5 Tahun) akibat dari kekurangan gizi kronis, sehingga anak menjadi terlalu pendek untuk usianya. Kekurangan gizi kronis terjadi sejak bayi dalam kandungan hingga usia dua tahun. Dengan demikian periode 1000 hari pertama kehidupan seyogyanya mendapat perhatian khusus karena menjadi penentu tingkat pertumbuhan fisik, kecerdasan, dan produktivitas seseorang di masa depan.
Bapak Yuni selaku Binpro KSPK, menyampaikan pesan Ibu Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Jawa Timur, Dra. Maria Ernawati, MM. “Sasaran proyek prioritas nasional (PRO PN) Promosi dan KIE pengasuhan 1000 HPK dalam rangka Penurunan stunting tahun ini mencakup 38 Kabupaten/Kota dengan jumlah sasaran 1.474.500 keluarga ibu hamil, keluarga yang memiliki baduta, dan keluarga yang memiliki balita.
Melalui internalisasi pengasuhan 1000 HPK kepada keluarga sasaran yang dilaksanakan secara masif, kami berharap para orangtua semakin tahu dan memahami dengan baik tentang pentingnya pengasuhan yang tepat pada masa 1000 HPK, yang outputnya kelak dapat mewujudkan anak-anak Indonesia yang SEHAT, CERDAS, dan MAMPU BERSAING dengan masyarakat global,” kata Bapak Yuni.
Acara pembukaan juga di isi oleh kegiatan penyerahan bantuan secara simbolis kepada 10 (sepuluh) keluarga beresiko stunting di kabupaten Blitar. Setelah itu kegiatan lanjutkan dengan Talkshow dari beberapa Narasumber. Narasumber pertama merupakan Sekretaris TP-PKK Kabupaten Blitar.
Beliau menyampaikan terkait peran PKK dalam penanggulangan stunting melalui berbagai kegiatan baik itu di POKJA I hingga POKJA IV. Menurut Bu Nur, permasalahan stunting akan dapat dikendalikan terlebih saat ini PKK juga ikut dilibatkan dalam Tim Pendamping Keluarga dalam rangka Percepatan Penurunan Stunting.
Kegiatan ini juga bekerjasama dengan RSUD Srengat Blitar, yaitu dr. Sri Sumei, Sp.A yang menyampaikan wawasan tentang Optimalisasi Tumbuh Kembang di Masa 1000 HPK, serta Uswatun Fitroh, M.Psi, Psikolog yang memberikan pemahaman tentang bagaimana orangtua dapat menstimulasi Kemampuan Menolong Diri Sendiri dan Tingkah Laku Sosial yang perlu ditanamkan pada anak sejak usia dini.@Red.