Nasional

Turunkan Stunting, BKKBN Jatim Gelar Workshop dan Diseminasi Studi Kasus Pembelajaran Baik Stunting di Provinsi 2022

Bangga Kencana II Surabaya – Perwakilan BKKBN Jatim menggelar Workshop dan Diseminasi Studi Kasus Pembelajaran Baik Stunting di Provinsi Tahun 2022, Jumat (16/12/2022) di Hotel Aria Surabaya.turunkan-stunting-bkkbn-jatim-gelar-workshop-dan-diseminasi-studi-kasus-pembelajaran-baik-stunting-di-provinsi-2022

Acara yang dibuka Kepala Perwakilan (Kaper) BKKBN Jatim, Dra. Maria Ernawati, M.M., dihadiri oleh Prof. Dr. Sri Sumarmi, S.KM., M.Si Dewan Penasehat Kedaireka Provinsi Jawa Timur, Dr. Siti Rahayu Nadhiroh, S.KM.,M.Kes Koor PIC Provinsi Jawa Timur, Dr. Lutfi Agus Salim, S.KM., M.Si., Ketua KK Indonesia Provinsi Jawa Timur, Dr. Mukodi, M.Si., Dr. Ni Njoman Juliasih, dr. M.Kes beserta Tim Penyaji dari Universitas Ciputra Surabaya,

Maria Ernawati dalam sambutannya mengatakan, pertumbuhan penduduk saat ini semakin meningkat, hal itu menjadi isu yang popular dan mencemaskan bagi negara-negara di dunia. Di Indonesia hal ini menjadi masalah besar jika dibandingkan dengan negara lain, pertumbuhan penduduk akan mempengaruhi berbagai aspek kehidupan baik ekonomi maupun social, terutama peningkatan mutu kehidupan atau kualitas penduduk.

“Penduduk adalah modal dasar pembangunan. Jika penduduk berkualitas akan menjadi modal pembangunan, namun jika penduduk tidak berkualitas (pendidikan rendah, sakit-sakitan, miskin, dll) maka akan menjadi beban pembangunan,” terangnya.

turunkan-stunting-bkkbn-jatim-gelar-workshop-dan-diseminasi-studi-kasus-pembelajaran-baik-stunting-di-provinsi-2022Bervariasinya kondisi daerah/ wilayah dan beragamnya situasi kependudukan memungkinkan permasalahan penduduk dan isu – isu kependudukan. Salah satu tantangan yang dihadapi Indonesia saat ini adalah Stunting. Kondisi stunting di Indonesia akan menjadi ancaman yang serius apabila tidak ditangani secara cepat dan tepat, karena kondisi anak stunting akan menjadi beban bagi negara.

“Berdasarkan data SSGI tahun 2021 angka stunting Nasional sebesar 24,4 % sementara di Jawa Timur sebesar 23,5 %, meskipun Jawa Timur sudah dibawah angka Nasional namun target yang diberikan oleh Bapak Presiden 14 % di Tahun 2024, sehingga masih diperlukan upaya yang besar untuk mencapai target jika melihat waktunya hanya kurang 2 Tahun,” terangnya.

Ernawati menegaskan BKKBN tidak bisa bekerja sendiri tanpa adanya bantuan dukungan dari berbagai mitra, dan seluruh komponen masyarakat dalam menangani stunting, karena penanganan stunting tidak bisa dilakukan oleh satu Lembaga saja namun secara konvergensi bersama-sama.

Ernawati juga menerangkan, ada beberapa upaya dan strategi telah dilakukan oleh BKKBN dalam menangani stunting, antara lain membentuk TPPS mulai Propinsi sampai desa, membentuk TPK, membuat aplikasi elsimil, membentuk Dahsat, melakukan audit kasus stunting dan menggandeng mitra TNI sebagai bapak Asuh atasi Stunting (BAAS), melalui Sekolah-sekolah dengan pemberian tablet tambah darah serta dengan Insan Perguruan Tinggi melalui pendampingan sasaran stunting melalui program KKN Tematik maupun MBKM.

“Salah satu kegiatan yang tidak kalah penting dari kerjasama antara BKKBN Jatim dan Insan Perguruan Tinggi adalah membuat policy brief yang komprehensif mengenai isu terbaru yakni tentang Stunting yang dapat dimanfaatkan oleh pembuat kebijakan untuk menyelesaikan masalah-masalah kependudukan khususnya masalah stunting di Jawa Timur,” terangnya.turunkan-stunting-bkkbn-jatim-gelar-workshop-dan-diseminasi-studi-kasus-pembelajaran-baik-stunting-di-provinsi-2022

“BKKBN bersama mitra Perguruan Tinggi dengan mengambil lokus Kab. Pamekasan, Kab. Malang, Kab. Pacitan dan Kab. Mojokerto menyusun policy brief dengan tema Intervensi Penurunan Stunting dari sisi Medis dan Kesehatan Masyarakat,” ujarnya.

Di akhir sambutan, Ernawati menerangkan pemanfaatan hasil policy brief dapat dijadikan dasar untuk advokasi kepada para pengambil kebijakan, sehingga mempunyai sikap yang positif dan memanfaatkan hasil analisis dalam menentukan kebijakan.

“Harapan kami, pertemuan ini dapat menjadi sarana penyampaian informasi terbaru mengenai hasil kajian yang telah dilakukan,” ujar Ernawati. @red.

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button