Nasional

Giat BKKBN Jatim dalam Rangka Penurunan Stunting di Kab Probolinggo

Bangga Kencana || Probolinggo – BKKBN Jatim menggelar kegiatan Sosialisasi Promosi KIE 1000 HPK Melalui Internalisasi Pengasuhan Balita dalam rangka Penurunan Stunting kepada Masyarakat di Kabupaten Probolinggo dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 13 Oktober 2022 bertempat di ruang pertemuan Lila catering Kabupaten Probolinggo.

giat-bkkbn-jatim-dalam-rangka-penurunan-stuntingHadir dalam kegiatan ini adalah Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Jawa Timur Dra. Maria Ernawati, M.M., yang diwakili oleh Nur Hotimah, S.Sos, M.PSDM selaku Sub Koordinator Balita, Anak dan Lansia, dr. Anang B. Yoelijanto selaku Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan Perlindungan Anak, Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana Kabupaten Probolinggo.

Mengawali sambutan sekaligus membuka kegiatan, dr. Anang B. Yoelijanto selaku Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan Perlindungan Anak, Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana Kabupaten Probolinggo menjelaskan, Pernikahan anak harus menjadi focus perhatian kita bersama. Pernikahan yang tidak direncanakan termasuk pernikahan anak yang tentu saja pernikahan yang tanpa kesiapan baik secara fisik dan psikologis cenderung berakhir dengan perceraian.

Hal ini dikarenakan mereka tidak memiliki kesiapan terutama secara psikologis. Pernikahan ini cenderung diwarnai dengan pertengkaran karena tidak adanya kestabilan emosi yang di picu oleh ketidaksiapan psikologis yang berujung pada perceraian.

“Ketidaksiapan secara psikologis pasangan suami istri ini terutama pada perempuan, terlebih dalam kondisi ibu hamil tentu akan mempengaruhi tumbuh kembang janin dikarenakan kondisi yang dialami ibunya,” ujarnya.

giat-bkkbn-jatim-dalam-rangka-penurunan-stuntingBegitu juga dengan keluarga baduta dan keluarga balita, orang tua anak baduta atau balita yang tidak memiliki kesiapan psikologi mengakibatkan gangguan psikologis tentu akan sangat mengganggu proses tumbuh kembang anak yang seharusnya pada usia baduta dan balita sangat bergantung pada orang tuanya dan membutuhkan pengasuhan yang baik dari kedua orang tuanya.

Tentu hal ini sangat tidak kita harapkan. Jadi hal ini semoga dapat menjadi  focus perhatian kita bersama.

Di kesempatan yang sama, Nur Hotimah, S.Sos, M.PSDM selaku Sub Koordinator Balita, Anak dan Lansia mengungkapkan, ada 3 hal penting dalam upaya penurunan stunting. Yang pertama, keberadaan data yang valid terkait jumlah keluarga yang beresiko stunting. Data menjadi hal yang penting karena lewat data yang tepat dan akurat akan menjadikan kegiatan intervensi program tepat sasaran.

Yang kedua, dalam proses percepatan penurunan stunting yang terpenting baik TPK, kader maupun penyuluh KB harus memahami tugas pokok dan fungsi masing-masing sehingga dapat berjalan beriringan saling melengkapi.

Tim Pendamping Keluarga dalam pendampingan tidak hanya mendampingi terkait KIE 1000 HPK saja tetapi juga mendampingi keluarga di desa yang mungkin dalam kondisi keluarga yang tidak mampu.

Dan yang ketiga, baik penyuluh KB, kader maupun TPK diharapkan untuk gencar dalam penyebarluasan informasi 6 (enam) cara cegah stunting;1. minum tablet tambah darah bagi ibu hamil, 2 konsumsi makanan bergizi.

giat-bkkbn-jatim-dalam-rangka-penurunan-stunting3.menjaga kebersihan dengan cuci tangan dan sanitasi, 4 ASI Ekslusif 6 bulan dan ASI-MPASI hingga 2 tahun, 5.  imunisasi lengkap, vitamin dan obat cacing dan terakhir 3 (tiga) kunci stunting yaitu paham arti stunting, paham akibat stunting dan paham cegah stunting diharapkan lebih gencar dan massive diberbagai lapisan masyarakat. @red (nur)

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button