Nasional

Dukung Percepatan Penurunan Stunting di Bangkalan, Kaper BKKBN Jatim Hadiri Apel Siaga TPK Bergerak

Bangga Kencana || Bangkalan – Kaper BKKBN Jatim, Dra. Maria Ernawati, M.M., menghadiri Apel Siaga TPK Bergerak yang bertempat di Pendopo Kabupaten Bangkalan. Selain itu, kegiatan dihadiri oleh Bupati dan Wakil Bupati Bangkalan, Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Bangkalan serta Kepala OPD-KB Kabupaten Bangkalan.

Kaper BKKBN Jatim

Bupati Bangkalan, R. Abdul Latif Amin Imron dalam sambutannya mendukung Percepatan Penurunan Stunting (PPS) di Kabupaten Bangkalan.

“Kami menerbitkan Perda tentang Tim PPS tingkat Kabupaten Bangkalan sehingga prevalensi stunting yang saat ini masih 38.8%, nantinya bisa turun menjadi 14% di tahun 2024,” ujarnya.

Ia juga memerintahkan jajarannya untuk turut menyukseskan PPS demi mewujudkan Bangkalan Sejahtera. “TPK dan seluruh elemen masyarakat dapat melakukan penelusuran balita atau bayi beresiko stunting.

Kaper BKKBN Jatim

Lalu, para camat bisa memfasilitasi desa atau kelurahan. Pastikan dana bisa teralokasikan dengan benar sehingga bisa mensukseskan PPS,” jelasnya.

Sementara itu, dalam sambutannya, Ibu Erna (sapaan akrab Kaper) menjelaskan bahwa dalam rangka Percepatan Penurunan Stunting, BKKBN Jatim akan membuat klasterisasi atau permodelan dalam pencapaian target sehingga harapannya Jatim bisa mencapai angka prevalensi stunting menjadi 14%  pada tahun 2024.

Lebih lanjut, Ibu Erna mengapresiasi kebijakan Bupati Bangkalan melalui Perda Tim PPS di kabupaten Bangkalan.

Kaper BKKBN Jatim

“Perda TPPS Bangkalan sudah terbentuk mulai kabupaten hingga desa. Ini menjadi dasar bapak ibu sekalian utk berkegiatan dan penganggaran. Kami bangga dan optimis Bangkalan bisa menurunkan target prevalensi stunting di tahun 2024,” pungkasnya.

Kepala BKKBN, Dr (HC) dr Hasto Wardoyo Sp. OG (K), dalam apel siaga TPK Bergerak mengatakan 600 ribu personil yang tergabung dalam 200 ribu Tim Pendamping Keluarga (TPK) bertugas melakukan penyuluhan, memfasilitasi pelayanan rujukan dan memfasilitasi pemberian bantuan sosial serta melakukan surveilans kepada sasaran keluarga berisiko stunting.

Kaper BKKBN Jatim

“Jumlah keluarga berisiko stunting  ini harus ditekan menjadi 14% di tahun 2024 dan keluarga berisiko stunting di Indonesia yang berdasarkan pendataan keluarga 2021 (PK 21), jumlahnya mencapai 21,9 juta keluarga, seminimal mungkin. Mari kita bekerja secara optimal,” kata Hasto dalam Apel Siaga TPK Bergerak di alun-alun Kabupaten Subang, Provinsi Jawa Barat, Kamis (12/05/2022).

Apel siaga ini juga diikuti oleh kelompok TPK secara Daring di 514 Kabupaten/Kota.

Berdasarkan data Survei Status Gizi Balita Indonesia (SSGBI) tahun 2021, prevalensi stunting saat ini masih berada pada angka 24,4 persen. Dokter hasto menyebut angka ini masih lebih tinggi dari standar WHO sebesar 20 persen dan jauh dari target tahun 2024 yakni sebesar 14 persen.

Dalam kegiatan ini, juga dilaksanakan beberapa kegiatan strategis. Diantaranya, launching bantuan pulsa dan data formulir keluarga beresiko stunting kepada perwakilan TPK, penandatanganan komitmen bersama pencegahan stunting di Kabupaten Bangkalan, serta pemberian hadiah kepada calon pengantin yang telah melaksanakan tahapan pernikahan melalui aplikasi elsimil. @red

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button