Nasional

Uji Coba Aplikasi Skrining dan Pendampingan Pencegahan Stunting bagi Calon Pengantin Digelar BKKBN Pusat di Sempu, Banyuwangi

Bangga Kencana || Banyuwangi – Dalam rangka mewujudkan percepatan penurunan Stunting, Perwakilan Badan Kependudukan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Pusat menggelar Uji Coba Aplikasi Skrining dan Pendampingan Pencegahan Stunting bagi Calon Pengantin, Sabtu (14/8/2021).

Kegiatan yang digelar di Kecamatan Sempu, Banyuwangi, Jawa Timur, dilakukan secara tatap muka dengan metode ceramah, praktik penggunaan aplikasi dan simulasi pendampingan, dan diskusi/tanya jawab, dihadiri oleh oleh dr. Viktor Pelambong (Direktur Hanrem BKKBN), dr. Riyo K. Utomo, J.B, M.H.Kes (Konsultan Kedeputian KSPK BKKBN), Heny Setyorini. A.P, M.Si. (Kepala Dinas Sosial PP dan KB Kab. Banyuwangi, Drs. Sukaryo Teguh Santoso, M.Pd. (Kepala Perwakilan BKKBN Jatim) yang diwakili oleh Dra. Suhartuti, M.M. (Koordinator Bidang KSPK Perwakilan BKKBN Jatim)., Drs. Ahmad Kholid Askandar (Camat Sempu Kab Banyuwangi), dan para peserta ujicoba.

Kesempatan itu, dr. Viktor Pelambong menerangkan bahwa latar belakang diadakan ujicoba berdasarkan dari beberapa kajian bahwa salah satu faktor yang berpengaruh pada kejadian stunting adalah kondisi ibu saat hamil dan melahirkan.

“Usia ibu saat hamil dan melahirkan berpengaruh pada kejadian stunting, makin muda usia ibu saat hamil dan melahirkan, makin besar kemungkinannya untuk melahirkan anak yang stunting,” terangnya.

Ibu anemia dan indeks massa tubuh rendah juga dapat mengakibatkan hambatan pertumbuhan dan perkembangan pada bayi. Dalam beberapa penelitian, perilaku merokok dan keterpaparan terhadap asap rokok juga memiliki dampak pada gangguan kehamilan dan janin yang mengakibatkan bayi lahir stunting.

“Oleh karena itu, salah satu upaya yang dilakukan dalam rangka percepatan penurunan stunting adalah memastikan setiap calon pengantin berada dalam kondisi ideal untuk menikah dan hamil. Upaya tersebut dilakukan dengan melakukan skrining yang ditindaklanjuti dengan pendampingan kesiapan menikah dan hamil kepada calon pengantin,” ujar Vicktor.

Viktor juga menerangkan saat ini BKKBN sedang membangun aplikasi yang berfungsi sebagai alat skrining untuk mendeteksi faktor risiko pada calon pengantin, menghubungkan calon pengantin dengan petugas pendamping, media edukasi tentang kesiapan menikah dan hamil terutama yang terkait faktor risiko stunting, dan alat pantau kepatuhan calon pengantin dalam melakukan treatment peningkatan stratus gizi untuk mempersiapkan kehamilan yang sehat.

Menurut Viktor, ada 4 tujuan diadakan kegiatan “Ujicoba Aplikasi Skrining dan Pendampingan Pencegahan Stunting bagi Calon Pengantin.”

1. Kemudahan pengguna dalam mengakses aplikasi.

2. Kemudahan pengguna dalam mengoperasionalkan aplikasi sebagai alat skrining untuk mendeteksi faktor risiko pada calon pengantin, menghubungkan calon pengantin dengan petugas pendamping, media edukasi kesiapan menikah dan hamil terutama faktor risiko stunting, alat pantau kepatuhan calon pengantin dalam melakukan treatment peningkatan stratus gizi,

3. Alur distribusi suplemen untuk meningkatkan status status gizi calon pengantin dalam mempersiapkan kehamilan yang sehat.

4. Kemudahan koordinasi para pihak yang terlibat dalam mekanisme skrining dan pendampingan serta pemanfaatan output aplikasi sebagai salah satu syarat pendaftaran pernikahan.

“Dari ujicoba hasil yang diharapkan adalah tersedianya informasi/ input untuk penyempurnaan penggunaan aplikasi dari calon pengguna dan para pihak yang terlibat dalam mekanisme skrining, pendampingan, dan pemanfaatan output aplikasi, serta alur distribusi suplemen untuk meningkatkan status status gizi calon pengantin,” urai  Viktor.

Sebelum aplikasi skrining dan pendampingan pencegahan stunting bagi calon pengantin tersebut di-launching dan digunakan, terlebih dahulu dilakukan ujicoba di beberapa daerah. “Selain di Banyuwangi, Jawa Timur, Lokus ujicoba digelar di desa/ kelurahan yang ditunjuk oleh pemerintah daerah kab/ kota (masing-masing 1 desa per kab/kota), di beberapa wilayah Indonesia, yakni di Aceh Kab. Aceh Timur, Sumatera Utara Kota Binjai, Kepulauan Riau Kab. Natuna, Jawa Barat Kab. Sukabumi, Banten Kota Cilegon, DI Yogyakarta Kab. Kulonprogo, Bali Kab. Tabanan, Nusa Tenggara Timur Kota Kupang, Sulawesi Utara Kab. Minahasa Utara, Sulawesi Selatan Kab. Enrekang, dan Maluku Kota Ambon,” pungkas Viktor.

Pada kegiatan hari ini, BKKBN menghadirkan tim ujicoba, yaitu Dr. dr. Brian Sriprahastuti, MPH., (Tenaga Ahli Utama pada Kantor Staf Presiden RI), dr. RM. Riyo Kristian Utomo Joyo Budoyo, MH.Kes., (Konsultan Ahli Program Pembangunan Keluarga pada Kedeputian Bidang KSPK, BKKBN Pusat), dr. Victor Palimbong (Direktur Bina Ketahanan Remaja, BKKBN Pusat), Tim Pengembang Aplikasi, dan Tim Direktorat Bina Ketahanan Remaja, BKKBN Pusat.

Adapun peserta dalam ujicoba ini terdiri dari 2 (dua) pasang calon pengantin (catin) dari desa/kelurahan, 1 (satu) Or Bidan di desa/kelurahan lokus ujicoba sebagai Petugas Pendamping, 1 (satu) Or Kader IMP di desa/kelurahan lokus ujicoba sebagai Petugas Pendamping, 1 (satu) Or Kader PKK di desa/kelurahan lokus ujicoba sebagai Petugas Pendamping, 1 (satu) Or Petugas Puskesmas Kecamatan sebagai pemeriksa kesehatan Calon Pengantin, 1 (satu) Or Petugas KUA/Pencatat Pernikahan, 1 (satu) Or Koordinator PKB di kecamatan,  1 (satu) Or Petugas/staf kecamatan yang menangani pernikahan, 1 (satu) Or Petugas/staf desa/kelurahan yang menangani pernikahan, 1 (satu) Or Koordinator Bidang KSPK Perwakilan BKKBN Provinsi, 1 (satu) Or Subkoordinator Bina Ketahanan Remaja dan 1 (satu) Or Staf Sub Koordinator Remaja Perwakilan BKKBN Provinsi, 2 (dua) Or Pejabat yang menangani Program Pembangunan Keluarga OPD KB. @red.

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button