Pentingnya Pemahaman Pernikahan Dini Untuk Mencegah Peningkatan Stunting

Bangga Kencana, Surabaya – Humas Perwakilan Badan Kependudukan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Jawa Timur, Aulia Dikmah Kiswahono, S.Sos., melakukan wawancara ekslusif di gedung BKKBN Jawa Timur pada, Senin (29/03/2021) sore.
Pada kesempatan itu humas BKKBN menyatakan “BKKBN itu dikenal dengan program Bangga Kencana (Pembangunan Keluarga, Kependudukan dan Keluarga Berencana) nah, didalam pembangunan keluarga, tujuan kita adalah membentuk suatu keluarga yang berkualitas.”
Ibu Aulia juga menyatakan bahwa BKKBN memiliki TRIBINA (Bina Keluarga Lansia, Bina Keluarga Balita, Bina Keluarga Remaja) dan memiliki upaya peningkatan ekonomi peserta KB.
“Selain itu, bukan hanya para keluarga-keluarga saja yang kita bina tetapi juga para remaja. Kita juga memiliki program generasi remaja (GenRe) yang bertujuan untuk mendampingi dan membimbing para remaja merencanakan kehidupan berkeluarganya.” ujar bu Aulia panggilan akrab humas perwakilan BKKBN Jawa Timur.
Bu Aulia juga menyatakan bahwa BKKBN menyangkut semuanya dengan kompleks “Jadi kita menyasar dari hulu ke hilir dari yang belum lahir, dari janin yang ada dikandungan sampai ke lansia,” jelasnya.
Pada kesempatan tersebut beliau juga menyatakan BKKBN tidak menganjurkan pernikahan dini. “Pernikahan dini itu memiliki dampak yang sangat banyak. Pertama bagi remaja perempuan adalah kesehatan reproduksinya belum matang dan belum siap dibuahi, kedua dari segi pendidikan dan spikologi, biasanya remaja itu masih labil,” tambahnya.
Seperti yang disampaikan oleh bu Aulia, pernikahan dini sering terjadi stunting, “Saat ini salah satu penyebab stunting adalah pernikahan dini, karena si ibu yang masih remaja ini dia tidak memperhatikan. Bisa saja awal mulanya terjadi saat pada kandungan. Seperti gizi dan kesehatannya tidak diperhatikan, itu tadi bisa menyebabkan stunting,” terang beliau.
Pencegahan stunting pada anak dengan cara memperbaiki pola makan dan mencukupi kebutuhan gizi selama masa kehamilan. Memperbanyak konsumsi makanan yang mengandung zat besi dan asam folat (folic acid) untuk mencegah cacat tabung saraf.
“Memastikan anak mendapat asupan gizi yang baik khususnya pada masa kehamilan hingga HPK (Hari Pertama Kelahiran),” pungkas bu Aulia.
penulis : Veranika Putri.
Siswi SMKN 1 Cerme. Kelas XI, multimedia 2/31