Keluarga Jawa Timur

Pemkab Bondowoso akan Data 283.669 KK di PK 2021

Bangga Kencana || Bondowoso – Pendataan Keluarga 2021 merupakan kegiatan prioritas BKKBN yang dilaksanakan 5 tahun sekali, dalam upaya menyediakan data dan informasi keluarga by name by address. Data dan informasi keluarga ini penting dan strategis, karena tidak hanya sebagai alat untuk mengukur indikator kinerja utama program Bangga Kencana, tetapi juga untuk menyediakan data untuk kepentingan operasional penggerakan program Bangga Kencana di lapangan.

Pada PK21 ini Kabupaten Bondowoso akan mendata sebanyak 283.669 Kepala Keluarga (KK). Dalam pengelolaannya, kegiatan PK21 di Bondowoso ini melibatkan 23 Manager Pengelola dan 23 Manager Data tingkat Kecamatan, 219 Supervisor tingkat Desa/Kelurahan serta 1.859 kader pendata. Menjelang pelaksanaannya, bersama-sama dengan 85.420 kader pendata seluruh Jawa Timur, Kader Pendata Kabupaten Bondowoso mengikuti kegiatan orientasi di 47 titik yang telah terjadwal mulai dari 05 – 29 Maret 2021.

Hari Kamis dan Jumat, tanggal 25-26 Maret 2021, tim monitoring berkesempatan untuk mengikuti kegiatan orientasi kader pendata di Kecamatan Cermee dan Kecamatan Tenggarang. Sebelum turun ke orientasi kader, tim monitoring yang terdiri dari Kepala UPT Balai Diklat KKB Jember, Bapak Ronald Stefen Rigo dan Widyaiswara Balai Diklat KKB Jember diterima Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana (DPPKB) Kabupaten Bondowoso Bpk. Dr. Agus Suwardjito, M.Kes., untuk menyampaikan maksud kegiatan monitoring. Dalam kesempatan ini, disampaikan oleh Ka.OPD KB jika kegiatan persiapan untuk mendukung PK21 telah dilaksanakan sesuai dengan petunjuk teknis yang disiapkan. Kendala-kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan persiapan kegiatan PK21 ini, secara berkesinambungan di koordinasikan dengan berbagai pihak, khususnya melalui Bidang Adpin Perwakilan BKKBN Provinsi Jawa Timur.

Kegiatan hari pertama (Jumat, 25 Maret 2021), tim monitoring turun di Kecamatan Cermee. Orientasi kader di kecamatn Cermee ini menyasar 114 kader pendata yang pelaksanaannya terbagi di 3 titik (Desa Suling Wetan 41 kader pendata, Desa Cermee 43 kader pendata dan Desa Bercak 30 kader pendata). Saat turun lapangan, tim monitoring di dampingi oleh Kabid Pengendalian Penduduk, Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana Bpk. Dr. Untung Kuzairi, S.H., M.Kes.

Monitoring pertama dilaksanakan di Desa Cermee, di pertemuan ini hadir pula bapak Suhari Ali Candra S.Sos., sebagai Camat Cermee. Dalam sambutannya beliau memberikan semangat kepada para kader pendata untuk bisa melaksanakan pendataan dan menghasilkan data yang benar, tepat dan sesuai dengan petunjuk teknis yang telah dipersyaratkan. Setelahnya, disampaikan materi terkait oleh tim teaching dari OPD KB Kabupaten Bondowoso. Orientasi kader pendataan di desa Cermee ini PK21 diikuti oleh kader yang akan melaksanakan PK21 dengan menggunakan smartphone, maka dalam orientasi ini pun di uji coba kan penggunaan Aplikasi PK21 kepada para kader melalui smartphone masing-masing kader pendata.

Orientasi kader di Desa Suling Wetan dan Desa Bercak, juga terpantau lancar, meskipun di tengah-tengah kegiatan orientasi terdapat kendala pemadaman listrik, tetapi hal ini tidak menurunkan semangat dan antusias kader pendata yang mengikutinya. Khusus di desa Bercak, orientasi diikuti oleh kader pendata yang nantinya akan mendata menggunakan formulir PK21.

Hari kedua (Jumat, 26 Maret 2021), tim monitoring turun di kegiatan orientasi Kader Pendata kecamatan Tenggarang dengan sasaran sebanyak 92 kader pendata. Pelaksanaan orientasi kader di kecamatan Tenggarang dilaksanakan di 2 (dua) titik yaitu di Desa Bataan dan Desa Tenggarang. Di kedua titik ini, kader pendata akan melaksanakan pendataan menggunakan metode smartphone dan formulir. Hal ini, di adaptasi oleh tim teaching dengan membagi peserta dalam 2 (dua) ruang yang berbeda. Meskipun dilaksanakan pada hari Jumat yang notabene hari pendek, tidak mengurangi antusiasme dari kader pendata untuk mengikutinya. Hal ini tampak, pada mayoritas peserta yang selalu melakukan konfirmasi terkait hal-hal yang masih belum diterima secara jelas oleh mereka, dan dengan telaten tim teaching mencoba untuk menjelaskannya lagi dengan memberikan contoh-contoh sederhana untuk memudahkan peserta dalam memahami materi yang disampaikannya.

Orientasi ini merupakan tahapan yang sangat krusial sebelum pelaksanaan PK 2021, sebab pelaksanaan PK 2021 akan dilakukan oleh kader setempat dibawah pembinaan Penyuluh KB/Petugas Lapangan Keluarga Berencana (PKB/PLKB). Selain melakukan pendataan, kader juga melakukan komunikasi, informasi dan edukasi serta penyuluhan Program Bangga Kencana kepada keluarga di lingkungannya. Setelah mengikuti Orientasi Pendataan Keluarga 2021, kader diharapkan mampu memiliki pemahaman tentang mekanisme dan tata cara pelaksanaan PK 2021.

Ditempat terpisah, Kepala Perwakilan BKKBN Prov. Jawa Timur Drs. Sukaryo Teguh Santoso, M.Pd., mengingatkan betapa pentingnya sosialisasi ini untuk dilaksanakan oleh kader, mengingat mereka adalah garda terdepan dalam mensukseskan PK 2021.

Selain menghasilkan data keluarga by name by address, PK 2021 juga mengidentifikasi keluarga beresiko stunting. Tahun 2019, prevalensi stunting di Indonesia sebesar 27,7 % (merupakan urutan ke-4 Dunia). Jumlah ini masih jauh dari standar WHO yang seharusnya di bawah 20%. @red.

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Check Also
Close
Back to top button