Stunting dan PK 2021 Pembahasan Kaper BKKBN Jatim Dengan Bupati Jember

Bangga Kencana || Kab.Jember – Kepala Perwakilan (Kaper) Badan Kependudukan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Jawa Timur, bapak Drs.Sukaryo Teguh Santoso, M.Pd., didampingi pejabat fungsional koordinator bidang Dalduk BKKBN Jatim, ibu Uni Hidayati, S.T., M.M., melakukan audiensi dengan Bupati Jember, bapak H. Hendy Siswanto, Senin (22/3/2021).
Hadir dalam audiensi, Kepala Dinas P3AK Prov.Jatim, bapak Andriyanto, Bakorwil V Jember, bapak Cahyo, Sekban Bakorwil V Jember, bapak Juheri, Ka.UPT Balai Diklat KKB Jember, bapak Ronald Stefen Rigo, dan Plt.Ka DP3AKB Jember, bapak Handoko.
Kesempatan itu pak Teguh mengucapkan selamat kepada bapak H. Hendy Siswanto yang terpilih menjadi Bupati Jember yang baru dan memperkenalkan Tagline BKKBN yang baru yang mengarah pada program Bangga Kencana, yang utamanya mendukung peningkatan kualitas SDM melalui keluarga, termasuk pengendalian Laju Pertumbuhan Penduduk (LPP) di Jawa Timur 0.6%.
Ada beberapa poin yang disampaikan pak Teguh, pertama adalah meningkatnya kehamilan dan menurunnya angka pemakaian kontrasepsi (CPR) di masa Pandemi covid-19. Sehingga di tahun 2021 harus mengejar ketertinggalan. “LPP Jember 2.05 meski di atas Provinsi tetapi tetap wajib mengendalikannya,” ujar pak Teguh.
Yang kedua adalah masalah Stunting. Di tahun 2021 BKKBN menjadi ketua penanggulangan stunting dengan target 14%, dari 27% Indonesia, Jawa Timur 26.9%, harus disinergikan kolaborasi dengan lintas sektor. “Masalah stunting ini sangat terkait dengan peningkatan kualitas SDM, karena jika terindikasi stunting maka pertumbuhan Balita akan terganggu dan tidak akan mencapai peningkatan pertumbuhan yang maksimal. Stunting ini tidak hanya masalah gizi tetapi juga dengan 4T (Terlalu sering, Terlalu banyak, Terlalu muda, Terlalu tua), sehingga penggunaan alat kontrasepsi menjadi salah satu hal yang berpengaruh dalam usaha penurunan angka stunting. Termasuk Median Umur Pertama,” ujar pak Teguh.
“Angka Stunting di Jember 37% terburuk kedua terbawah se-Jawa Timur. Terkait median umur pertama maka remaja menjadi sasaran yang perlu diintervensi agar mempersiapkan kehamilan serta merencanakan kehidupan ber keluarganya. Data menunjukkan jika median umur pertama di Jember ini adalah di usia 18 tahun,” tambah pak Teguh.
Yang ketiga yang disampaikan pak Teguh adalah Pendataan Keluarga (PK) di Jawa Timur yang melibatkan keluarga sebanyak 12,8jt. ” Indikator yang menjadi cakupan PK adalah kependudukan, KB, pembangunan keluarga dan stunting.
“Dukungan program KB level Kabupaten di tahun 2021 adalah alkon (alat kontrasepsi) per fasilitas kesehatan (faskes), dan pendanaan. BKKBN mengeluarkan Rp 9.7M (kedua terbesar se Jawa Timur) DAK untuk Jember. Mohon dimonitoring, sebab 2020 serapan anggaran hanya di 2%, penggunaannya pun mohon disesuaikan dengan regulasi yang telah ditetapkan,” ujar pak Teguh.
Kepala P3AK, bapak Andriyanto menerangkan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) tertinggi di Jawa Timur berkontribusi ke Stunting dan mempengaruhi penilaian Anugerah Parahita Ekapraya (APE) dan Kabupaten Layak Anak (KLA) kabupaten Jember.
Bakorwil V Jember, bapak Cahyo menerangkan dalam penanganan stunting di Jember, melibatkan Kampus besar Universitas Jember (UNEJ), yang melakukan KKN untuk pendampingan stunting.
Terkait PK 2021, bapak Cahyo meminta agar kualitas pendataan keluarga perlu diperhatikan. “Berita kondusif perlu disampaikan dan di blow up untuk meningkatkan kepercayaan diri masyarakat, dan meningkatkan perekonomian pasar rakyat standar nasional perlu digalakkan,” ujarnya.
Kepala Dinas P3AKB, bapak Handoko melaporkan terkait pendataan keluarga orientasi manager data dan manager pengelola telah dilaksanakan seminggu yang lalu, untuk Minggu ini akan dilaksanakan orientasi SPV, dan menyusul orientasi kader.
Sementara itu, Bupati Jember, bapak H.Hendy Siswanto menerangkan bahwa Stunting, AKI, dan AKB menjadi concern dalam upaya penurunannya.
“Pemberantasan kemiskinan 226 ribu orang dan penurunan tingkat pengangguran menjadi focus dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah. Kemiskinan ini menyebabkan kurangnya asupan makanan yang akan berdampak pada kesehatan masyarakat. Pemenuhan dan distribusi bahan makanan ke pelosok desa masih perlu ditingkatkan dan harus dipenuhi dulu, tetapi selama ini terkendala infrastruktur. Sehingga salah satu hal yang perlu ditingkatkan juga perbaikan struktur jalan untuk mempercepat distribusi ini,” ujar beliau.
“Pendataan Keluarga akan kami dampingi sampai lapangan, karena Kabupaten juga akan melakukan survey kemiskinan untuk memastikan data kemiskinan. Desa harus mengawal pendataan keluarga, sehingga dapat menghasilkan data seakurat mungkin,” terang Bupati.
“MoU dengan rektor untuk menggerakkan 1000 mahasiswa turun di Desa selama 6 bulan dan diusahakan penempatannya berbeda dari tempat tinggal mahasiswa tersebut. Melalui penempatan mahasiswa di desa ini juga, kabupaten akan mulai mendata masyarakat miskin,” lanjut Bupati.
“Dalam pendataan keluarga juga, jika memungkinkan Kabupaten juga dapat melihat kondisi ekonomi dan kesejahteraan keluarga, jika memungkinkan melalui pendataan keluarga ini kami juga butuh dokumentasi rumah tinggal masyarakat yang di data,” terang beliau.
Sebagai upaya untuk mengatasi tingginya angka AKI, AKB dan stunting, Bupati Jember menerangkan bahwa Pemda akan mengaktifkan kembali koperasi untuk distribusi bantuan sosial dan intervensi agar sampai langsung ke sasaran.
“ToR dari pak Andri kami harapkan dapat dibantu susun untuk menyederhanakan kebutuhan micronutrient seperti apa yang dibutuhkan untuk menurunkan stunting, sehingga Pemda dapat mentekniskan intervensi ke masyarakatnya. Penyederhanaan micronutrient ini seperti semisal, kebutuhan zinc bisa dicukupi dengan mengkonsumsi sayur atau makanan seperti apa, dan lainnya. Terkait dengan distribusi hasil bumi Pemda berencana akan membentuk Perusahaan Dinas Pasar Jember untuk meningkatkan kualitas pasar untuk masyarakat. Kolaborasi antar lembaga untuk stunting sangat dibutuhkan di Pemda ini,” urai Bupati.
“BLT untuk stunting membutuhkan protein hewani, di 1000 HPK, ASI Eksklusif menjadi hal yang saat ini perlu diperhatikan dan akan kami prioritaskan,” pungkas Bupati.
Dikesempatan audiensi, Bupati Jember juga menyampaikan hal penting saat bertemu dengan forum anak (dibawah 18 tahun). “Dua hal harus dlakukan untuk menurunkan stunting. Pertama Fortifikasi, penambahan zat besi, zink pada anak-anak (micronutrient),” urai Bupati.
“Kedua, pendampingan ibu hamil. Hal ini menjadi penting, salah satunya untuk mengingatkan minum tablet tambah darah. Ketiga, Violence anak, hal itu terjadi karena tidak terpenuhinya HAK SIPIL anak contoh nya akte lahir,” pungkas Bupati. @red