Hari Ibu 22 Desember, Kaper BKKBN Jatim: Sayangi Ibu, Wujudkan Kualitas Ketahanan Keluarga

Bangga Kencana || Surabaya – Setiap tanggal 22 Desember diperingati sebagai Hari Ibu, dan tahun 2020 adalah peringatan yang ke-92. Peringatan Hari Ibu pada 22 Desember ditetapkan dari hasil Kongres Perempuan Indonesia III di Bandung pada 1938.
Peringatan hari ibu yang selalu kita rayakan tiap tanggal 22 Desember memiliki makna yang lebih luas dan berbeda dengan perayaan Mother’s Day di negara lain. Hari Ibu sesungguhnya adalah penghargaan bagi semua perempuan Indonesia atas peran dan kontribusinya bagi keluarga, masyarakat dan negara.
Kepala Perwakilan (Kaper) BKKBN Provinsi Jawa Timur, Drs. Sukaryo Teguh Santoso, M.Pd., mengatakan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) melalui Program Pembangunan Keluarga, Kependudukan dan Keluarga Berencana (Bangga Kencana), dalam relasi keluarga, peran perempuan menjadi sentral karena kualitas hidup wanita/perempuan juga akan memberikan pengaruh besar pada ketahanan keluarga.
Jika kualitas hidup perempuan tinggi, maka kuat pula ketahanan keluarga. Sebaliknya, jika kualitas hidup perempuan rendah, maka rapuh juga ketahanan keluarga.
“Di masa pandemic ini kondisi masyarakat tidak baik, dari data yang ada 95.5 persen keluarga menunjukkan gejala stres. Bahkan pandemic yang sudah sembilan bulan terjadi ini sangat berdampak pada program Bangga Kencana. Nah ini merupakan peran penting seorang ibu,” jelas Pak Teguh.
Beliau menuturkan perempuan atau seorang ibu adalah pilar utama dalam sebuah keluarga. Secara umum Peringatan Hari Ibu yang dilaksanakan setiap tahun, adalah untuk mengenang jasa dan perjuangan kaum perempuan yang secara terus-menerus meretas jalan panjang, mewujudkan perannya sebagai pendidik pertama dan utama dalam keluarga, sekaligus merupakan momentum untuk merenungkan apa yang sudah dikerjakan oleh kaum perempuan Indonesia.
Salah satu perjuangan meningkatkan peran perempuan telah nyata dan dapat dirasakan bersama, dalam meningkatkan kualitas pengetahuan dan keterampilan perempuan dalam mengasuh, dan membina tumbuh kembang balita.
“Orang sering berfikir bahwa mengasuh dan mendidik anak adalah hal alami, yang akan berjalan dengan sendirinya. Sesuatu yang otomatis dimiliki setiap orangtua dan pendidik. Namun kenyataannya, banyak masalah muncul karena ketidaktahuan dan keengganan belajar dari orangtua. Biasanya, kita akan memberi perhatian kepada anak-anak ketika masalah sudah muncul, atau merebak di dalam keluarga,” ungkapnya.
Padahal, katanya, di dunia ini tidak ada pekerjaan yang lebih penting dan mulia, daripada menjadi ibu. Sebagai ibu yang melahirkan dan membawa anak-anak ke dalam dunia ini, lanjutnya, sebenarnya ibu memiliki kewajiban fundamental untuk secara aktif berupaya mendidik anak-anak untuk dapat berhasil di dalam hidupnya, sehingga mereka menjadi anak-anak yang berkualitas.
Pak Teguh juga berharap program Bina Keluarga Balita (BKB) dapat menjadi salah satu solusi bagi keluarga Jawa Timur, sebagai tempat belajar mengasuh anak-anak dibawah lima tahun dengan baik dan benar, sehingga mereka menjadi orangtua yang cerdas, kreatif dan mandiri.
“Sebab, dari orangtua yang cerdas akan lahir anak yang cerdas pula. Dari orangtua yang cerdas akan lahir anak-anak yang bahagia, smart parents, happy children,” katanya.
“Sayangilah ibu, buatlah mereka berbahagia. Dukunglah ibu menggunakan kontrasepsi dan bersama-sama mengatur jarak kelahiran. Hingga terciptalah keluarga kecil bahagia sejahtera. Selamat Hari Ibu bagi semua Ibu di Jawa Timur, wujudkan kualitas ketahanan keluarga,” ujarnya. @red