Keluarga NasionalNasional

BKKBN: Food Bank di Desa Bugel Jadi Percontohan di Kulon Progo

Bangga Kencana II Kulon Progo – Desa Bugel di Kapanewon Panjatan dijadikan sebagai percontohan balungan (bank lumbung pangan) atau food bank di Kabupaten Kulon Progo. Pencanangan dilakukan oleh Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) RI, Sabtu (6/5/2023).

BKKBN: Food Bank di Desa Bugel Jadi Percontohan di Kulon Progo

Kepala BKKBN RI, Hasto Wardoyo menyampaikan, keberadaan food bank di Desa Bugel selaras dengan perintah presiden dalam mengentaskan stunting .

Harapannya, tercapai target zero stunting. Melalui food bank, makanan yang tidak dikonsumsi dapat dimanfaatkan. Para donatur bisa memberikan makanan mentah maupun siap saji.

Selain makanan, mereka juga bisa menyalurkan uang yang kemudian akan dibelanjakan oleh kader tim pendamping keluarga (TPK) di masing-masing wilayah.

“Sehingga food bank di Desa Bugel menjadi percontohan di Kulon Progo. Selain itu, kita juga mengikuti aspirasi warga, untuk melaunching food bank berbasis masjid di Masjid Ubudiyah, Panjatan,” kata Hasto.

Dia melanjutkan, target yang ingin dicapai dari adanya food bank, angka stunting di Kabupaten Kulon Progo kian menurun.

Ditargetkan, angkanya lebih sedikit dari 14 persen. Adapun target lainnya, tidak ada lagi bayi yang lahir kurang dari 48 sentimeter (cm). Dengan demikian, para kader diharapkan lebih memperhatikan ibu hamil.BKKBN: Food Bank di Desa Bugel Jadi Percontohan di Kulon Progo

“Karena saat ini banyak ibu hamil yang cuek. Sehingga harapannya mereka lebih diperhatikan. Dengan demikian, bayi yang lahir kurang dari 48 cm berkurang,” ucapnya.

Selain pendek, anak yang mengalami stunting menjadi tidak cerdas dan mudah sakit-sakitan. Di lokasi yang sama, Ketua Food Bank Bugel, Isyanti mengatakan, konsep food bank sangat sederhana.

Food bank menerima dana dari para donatur berupa uang maupun bahan makanan mentah maupun siap saji. Jika donasi yang diberikan berupa uang nantinya akan dibelanjakan bahan pangan seperti telur.

Kemudian telur diberikan kepada balita yang berisiko stunting . “Jadi satu hari satu telur. Telur diberikan setiap dua pekan sekali,” ucapnya.

Adapun, bahan makanan mentah didapatkan dari peternak serta dari petani seperti beras, sayur mayur dan buah-buahan.

Sementara, makanan siap saji seperti biskuit didapatkan dari warung. Metode penyalurannya, sasaran bisa datang ke food bank secara langsung atau sebaliknya.

Oleh karena itu, ia juga berharap seluruh pihak turut berkontribusi dalam penurunan angka stunting di Kulon Progo.

“Karena percepatan stunting menjadi PR bersama, kami berharap semua lintas OPD turut berkontribusi mendukung kegiatan kami dengan harapan penurunan stunting segera terealisasi. Sehingga menyiapkan generasi penerus yang berkualitas,” katanya.BKKBN: Food Bank di Desa Bugel Jadi Percontohan di Kulon Progo

Penjabat (Pj) Bupati Kulon Progo, Tri Saktiyana berterima kasih kepada BKKBN RI yang telah meluncurkan food bank di Desa Bugel, Kapanewon Panjatan.

Peluncuran food bank menjadi bagian untuk menjaga ketercukupan pangan dan gizi sekaligus stunting yang masih menjadi permasalahan di Kulon Progo.  Harapannya, tidak ada lagi anak yang berisiko stunting di daerah ini.@Red.

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button