Nasional

Kepala BKKBN RI : Pelayanan KB Rumah Sakit Upaya Turunkan Angka Kematian Ibu dan Bayi

Bangga Kencana || Jember – Hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2022 menunjukkan bahwa angka stunting Jawa Timur turun menjadi 19,2% dari sebelumnya sebesar 23,5% di tahun 2021. Namun, masih ada beberapa wilayah di Jawa Timur yang masih memiliki angka stunting yang tinggi.
Kabupeten Jember menempati posisi teratas dengan 34,9%. Peringkat kedua adalah Bondowoso dengan 32%, dan kemudian Situbondo 30.9%. Terkait masih tingginya angka stunting di Jember, Kepala BKKBN RI, Dr. (H.C.) dr. Hasto Wardoyo, Sp.OG (K) melakukan audiensi dengan Bupati Jember, Ir. H. Hendy Siswanto, ST di Kantor Bupati Jember, Selasa (31/01/2023).

sinergi-bkkbn-dan-bupati-jember-dalam-turunkan-stuntingKegiatan ini juga dihadiri, Kaper BKKBN Jatim, Dra. Maria Ernawati, M.M.

Terkait data stunting di Jember tersebut, Dokter Hasto menjelaskan bahwa setelah ini BKKBN akan mendiskusikan lebih mendalam dengan Bupati Jember beserta jajaran terkait alat ukur yang ada di jember agar sesuai standard.

“Kami akan melihat lagi alat ukurnya biar sama antara yang digunakan oleh Kemenkes dan yang ada di Jember sehingga nantinya hasil pengukuran dan datanya bisa digunakan untuk dasar pemberian Pemberian Makanan Tambahan juga,” jelasnya.

sinergi-bkkbn-dan-bupati-jember-dalam-turunkan-stuntingSetelah audiensi, Dokter Hasto bersama Bupati Jember beserta jajaran meninjau pelayanan KB di RSD dr. Soebandi Jember. Sebanyak 15 orang menjadi akseptor IUD dan 76 orang akseptor Implant.

Dokter Hasto menjelaskan bahwa adanya Pelayanan KB Rumah Sakit (PKBRS) merupakan salah satu bentuk dukungan dalam menurunkan Angka Kematian Ibu dan Angka Kematian Bayi. “KB juga merupakan upaya dalam mencegah stunting. Jika jarak kelahiran minimal 3 tahun, maka juga bisa mencegah bayi terlahir stunting,” jelasnya.

sinergi-bkkbn-dan-bupati-jember-dalam-turunkan-stuntingPada kesempatan ini, Dokter Hasto juga melakukan dialog secara langsung dengan akseptor KB, salah satunya adalah dengan Bu Sus (42 tahun) dari Jember. Bu Sus merupakan salah satu akseptor IUD. Ia pun membagikan pengalamannya selama menggunakan IUD. “Saya dari awal sudah memakai IUD dan tidak ada efek samping apapun, terutama saya bisa tetap langsing,” tutur Bu Sus. @Red

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button