Nasional

BKKBN Jatim Ajak Kader Turunkan Stunting

Bangga Kencana || Semarang – BKKBN Jatim menggelar kegiatan “Peningkatan Kapasitas Pelaksanaan Program Percepatan Penurunan Stunting bagi Kader COE Tingkat Provinsi Jawa Timur Tahun 2022”. Bertempat di Hotel Horison Nindya Semarang, Jawa Tengah. Senin (19/12).

giat-bkkbn-jatim-bersama-kader-bangga-kencana-di-semarangKegiatan dihadiri oleh total 165 orang peserta dari unsur kader Pembangunan Keluarga dari 38 Kabupaten/Kota se-Jawa Timur serta para mitra yang terdiri dari Perkumpulan Juang Kencana, BPD AKU, dan Pusyan Gatra (Pusat Pelayanan Keluarga Sejahtera) Provinsi Jawa Timur.

Ketua pelaksana kegiatan, Bapak Yuni Dwi Tjadikianto, SE, menjelaskan bahwa tujuan kegiatan ini adalah percepatan penurunan stunting melalui para ujung tombak di lapangan, yaitu para kader  kelompok-kelompok kegiatan pembangunan keluarga, yaitu kader Bina Keluarga Balita (BKB), kader Bina Keluarga Remaja (BKR), kader Bina Keluarga Lansia (BKL), dan kader kelompok Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga Akseptor (UPPKA).

Dalam laporannya, Yuni mengingatkan kepada seluruh kader untuk senantiasa semangat menjalin jejaraing dan kemitraan dengan berbagai pihak karena upaya mengentaskan stunting adalah tugas bersama, sehingga segala bentuk upaya yang dilakukan harus “digarap” secara bersama-sama pula. “Libatkan semua unsur yang ada dalam masyarakat agar setiap keluarga setidaknya memiliki wawasan dasar tentang apa itu stunting, apa bahaya stunting, dan bagaimana mencegahnya,” tukasnya.

giat-bkkbn-jatim-bersama-kader-bangga-kencana-di-semarangDalam kegiatan ini, hadir pula Ibu Kepala Perwakilan BKKBN Jatim, Dra. Maria Ernawati, M.M., yang dalam hal ini diwakili oleh Ibu Koordinator Bidang KSPK, Ibu Dra. Suhartuti, MM. Dalam sambutannya, Suhartuti mengungkapkan rasa terima kasihnya kepada para kader Pembangunan Keluarga yang telah bekerja dengan semangat dan tanpa mengenal lelah dalam mewujudkan keluarga-keluarga Indonesia yang bahagia dan sejahtera.

“Pada Tahun 2023, kami berharap kejadian stunting dapat diminimalisasi melalui Pembentukan Sekolah Orang Tua Hebat (SOTH) dan Sekolah Lansia Tangguh (SELANTANG) hingga di setiap kecamatan,” ucapnya. Tak lupa Suhartuti mengapresiasi kinerja pada kader yang telah menggiatkan SOTH dan SELANTANG yang hingga bulan Desember 2022 telah tercatat sejumlah 79 kelas SOTH di-37 Kabupaten/Kota dan 97 kelas SELANTANG di-38 Kabupaten/Kota se-Jawa Timur.

Permasalahan Stunting menjadi trending topic di Indonesia sejak 2019. Jumlah kasus stunting menurut Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) Tahun 2021 menunjukkan angka stunting di Indonesia mencapai 23,5%. Stunting memang tidak melulu dikarenakan kekurangan gizi kronis pada ibu hamil selama masa kehamilannya.

Faktor penyumbang resiko stunting lainnya misalnya pernikahan usia dini, kondisi sanitasi dan lingkungan yang kurang bersih, pola pengasuhan yang kurang tepat, serta wawasan dan keterampilan orangtua dan/atau keluarga tentang kebersihan, kesehatan, dan pola asuh yang kurang memadai. Faktor-faktor penyebab diatas sebenarnya dapat diatasi bilamana setiap keluarga mampu menerapkan 8 fungsi keluarga dengan optimal.

Melalui Perpres Nomor 72 Tahun 2021, BKKBN diamanahkan Presiden menjadi koordinator pelaksana Percepatan Stunting. Salah satu langkah nyata BKKBN dalammenjalankan amanah tersebut adalah dengan membentuk Tim Pendamping Keluarga (TPK) disetiap desa. Setiap tim terdiri dai 3 orang yang berasal dari unsur kader KB, kader PKK, dan tenaga medis. Saat ini TPK yang telah terbentuk di seluruh Jawa Timur sejumlah 31.243 tim yang memiliki tugas khusus mendampingi keluarga-keluarga yang berisiko stunting mulai dari hulu, yaitu remaja.

giat-bkkbn-jatim-bersama-kader-bangga-kencana-di-semarangSuhartuti menambahkan bahwa program-program prioritas nasional yang perlu dilaksanakan dalam mendukung percepatan penurunan stunting diantaranya adalah :

  1. Keluarga baduta yang memperoleh fasilitasi pembinaan 1000 HPK
  2. Kelompok BKL yang memperoleh fasilitasi pembinaan Pelayanan Ramah Lansia
  3. Jumlah PIK-Remaja dan kelompok BKR yang memperoleh fasilitasi pembinaan Edukasi Kespro dan Gizi bagi Remaja Putri sebagai Calon Ibu
  4. Jumlah kelompok UPPKA percontohan di Kampung Keluarga Berkualitas (Kampung KB) yang memperoleh fasilitasi Pemberdayaan EKonomi Keluarga

“Oleh karena itu, kami sungguh berharap Program Prioritas Nasional ini dapat dilaksanakan dengan sebaik-baiknya dan penuh tanggung jawab agar dapat mendukung tercapainya target penurunan kasus stunting di Indonesia pada Tahun 2024 pada angka 14%,” ucapnya diakhir sambutan. @Red

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button