Nasional

Giat BKKBN Jatim dan Anas Thahir di Kantor kecamatan Wongsorejo Banyuwangi

Bangga Kencana || Banyuwangi – Perwakilan BKKBN Provinsi Jawa Timur ( BKKBN Jatim ) bersama mitra Komisi IX DPR RI SY. Anas Thahir menggelar Kegiatan Promosi dan KIE Program Percepatan Penurunan Stunting Wilayah Khusus Provinsi Jawa Timur, di Kantor kecamatan Wongsorejo, Banyuwangi. Sabtu (3/12).

giat-bkkbn-jatim-dan-anas-thahir-di-kantor-kecamatan-wongsorejo-banyuwangiHadir dalam kegiatan ini Kaper BKKBN Jatim, Dra. Maria Ernawati M.M., Komisi IX DPR RI, Bapak SY. Anas Thahir, dan Kepala Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana Kabupaten Banyuwangi, Henik Setyorini, A.P., M Si.

Sambutan anggota DPR RI Komisi IX Bapak Anas Thahir yang menjelaskan terkait pengasuhan balita optimal dalam mencagah stunting.

Mengawali sambutan sekaligus membuka kegiatan, Henik Setyorini selaku Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan Perlindungan Anak, Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana Kabupaten Banyuwangi menjelaskan, Pernikahan anak harus menjadi focus perhatian kita bersama. Pernikahan yang tidak direncanakan termasuk pernikahan anak yang tentu saja pernikahan yang tanpa kesiapan baik secara fisik dan psikologis cenderung berakhir dengan perceraian.

Hal ini dikarenakan mereka tidak memiliki kesiapan terutama secara psikologis. Pernikahan ini cenderung diwarnai dengan pertengkaran karena tidak adanya kestabilan emosi yang di picu oleh ketidaksiapan psikologis yang berujung pada perceraian.

“Ketidaksiapan secara psikologis pasangan suami istri ini terutama pada perempuan, terlebih dalam kondisi ibu hamil tentu akan mempengaruhi tumbuh kembang janin dikarenakan kondisi yang dialami ibunya,” ujarnya.

giat-bkkbn-jatim-dan-anas-thahir-di-kantor-kecamatan-wongsorejo-banyuwangiBegitu juga dengan keluarga baduta dan keluarga balita, orang tua anak baduta atau balita yang tidak memiliki kesiapan psikologi mengakibatkan gangguan psikologis tentu akan sangat mengganggu proses tumbuh kembang anak yang seharusnya pada usia baduta dan balita sangat bergantung pada orang tuanya dan membutuhkan pengasuhan yang baik dari kedua orang tuanya.

Tentu hal ini sangat tidak kita harapkan. Jadi hal ini semoga dapat menjadi  focus perhatian kita bersama.

Di kesempatan yang sama, Nur Hotimah, S.Sos, M.PSDM selaku Sub Koordinator Balita, Anak dan Lansia mengungkapkan, ada 3 hal penting dalam upaya penurunan stunting. Yang pertama, keberadaan data yang valid terkait jumlah keluarga yang beresiko stunting. Data menjadi hal yang penting karena lewat data yang tepat dan akurat akan menjadikan kegiatan intervensi program tepat sasaran.

Yang kedua, dalam proses percepatan penurunan stunting yang terpenting baik TPK, kader maupun penyuluh KB harus memahami tugas pokok dan fungsi masing-masing sehingga dapat berjalan beriringan saling melengkapi.

Tim Pendamping Keluarga dalam pendampingan tidak hanya mendampingi terkait KIE 1000 HPK saja tetapi juga mendampingi keluarga di desa yang mungkin dalam kondisi keluarga yang tidak mampu.

Dan yang ketiga, baik penyuluh KB, kader maupun TPK diharapkan untuk gencar dalam penyebarluasan informasi 6 (enam) cara cegah stunting;1. minum tablet tambah darah bagi ibu hamil, 2 konsumsi makanan bergizi.

giat-bkkbn-jatim-dan-anas-thahir-di-kantor-kecamatan-wongsorejo-banyuwangi3.menjaga kebersihan dengan cuci tangan dan sanitasi, 4 ASI Ekslusif 6 bulan dan ASI-MPASI hingga 2 tahun, 5.  imunisasi lengkap, vitamin dan obat cacing dan terakhir 3 (tiga) kunci stunting yaitu paham arti stunting, paham akibat stunting dan paham cegah stunting diharapkan lebih gencar dan massive diberbagai lapisan masyarakat. @red

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button