Giat BKKBN Jatim dan Mitra Kerja DPR RI dalam Upaya Penurunan Stunting di di Balai Desa Margomulyo Bojonegoro

Bangga Kencana || Bojonegoro – Sinergi BKKBN Jatim Bersama Mitra Kerja Komisi IX DPR RI H. Abidin Fikri, S.H., M.H., dalam sosialisasi Promosi KIE Program Bangga Kencana Bersama Mitra Kerja Komisi IX DPR RI, di Balai Desa Margomulyo Bojonegoro. Kamis (27/10).
Hadir dalam kegiatan ini Anggota Komisi IX DPR RI H. Abidin Fikri, S.H, M.H., Koordinator Bidang ADPIN Dra. Sofia Hanik, MM yang mewakili Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Jawa Timur Dra. Maria Ernawati, M.M., sub koordinator pengarusutamaan hak anak Opd KB Bojonegoro, Suprihadi,S. Kep, NS, M.Kes.
Pengasuhan anak dan dalam mencetak generasi penerus bangsa yang unggul memerlukan peran ayah dan ibu. Anggota Komisi IX DPR RI Abidin Fikri, SH, MH memandang pentingnya peran Ayah dalam pengasuhan anak dan tentunya dalam pencegahan stunting yang menjadi PR bersama, tidak hanya tugas pemerintah saja.
“Ayah harus turut bertanggung jawab dalam pengasuhan anak, bukan hanya tugas ibu.
Sentuhan kepada anak harus dilakukan bersama. Bahkan di negara maju sudah mempertimbangkan berapa gram asupan gizi untuk memenuhi gizi anak. Ayah juga harus tahu dan memberikan perhatian bagaimana melahirkan generasi kedepan yang lebih baik. Termasuk pemahaman tentang stunting. Ayah ibu harus tau tentang stunting jadi bisa seirama,” tambah Abidin Fikri.
Lebih lanjut, Abidin Fikri menyampaikan kepada audience bahwa stunting tidak hanya tentang terhambatnya tumbuh kembang secara fisik, tetapi lebih kepada terhambatnya perkembangan otak dan berdampak ke kualitas generasi penerus bangsa. Oleh karenanya, Abidin Fikri mengharapkan orang tua bisa memperhatikan 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK).
“Jika ada anak lahir jika tidak ditangani dengan baik di 1000 HPK, perkembangan otaknya 30%nya tidak baik. Oleh karenanya, 1000 HPK harus ditangani dengan baik mulai dari kandungan hingga pemberian ASI sampai 2 tahun,”tambahnya.
Senada dengan abidin fikri, Koordinator Bidang ADPIN Dra. Sofia Hanik, MM yang mewakili Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Jawa Timur menjelaskan bahwa 1000 HPK membutuhkan peran kedua orang tua, minimal 6 kali ibu memeriksakan kehamilan. “Ayah harus mendampingi saat memeriksa, jika ada kelainan yang terdeteksi, ayah bisa mensupport memperhatikan gizi yang dikonsumsi oleh istri yang sedang hamil,“ tegasnya.
Sementara itu, sub koordinator pengarusutamaan hak anak Opd KB Bojonegoro, Suprihadi,S. Kep, NS, M.Kes mengungkapkan bahwa terdapar lebih dari 140 kelompok Bina Keluarga Balita di Bojonegoro.
Dalam kelompok ini ada pemberian pemahaman pengasuhan anak menurut kelompok umur. Termasuk di dalamnya ada pembekalan peran ayah dalam pengasuhan anak.
“Ayah jika tidak dibekali ilmu pengasuhan yang benar, maka perkembangan anak akan terhambat dan pola pengasuhan tidak bisa berjalan dengan bagus,”ujarnya. @Red