Nasional

BKKBN Jatim Upaya Percepat Penurunan Stunting Pada Masyarakat Kediri

BKKBN Provinsi Jawa Timur hari ini Kamis (12/10/23) menggelar Sosialisasi Internalisasi Pengasuhan Balita sebagai upaya mempercepat penurunan Stunting kepada masyarakat di Kabupaten Kediri.

Drackzi.com// KEDIRI- Perwakilan BKKBN Provinsi Jawa Timur hari ini Kamis (12/10/23) menggelar Sosialisasi Internalisasi Pengasuhan Balita sebagai upaya mempercepat penurunan Stunting kepada masyarakat di Kabupaten Kediri. Kegiatan ini dihadiri langsung oleh Ibu Ketua TP PKK Kabupaten Kediri, Eriani Annisa Hanindhito dan Ibu Wakil Bupati Kabupaten Kediri, Dewi Mariya Ulfa, Dinas terkait seperti Bappeda, Dinas Kesehatan, DPMPD, Cabang Dinas Pendidikan, Dinas Pendidikan, PCNU, Fatayat, Aisyiyah serta camat se-Kabupaten Kediri.bkkbn-jatim-upaya-percepat-penurunan-stunting-pada-masyarakat-kediri

Stunting merupakan salah satu masalah gizi yang dialami oleh balita di dunia sampai dengan saat ini. Berdasarkan hasil Joint Child Malnutrition Estimates (JME) antara  UNICEF, WHO, dan World Bank Group pada April tahun 2021, sebanyak 149,2 juta anak balita di dunia mengalami stunting pada tahun 2020. Selain itu, lebih dari setengah jumlah anak balita tersebut, yaitu 53%, berasal dari Asia dan dengan perbandingan 2:5 anak, yaitu 41% berasal dari Afrika.

Balita yang mengalami stunting akan memiliki tingkat kecerdasan tidak maksimal, menjadikan anak menjadi lebih rentan terhadap penyakit dan di masa depan dapat beresiko pada menurunnya tingkat produktivitas. Pada akhirnya secara luas stunting akan dapat menghambat pertumbuhan ekonomi, meningkatkan kemiskinan dan memperlebar ketimpangan. Situasi ini jika tidak diatasi dapat mempengaruhi kinerja pembangunan Indonesia baik yang menyangkut pertumbuhan ekonomi, kemiskinan dan ketimpangan.

Kerdil (Stunting) pada anak mencerminkan kondisi gagal tumbuh pada anak balita (bawah 5 Tahun) akibat dari kekurangan gizi kronis, sehingga anak menjadi terlalu pendek untuk usianya. Kekurangan gizi kronis terjadi sejak bayi dalam kandungan hingga usia dua tahun. Dengan demikian periode 1000 hari pertama kehidupan seyogyanya mendapat perhatian khusus karena menjadi penentu tingkat pertumbuhan fisik, kecerdasan, dan produktivitas  seseorang di masa depan.

Stunting disebabkan oleh faktor multidimensi dan tidak hanya disebabkan oleh faktor gizi buruk yang dialami oleh ibu hamil maupun anak balita, dan intervensi yang paling menentukan untuk dapat mengurangi prevalensi stunting perlu dilakukan pada 1.000   Hari Pertama Kehidupan (HPK).bkkbn-jatim-upaya-percepat-penurunan-stunting-pada-masyarakat-kediri

Pemberian Informasi dan Edukasi (KIE) dengan penerapan praktek sederhana tentang Pengasuhan 1000 HPK (sejak saat kehamilan hingga anak berusia 2 tahun) menjadi kegiatan dalam menanamkan pentingnya nilai-nilai pengasuhan 1000 HPK melalui kegiatan internalisasi kepada ibu hamil, keluarga yang mempunyai baduta dan keluarga yang memiliki balita”, ucap dr Zekson Alpian menyampaikan pesan Ibu Kepala Perwakilan BKKBN  Provinsi Jawa Timur, Dra. Maria Ernawati, MM.

Sasaran proyek prioritas nasional (PRO PN) Sosialisasi Internalisasi pengasuhan balita dalam rangka penurunan stunting kepada masyarakat tahun ini mencakup 38 Kabupaten/Kota dengan jumlah sasaran 1.474.500 keluarga ibu hamil, keluarga yang memiliki baduta, dan keluarga yang memiliki balita. Kami berharap, dengan teredukasinya para orangtua dengan baik tentang pentingnya pengasuhan yang tepat pada masa 1000 HPK, kelak dapat mewujudkan anak-anak Indonesia yang SEHAT, CERDAS, dan MAMPU BERSAING dengan masyarakat global” tukas dr Zekson Alpian menutup pesan ibu Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Jawa Timur.

Bupati Kediri yang dalam kesempatan ini diwakili oleh Wakil Bupati Kediri dalam sambutannya menyampaikan bahwa, “menikah itu tidak hanya tepat waktu tapi juga di waktu yang tepat. Selain itu, belajar memahami diri sendiri sehingga dapat memahami diri sendiri sebelum saatnya membina rumah tangga. Dengan pemahaman yang tepat terhadap diri sendiri juga sangat membantu dalam membangun dan membina rumah tangga kelak”.

Dalam kesempatan yang sama, Ibu Ketua TP PKK Kabupaten Kediri yang merupakan Bunda Genre Kabupaten Kediri melakukan Pengukuhan Duta Genre Kecamatan se-Kabupaten Kediri. Beliau juga mengungkapkan bahwa TP PKK Kabupaten Kediri saling bersinergi dan mendukung semua program BKKBN dalam upaya percepatan penurunan stunting dengan target prevalensi stunting di Jawa Timur khususnya di kabupaten Kediri menjadi 14% di tahun 2024 mendatang.bkkbn-jatim-upaya-percepat-penurunan-stunting-pada-masyarakat-kediri

Kegiatan ini juga bekerjasama dengan RSUD Kabupaten Kediri yang menyampaikan wawasan tentang Optimalisasi Tumbuh Kembang di Masa 1000 HPK yang dalam hal ini disampaikan dr. Meliza Madona, SpA tentang pentingnya optimalisasi pemenuhan kebutuhan dan nutrisi serta pengawasan tumbuh kembang melalui asah asih asuh di 1000 hari pertama kehidupan. Beliau menekankan bahwa dalam tahapan tumbuh kembang anak membutuhkan tiga hal yaitu asuh (pangan, sandang, papan), asih (kasih sayang, perhatian, perlindungan) dan asah (stimulasi dan pendidikan).

Psikolog yang dihadirkan sebagai narasumber dalam kegiatan ini, Vivi Rosdiana, M.Psi juga menjelaskan tentang bagaimana peningkatan kesiapan psikis dalam membangun rumah tangga dapat dilakukan dengan menghindari pernikahan anak. Selain itu, memiliki pemahaman akan pentingnya delapan fungsi keluarga dalam tahap tumbuh kembang anak juga sangat membantu dalam mempersiapkan anak dalam melewati setiap tahapan dalam tumbuh kembangnya”.

Kepala Dinas P2KBP3A dalam penjelasannya juga menegaskan, “sejalan dengan pencanangan Program Geprak (gerakan pencegahan perkawinan anak), perlu peran keluarga dan orang muda sebagai game charger dalam pendampingan anak. Dikarenakan sejatinya gerakan pencegahan perkawinan anak dimulai dari keluarga dan lingkungan sekitar yang didominasi oleh orang muda yang lebih sering berinteraksi dengan anak. Jadi kepedulian terhadap gerakan pencegahan perkawinan anak perlu kita tumbuh kembangkan bersama, tidak hanya dalam keluarga tetapi juga di lingkungan sekitar serta masyarakat”. @Red

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button