Keluarga DaerahKeluarga Jawa TimurMadiun

Usaha Penggergajian di Kuwu, Balerejo Akui Beli 40 Pohon Jati Dari Pinggir Jalan Milik Pemkab Madiun

Ia pun mengaku dari nilai 40 Pohon jati tersebut sebesar Rp 13 juta rupiah

drackzi.com // Kabupaten Madiun – Bermodalkan percaya kepada Kepala Desa, Pengusaha penggergajian kayu yang juga pemilik Toko Material di Desa Kuwu, Kecamatan Balerejo, Kabupaten Madiun mengaku telah membeli sebanyak 40 pohon jati yang berasal dari pinggir jalan milik Pemkab Madiun

“Iya mas benar, kayunya masih dan belum diolah ” ungkapnya kepada drackzi.com saat dimintai keterangan di toko material milknya pada Selasa 22/8/2023

Sangat terbuka kepada wartawan, pemilik penggergajian kemudian menerangkan kronologi lengkap dari awal hingga akhirnya dia mau membeli dengan harga bervariasi, mulai Rp 250 – Rp 350 ribu per pohon sesuai besar kecil 40 pohon jati tersebut.

Ia pun mengaku dari nilai 40 Pohon jati tersebut sebesar Rp 13 juta rupiah, sistem pembayarannya pun, menurutnya tidak berupa uang, melainkan dengan material, pasir, batu, semen, besi dll seharga 13 juta.

“Awalnya saya di tawari oleh kepala desa, lalu saya cek pohon dan berani saya ya 250 sampai 300 ribu perpohon” jelasnya mengawali penuturannya

Setelah harga tersebut disepakati oleh sang kades, pembeli pun kemudian memerintahkan kepada tukang tebangnya untuk menebang dan mengangkut ke tempat penggergajian miliknya yang tak jauh dari tempat usaha toko material di jalan raya Kuwu.

” ya itu harga ditempat, menebang dan mengangkut saya yang menanggungnya” tutur pemilik toko lebih lanjut

Mengenai legalitas 40 kayu yang ia beli, asal kayu, nama pemilik kayu, hingga surat ijin mengangkut pun ia mengaku tidak mengantonginya, sepenuhnya perihal jual-beli 40 pohon jati tersebut ia hanya bermodal percaya kepada Gunadi selaku kepala desa kuwu.

“Saya tidak punya surat apa-apa, saya percaya kalau ada apa-apa di urus pak kades” ucap pemilik penggergajian tersebut

Selaras pengakuannya tersebut dengan ucapan sang kades Kuwu melalui via WhatsApp saat pemilik penggergajian menghubungi sang kades.

Dari balik suara handphone, sang kades yang diberitahu dirinya telah di wawancara beberapa wartawan, dengan suara angkuh sang kades pun menganjurkan untuk tetap tenang dan tidak usah takut. Kades menegaskan dirinya akan mengurusi kalau nanti dipermasalahkan oleh penegak hukum.

“Tenang saja gak usah takut,semua saya yang urus nantinya ” jelas suara kades dari balik handpone milik penggergajian kayu tersebut.

Disampaikan oleh pemilik penggergajian tentang kekawatirannya mengenai surat menyurat prosedur tentang penebangan kayu jati yang telah ia beli.

Namun jawaban sang kades justru mengejutkan” Jangan kamu kasih apa apa semua wartawan disitu, kalau ada kasihkan saya saja ” lanjut kades

Entah apa maksud perkataan sang kades, apakah seperti yang disampaikan kades sebelumnya, bahwa dirinya sebelum media ini mewawancarai masalah ini, mengaku sudah didatangi puluhan wartawan dan LSM yang menyudutkan dengan menyalahkan sang kades yang telah menjual kayu jati tersebut.

Namun pemilik penggergajian yang memang sudah terbuka dari awalpun tidak menganggapnya demikian, dia mengakui tiga wartawan yang mendatanginya saat ini sangat baik,sopan,berkenalan lebih dahulu, dan meminta ijin untuk meminta keterangan, dan tidak ada kata menakuti-nakuti, sama seperti halnya saat tiga wartawan ini berhasil mengungkap pengakuan sang kades saat dikantor desa kuwu.

Di dapati informasi oleh media ini sebelumnya dari berbagai pihak, sifat sang kades memanglah demikian. Namun tiga awak media yang memberitakan media ini tidaklah membalas dengan tanggapan yang demikian sama, dengan sopan media tidak menyalahkan langkah yang diambil kepala desa tersebut, wartawan hanya bertugas mencari informasi dan meminta keterangan kepada berbagai pihak terkait kebenaran sebuah peristiwa kejadian, Walaupun pihak Kabid Konservasi Lingkungan hidup Sigit Nugroho masih juga bungkam tidak memberi penjelasan kepada awak media.

Sigit terkesan tertutup, tidak layak pada umumnya sebagai pejabat publik dipemerintahan kedinasan Instasi bidang lainnya dalam pelayanan kepada awak media. Tertutup dan memilih tetap bungkam. Ada apa ? @red

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button