Nasional

Cegah Stunting, BKKBN Jatim Gelar FGD di Jember

Bangga Kencana || Jember – Perwakilan BKKBN Jatim dalam ekselerasi Program Bangga Kencana di Jawa Timur menggelar FGD (Forum Group Discussion) tentang pencegahan Stunting dari hulu di Fakultas Dakwah UIN KH. Achmad Siddiq (UIN KHAS Jember) Jalan Mataram No.1 Karang Miuwo Jember. Senin (27/2/2023) pukul 10.00 Wib.

BKKBN-Jatim-Gelar-FGD-di-JemberHadir dalam acara, Kepala Perwakilan BKKBN Jatim Dra. Maria Ernawati M.M., didampingi sekretaris Nyigit Wudi Amini, S.Sos, M.Sc., ketua tim Dalduk Uni Hidayati, ST, MM. dan Kepala Balai Diklat KKB Jember Ronald Stefen Rigo, SE, MM.

Hadir juga Ketua Konsorsium Perguruan Tinggi Prof. Dr. Sri Sumarmi, S.KM., M.Si. Dekan Prof Dr . Ahidul Asror, Peneliti Madya BRIN Dr. Iswari Hariastuti, M.Kes, dan dosen dan dekan UIN KHAS Jember

Dekan UIN KHAS Jember, mengatakan ada program studi penyuluhan masyarakat, terkait penurunan stunting, kenakalan remaja, pernikahan dini tema tidak asing bagi mahasiswa UIN.

“Fakultas dakwah kita kembangkan, lulusan kami cetak ada konselor pendamping masyarakat yang menyelesaikan permasalahan  masyarakat. Visi pembelajaran yang kami kerjakan humanistik betul betul pembelajaran output pendidikan yang menyelesaikan persoalan masyarakat menjunjung tinggi martabat manusia, Stunting untuk itu kita perhatikan,” terang Dekan.

Dekan juga menerangkan pernikahan dini pengaruhi dari ada SDM, ekonomi semua persoalan sosial yang harus diperhatikan bersama.

“Kami bersyukur kedatangan BKKBN Jatim, dan agar ada visi bersama dan dikerjakan bersama, semua bersinergi termasuk perguruan tinggi yang mencetak SDM yang sangat berkaitan dengan permasalahan Stunting  Ketahanan keluarga yakni keluarga shakinah. Peningkatan kapasitas SDM kami perlu dilatih, pelatihan pada dosen semakin memperkuat kerja yang kita inginkan,” terangnya.

Kaper BKKBN Jatim, Maria Ernawati mengatakan tujuan pertama silahturahmi, dan kedua bersama membahas bagaimana bekerjasama dalam segala hal.

“BKKBN mempunyai 2 amanah, pertama penduduk tumbuh seimbang, kedua bagaimana mewujudkan keluarga sejahtera dan berkualitas. Dalam menjalankan amanah membutuhkan kerja keras dalam mewujudkan, BKKBN tidak bisa kerja sendiri karena terbatas SDM. Kami membutuhkan banyak pihak bisa melaksanakan, membantu, mensupport dalam mewujudkan amanah itu,” terang Maria Ernawati.

Kaper juga mengatakan mewujudkan keluarga sejahtera ada 2 isu, yakni menyiapkan generasi yang berkualitas, dan masih adanya stunting relatif tinggi di Indonesia.

“Tahun 2022 Stunting nasional 22,6 persen, WHO mensyaratkan Stunting dibawah 20 persen. Alhamdulillah Jawa Timur ditahun 2022 sesuai rilis Kemenkes beberapa waktu lalu adalah 19,2 persen. Presiden berharap tahun 2024 Stunting menjadi 14 persen, khusus Jawa timur bisa turun 13,5 persen,” terangnya.

BKKBN-Jatim-Gelar-FGD-di-Jember“Fakultas dakwah yang mempunyai satuan 5 prodi bisa nyambung dengan BKKBN dalam program Bangga Kencana. Kami berharap kerjasama bisa ditingkatkan menjadi MoU. BKKBN mempunyai aplikasi persiapan calon pengantin bernama Esimel (Siap Nikah Siap Hamil),” terangnya.

“Ada pendataan keluarga tahun 2021 ada keluarga beresiko Stunting, ibu hamil, ibu menyusui keluarga mempunyai anak balita kita dampingi, tim pendamping keluarga bisa disesuaikan dengan mahasiswa KKN,” terangnya.

Maria Ernawati menerangkan kabupaten Jember sesuai hasil SSGI tahun 2021 hingga 2022 naik 11 poin, tertinggi stunting di Jawa Timur, angka kematian ibu tinggi, kemiskinan ekstrim tinggi.

Diakhir kata, Kaper berharap dalam waktu tidak lama menyelenggarakan MoU dalam program Bangga Kencana. “Terkait kependudukan BKKBN nanti akan menawarkan pojok kependudukan di UIN KHAS Jember,” pungkasnya.

Prof. Sri Sumarni yang biasa dipanggil prof Mamiek menerangkan skema dalam kerjasama program Bangga Kencana BKKBN dengan UIN KHAS Jember.

“Mengenalkan satu program mendukung pemerintah dalam percepatan penurunan stunting. Kerja sama BKKBN dengan Forum Rektor Indonesia, tujuannya untuk meningkatkan peran perguruan tinggi mendukung pemerintah dalam penurunan stunting . Perguruan tinggi diminta BKKBN membentuk satu konsorsium fokus Stunting. Menunjuk 1 orang disetiap provinsi ada PIC, Di Jawa Timur yang tergabung di forum ada 20 perguruan tinggi,” urai Prof Mamiek.

Mamik menerangkan dalam pendampingan perlu dana, BKKBN tidak bisa menyerahkan anggaran langsung ke universitas, ada solusi untuk itu, yakni mengikuti matching fun (dana padanan) dirilis kementerian pendidikan melalui Dikti, semula untuk hilirisasi penelian untuk mendukung industri.

“Perguruan mendampingi pelaksanaan program BKKBN di masyarakat menggunakan dana matching dari Dikti sehingga ada skema pemberdayaan masyarakat,” terangnya.

“Matching fun insan perguruan tinggi dibawah Dikti. Diluar Dikti kita payungi dengan SK rektor yang dimaksud SK rektor Unair sebagai penanggung jawab ada legal formal sebagai dasar menurunkan anggaran,” terangnya.

BKKBN-Jatim-Gelar-FGD-di-JemberDalam kerjasama, KKN tematik bisa disupport anggaran dalam penurunan stunting. Ada beberapa kegiatan yang bisa dilakukan yakni kegiatan kampanye KB Pasca Persalinan, layanan terpadu pra nikah, dan pemberian suplemen.

“Satu lembaga di Amerika,  memberikan donasi suplemen untuk ibu hamil, saya tambahkan calon pengantin dan lembaga itu sudah mengijinkan. Perguruan tinggi mengawal suplemen bisa terdistribusi melalui KKN mahasiswa,” terangnya. @red

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button