Nasional

Sinergi BKKBN Jatim dan Krisdayanti Beri Edukasi Kepada Catin di Desa Sidoasri Malang

Bangga Kencana || Malang – Sinergi BKKBN Jatim dan Komisi IX DPR RI Krisdayanti  kepada warga Desa Sidoasri, Sumbermanjing, Kabupaten Malang, dalam kegiatan Promosi dan KIE Program Bangga Kencana dan Percepatan Penurunan Stunting, Sabtu (22/10/2022).

sinergi-bkkbn-jatim-dan-krisdayanti-beri-edukasi-kepada-catin-di-desa-sidoasri-malang“Untuk menghindari stunting harus dilakukan dari hulu, mulai dari remaja, calon pengantin dan ibu hamil. Pernikahan harus direncanakan dengan matang dan dihimbau dilakukan pada usia ideal yaitu 21 tahun bagi perempuan dan 25 tahun bagi laki-laki,” Hal tersebut disampaikan Krisdayanti, seorang ibu, artis sekaligus Anggota Komisi IX DPR RI Krisdayanti.

.

Krisdayanti yang hadir secara virtual menitip pesan, agar para calon pengantin dapat mempersiapkan diri sebelum pernikahan tidak hanya prewedding namun dengan melakukan pemeriksaan prekonsepsi.

“Sebelum pernikahan sebaiknya mempersiapkan diri dalam hal kesehatan, 3 bulan sebelum menikah calon pengantin perlu  memeriksakan Kesehatan, agar jika terjadi hal yang berpotensi mengganggu kehamilan misalnya anemia maka masih bisa dikoreksi sebelum akhirnya hamil,” terang Krisdayanti.

Dalam kegiatan ini Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Jawa Timur yang diwakili oleh oleh Koordinator Bidang Dalduk Uni Hidayati, ST, MM. menyampaikan bahwa  persiapan sangat penting dilakukan, bukan oleh calon ibu saja, melainkan  juga oleh calon ayah atau oleh calon pengantin pria.

sinergi-bkkbn-jatim-dan-krisdayanti-beri-edukasi-kepada-catin-di-desa-sidoasri-malang“Prekonsepsi atau persiapan yang matang sebelum ibu hamil dari sisi  calon ibu dan calon ayah jauh lebih penting daripada prewedding yang kadang menghabiskan banyak biaya. Prekonsepsi tidak memerlukan biaya, cukup memeriksaan kesehatan sebelum menikah dan bisa juga melalui aplikasi Elsimil (elektronik siap nikah dan hamil),” terang Uni.

Uni menambahkan saat ini berdasarkan SSGI tahun 2021 prevalensi stunting Jawa Timur adalah 23.5%, walaupun telah berada di bawah rata-rata nasional namun angka tersebut masih di atas angka aman yang ditetapkan WHO yaitu di bawah 20%.

Sementara itu, Kepala Dinas PPKB Kabupaten Malang Aniswati Azis, SE, M.Si menyampaikan satu hal yang sangat mengancam gengerasi penerus adalah adanya pernikahan dini karena KTD (Kehamilan Tidak Diinginkan ) pada remaja. Menurutnya hal ini sangat berpotensi menyebabkan anak yang dilahirkan dalam kondisi stunting selain resiko Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT), masalah sosial dan masalah ekonomi.

“Karena memang sebenarnya belum siap untuk menikah dalam segala hal. Sebaiknya pernikahan memang direncanakan dengan apik dan matang. Mempersiapkan pernikahan dengan baik ini memerlukan peran berbagai pihak, selain remaja dan orang tua remaja, peran tokoh masyarakat dan tokoh agama sangat diperlukan.” Pungkas Aniswaty.

sinergi-bkkbn-jatim-dan-krisdayanti-beri-edukasi-kepada-catin-di-desa-sidoasri-malangPercepatan penurunan stunting menjadi persoalan dan tanggungjawab bersama untuk menyelesaikannya. Sinergi berbagai sektor diperlukan. Hal ini kemudian diaktualisasikan melalui kegiatan Promosi dan KIE Program Bangga Kencana dan Percepatan Penurunan Stunting yang merupakan sinergi Perwakilan BKKBN Provinsi Jawa Timur dengan Komisi IX DPR RI untuk melakukan edukasi kepada masyarakat terkait percepatan penurunan stunting. @Red

 

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button