Uncategorized

Nihayatul Wafiroh dan BKKBN Jatim Gelar Sosialisasi Program Bangga Kencana di Aula Graha Gus Dur Situbondo

Bangga Kencana || Situbondo – Pemerintah menaruh perhatian besar bagi upaya penurunan angka stunting ini. Sebab, masalah stunting dapat memengaruhi kualitas SDM Indonesia di masa mendatang. Demikian halnya dengan Anggota Komisi IX DPR RI, Dr. Hj. Nihayatul Wafiroh, M.A. Mendukung penuh program BKKBN dalam percepatan penurunan stunting Dr. Hj. Nihayatul Wafiroh, M.A bersama Perwakilan BKKBN Provinsi Jawa Timur melaksanakan kegiatan Promosi KIE Program Bangga Kencana dan Penurunan Stunting Bersama Mitra Kerja Komisi IX DPR RI bertempat di  Aula Graha Gus Dur, Kecamatan Panji, Situbondo, Kamis (20/10/2022).

nihayatul-wafiroh-dan-bkkbn-jatim-gelar-sosialisasi-program-bangga-kencana-di-aula-graha-gus-dur-situbondoBanyak orang yang mungkin belum memahami istilah stunting. Stunting merupakan kondisi yang timbul akibat kurangnya asupan gizi dalam waktu cukup lama serta infeksi berulang terutama pada masa 1000 hari pertama kehidupan anak sehingga mengakibatkan terjadinya gangguan pertumbuhan dan perkembangan fisik serta otaknya. Hal ini biasanya ditandai dengan tinggi badan anak lebih rendah atau pendek (kerdil) dari standar anak seusianya.

Menurut Nihayatul Wafiroh, salah satu penekanan pemerintah saat ini berfokus pada  pencegahan stunting. Upaya ini bertujuan supaya anak-anak Indonesia bisa tumbuh dan berkembang secara optimal, disertai kemampuan emosional, sosial, dan fisik yang siap untuk belajar, dan sanggup berinovasi serta berkompetisi pada taraf global.

nihayatul-wafiroh-dan-bkkbn-jatim-gelar-sosialisasi-program-bangga-kencana-di-aula-graha-gus-dur-situbondoSenada dengan hal tersebut, Koordinator Bidang ADPIN Dra. Sofia Hanik, MM  yang hadir mewakili Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Jawa Timur, Dra. Maria Ernawati, MM menjelaskan jika stunting dapat dicegah dari saat menjadi catin (calon pengantin), saat mempersiapkan kehamilan, dan saat kehamilan hingga purna 1000 hari pertama kehidupan anak.

“Dalam pemenuhan kualitas gizi ada istilah “Isi Piringku”yang perlu diperkenalkan dan dibiasakan dalam kehidupan sehari-hari. Bagi anak-anak dalam masa pertumbuhan, memperbanyak sumber protein sangat dianjurkan, disamping tetap membiasakan mengonsumsi buah dan sayur,” ujar Sofia.

Sementara itu, Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kabupaten Situbondo yang diwakili Kepala Bidang Dalduk, Advokasi dan Penggerakan Ir. Wiwik Mulyaningsih, M.Si menjelaskan, pola asuh dan status gizi sangat dipengaruhi oleh pemahaman orang tua dalam mengatur kesehatan dan gizi di keluarganya. Karena itu, edukasi diperlukan agar dapat mengubah perilaku yang bisa mengarahkan pada peningkatan kesehatan gizi ibu dan anaknya.

“Stunting merupakan ancaman utama terhadap kualitas insan Indonesia, pun ancaman terhadap kemampuan daya saing bangsa. Anak stunting tidak hanya terganggu pertumbuhan fisiknya dalam hal ini bertubuh pendek atau kerdil saja, melainkan terganggu perkembangan otaknya, yang mana tentu akan sangat mempengaruhi kemampuan dan prestasi di sekolah, serta produktivitas dan kreativitas pada usia-usia produktif kedepannya,” tambah Wiwik.

nihayatul-wafiroh-dan-bkkbn-jatim-gelar-sosialisasi-program-bangga-kencana-di-aula-graha-gus-dur-situbondoPresiden Joko Widodo menunjuk Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) sebagai ketua pelaksanaan percepatan penurunan angka stunting di Indonesia. Menurut hasil Studi Status Gizi Indonesia (SSGI), prevalensi balita yang mengalami stunting di Indonesia sebanyak  24,4 persen pada tahun 2021. Sedangkan di Jawa berada di angka 23,5 persen. Hingga tahun 2024 mendatang, angka tersebut ditargetkan untuk turun hingga mencapai 14 persen. @Red

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Check Also
Close
Back to top button