Nasional

KASAD Jenderal TNI Bersama Kaper BKKBN Jatim Tingkatkan Peran Lintas Sektor Percepat Penurunan Stunting

Bangga Kencana ||  Gresik – Kepala Staf TNI Angkatan Darat Jenderal TNI Dudung Abdurachman, Kamis (01/09/2022) mengukuhkan sejumlah pejabat publik dan tokoh masyarakat di Kabupaten Gresik sebagai Bapak Asuh dan Bunda Asuh Anak Stunting.
Pengukuhan yang digelar di Wahana Ekspresi Poesponegoro (WEP) Kabupaten Gresik itu disaksikan Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa dan dihadiri sekitar 900 orang dari Forum Komunikasi Pemerintah Daerah (Forkopimda), Penyuluh KB, Tim Penggerak PKK, kader dan pelajar SMP dan SMA di Kabupaten Gresik.
Sejumlah pejabat yang dikukuhkan sebagai Bapak Asuh Anak Stunting adalah Bupati Gresik Fandi Akhmad Yani, Danrem 084/Bhaskara Jaya Brigjen TNI Terry Tresna Purnama, Dandim 0817 Gresik Letkol Inf. Ahmad Saleh Rahanar, Kapolres Gresik AKBP Mochamad Nur Azis, Ketua DPRD Gresik Much. Abdul Qodir, Ketua Pengadilan Negeri Gresik Agus Walujo Tjahjono, Ketua Pengadilan Agama Gresik Sugiri Permana, dan Kepala Kejaksaan Negeri Gresik Muhamad Hamdan Saragih.

Jenderal TNI

Sedangkan pengukuhan Bunda Asuh Anak Stunting terhadap Wakil Bupati Gresik Aminatun Habibah dan Ketua Tim Penggerak PKK Gresik Nurul Haromaini Ali Fandi Akhmad.
Jenderal Dudung sendiri sebelumnya telah dikukuhkan sebagai Duta Bapak Asuh Anak Stunting oleh Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Dr. (HC) dr. Hasto Wardoyo, Sp.OG (K) pada 29 Juni 2022, yang bertepatan dengan Hari Keluarga Nasional di Yogyakarta.
Setelah dikukuhkan, Jenderal TNI Dudung lalu melantik Panglima Kodam (Pangdam) di sejumlah daerah sebagai Bapak Asuh Anak Stunting. Jenderal Dudung juga memerintahkan Komandan Rayon Militer dan jajaran Bintara Pembina Desa (Babinsa) untuk melihat dan mencari anak-anak stunting untuk dilakukan intervensi, baik melalui intervensi spesifik maupun intervensi sensitive untuk menurunkan prevalensi stunting.
Menurut Jenderal Dudung, salah satu tugas pokok TNI adalah membantu masyarakat, terutama pasca terjadinya Pandemi Covid-19.
“Banyak masyarakat yang terdampak. Ada wilayah yang belum terjangkau air bersih. Kita ikut mengantisipasi berbagai dampaknya salah satunya stunting. Sehingga kita lakukan berbagai kegiatan bekerjasama dengan BKKBN untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat, bersama membantu pemerintah daerah,” kata Jenderal Dudung.

Jenderal TNI

Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa yang hadir dalam kegiatan itu mengatakan pencegahan stunting harus dimulai dari usia remaja.
“Mulai remaja harus melakukan pola hidup sehat. Jadi life cycle nya mulai dari remaja, kemudian masuk pada proses pernikahan. Kalau dimulai pada proses kehamilan itu sudah terlambat. Life cycle hidup sehat ini sangat penting,” kata Khofifah.

Menurut Khofifah, dirinya menyambut baik sinergi lintas sektor melalui program Bapak Asuh dan Bunda Asuh Anak Stunting.

“Bagaimana yang sudah terlahir stunting? Referensi Bapak KSAD harus ada Bapak Asuh dan Bunda Asuh. Terimakasih telah membangun sinergi yang luar biasa, ini bisa jadi referensi semua pihak bagaimana kita bergotong royong menangani permasalahan serius salah satunya stunting. Untuk Jawa Timur data Survei Status Gizi Balita Indonesia terakhir adalah 23,5 persen. Sedangkan di Gresik sudah dibawah rata-rata nasional yaitu 23 persen,” ujar Khofifah.

Jenderal TNI

Sementara itu Kepala Perwakilan BKKBN Jawa Timur Maria Ernawati menjelaskan, program BAAS merupakan salah satu strategi untuk meningkatkan peran lintas sektor dan seluruh elemen masyarakat dalam percepatan penurunan stunting. Menurut Erna, hingga saat ini laporan dari 7 wilayah Kabupaten dan kota di Jawa Timur tercatat 400 anak yang sudah didampingi melalui Program BAAS.

“Tentu masih akan terjadi perkembangan, bahkan pihak swasta dan lembaga sosial begitu antusias untuk berperan aktif dalam BAAS. Untuk ikut dalam program BAAS, persyaratan pendampingan ini minimal selama 6 bulan,” kata Erna.

Selain pengukuhan Bapak Bunda Anak Stunting di WEP juga dilaksanakan pelayanan pemeriksaan kesehatan, pemberian vaksinasi booster dan pelayanan KB implan.

Stunting merupakan salah satu tantangan besar dalam upaya pembangunan sumber daya manusia untuk mewujudkan generasi unggul dan berkualitas.

Jenderal TNI

Kendati hasil Studi Kasus Gizi Indonesia (SSGI) Tahun 2021 menunjukkan terjadi penurunan angka prevalensi stunting dari 27,7% pada 2019 menjadi 24,4% pada 2021, angka tersebut masih cukup tinggi mengingat WHO menetapkan standar angka stunting di sebuah negara setidaknya berada di bawah angka 20%. Dengan angka prevalensi stunting 24,4%, artinya 6 juta dari 23 juta anak Indonesia mengalami gangguan pertumbuhan dan perkembangan anak.

Pemerintah berupaya menurunkan angka stunting dengan menargetkan angka prevalensi stunting turun di angka 14% pada tahun 2024. Namun upaya serta tanggung jawab penurunan angka prevalensi stunting tidak bisa dilakukan secara parsial, melainkan perlu keterlibatan aktif serta kolaborasi multisektoral.

Salah satu upaya aksi BKKBN dalam menurunkan stunting adalah melalui program BAAS (Bapak Asuh Anak Stunting). Dalam program ini, seluruh elemen masyarakat dapat ikut berperan menurunkan angka stunting. Masyarakat memiliki peran penting, karena kesadaran dan pemahaman masyarakat adalah kunci utama dalam upaya mencegah dan mengatasi stunting. @red

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button