Nasional

TMMD ke 113 Tahun 2022, BKKBN Jatim Bersama Kodim 0809/Kediri Gelar Sosialisasi Stunting dan Pelayanan KB

Bangga Kencana || Kediri – BKKBN Jatim bersama Kodim 0809/Kediri menggelar Sosialisasi Stunting dan Pelayanan KB Kesehatan Reproduksi dalam rangka TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD) ke 113 Tahun 2022, bertempat di Aula Kodim 0809 Kediri. Rabu (8/6/2022).

BKKBN Jatim

Dalam acara itu menghadirkan Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Jawa Timur Dra. Maria Ernawati, M.M., dan Bpk Dandim 0809 Kediri Letkol Inf Rully Eko Suryawan, S.Sos diwakili Bapak Kasdim Mayor Inf Dian Kristanto

Dan sebagai narasumber Perwakilan BKKBN Provinsi Jawa Timur yang diwakili oleh Koordinator Bidang KBKR Waluyo Ajeng Lukitowati, S.ST.MM, Ketua Persit Kartika Candra Kirana Cabang XII Kodim 0809/Kediri Ny. Diah Rully Eko Suryawan, dan Kepala DP2KBP3A Kab Kediri DR.dr.Nuwulan Andadari, MMRS.

Mengawali sambutan Kaper BKKBN Jatim Dra. Maria Ernawati, M.M., menjelaskan sesuai Peraturan Presiden No 72 Tahun 2021 tentang percepatan penurunan stunting, BKKBN mendapatkan amanat menjadi koodinator percepatan penurunan stunting di Indonesia. Untuk melakukan penurunan prevalensi stunting Presiden RI telah mencanangkan target menjadi 14% pada tahun 2024. Namun Angka stunting masih berada pada angka 27,7% (SSGBI 2019).

“Yang mana akan ditindaklanjuti dengan Menetapkan Rencana Aksi Nasional Percepatan Angka Penurunan Stunting (RAN PASTI) yang diperkuat dengan Peraturan Kepala BKKBN no 12 Tahun 2021, Melakukan koordinasi antar kementerian/lembaga dalam upaya konvergensi program dan kegiatan percepatan penurunan stunting, Membentuk Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) di pusat hingga sampai desa/kelurahan, Membentuk 200.000 Tim Pendamping Keluarga (TPK) atau 600.000 orangterdiri dari bidan, kader PKK dan Kader Penyuluh KB, dan Melaunching program screening 3 bulan Pranikah,” terangnya.

BKKBN Jatim

Strategi dalam Penurunan stunting di Jawa Timur dengan melalui Pemanfaatan data PK21 untuk keluarga beresiko stunting, Pembentukan dan Pelaksanaan TPPS Tingkat Kabupaten, Kecamatan dan Desa, Pemanfaatan TPS (Bidan, PKK dan Kader), Optimalisasi kalender SIAP BAHAGIA dan KALENDER PINTAR, Peran perguruan tinggi, Ketua PT UNAIR, KKN TEMATIK untuk aksi percepatan penurunan stunting, Peningkatan PERAN MEDIA baik online maupun offline, IMPLEMENTASI KONVERGENSI percepatan penurunan stunting bersama mitra kerja (lintas sektor, PKK, IBI, BNI dan sebagainya), Pelaksanaan pelayanan KB melalui BOKB di awal tahun, dan Pelatihan CTU,” jelasnya.

“Hal ini menjadi tantangan kita bersama untuk memperkuat Program Bangga Kencana dalam mendukung Percepatan Penurunan Stunting melalui Sosisalisasi Stunting dan Pelayanan KB. Perlu menjadi perhatian bahwa pencapaian Program KB dalam Percepatan Penurunan Stunting sangat ditentukan oleh kesertaan masyarakat terutama dalam hal ini Pasangan Usia Subur (PUS) dalam ber KB,” jelasnya.

“Penggunaan KB mampu mencegah kejadian stunting yaitu ibu mempunyai banyak waktu, energi, dan sumber daya untuk menyusui bayi yang dilahirkan dan fokus terhadap pengasuhan anak pada periode 1000 HPK. Kehamilan yang direncanakan dan terjadi ketika wanita berusia > 18 tahun, praktik menyusui menjadi lebih baik dan mengarah pada perbaikan nutrisi anak,” terangnya.

BKKBN Jatim

Hal tersebut tentunya perlu didukung dengan sarana dan prasarana KB yang memadai serta tenaga pelayanan KB yang kompeten dan pemahaman masyarakat terkait Program Bangga Kencana.

Untuk terus meningkatkan komitmen masyarakat (Pasangan Usia Subur) dalam ber KB diperlukan pula adanya dukungan dari berbagai pihak terkait antara lain stakeholder, provider dan mitra kerja baik pemerintah maupun swasta untuk memberikan pelayanan KB yang berkualitas. Karenanya sangat penting untuk terus menjalin kerjasama dalam meningkatkan komitmen dan dukungan dari berbagai pihak untuk pencapaian program BanggaKencana.

Hal ini tidak mudah mengingat tantangan dalam Percepatan Penurunan stunting adalah Komitmen dan dukungan berkelanjutan dari Pimpinan, Pengetahuan dan Pendidikan Gizi, Koordinasi dan Integrasi Intervensi Gizi, Kapasitas dan Kualitas pelaksana program kegiatan dan Upaya Advokasi, Kampanye, Pendidikan Gizi, Konseling dan Diseminasi Informasi.

“Berdasarkan hal tersebut maka dipandang perlu dilaksanakan kegiatan terintegrasi Sosialisasi Stunting dan Pelayanan KB dalam rangka TMMD,” katanya.

TMMD adalah salah satu wujud Operasi Bhakti TNI, yang merupakan program terpadu lintas sektoral antara TNI dengan Departemen, Lembaga Pemerintah Non Departemen dan Pemerintah Daerah serta komponen bangsa lainnya, yang dilaksanakan secara terintegrasi bersama masyarakat.

Hal ini guna meningkatkan akselerasi kegiatan pembangunan di daerah pedesaan, khususnya daerah yang tergolong tertinggal, terisolasi, perbatasan, dan daerah kumuh perkotaan serta daerah lain yang terkena dampak akibat bencana.

BKKBN Jatim

Tahun 2022 ini TMMD memasuk kegiatan ke 113 dimana nantinya dalam 1 (satu) tahun ada 3x pelaksanaan TMMD. Pada TMMD ke 113 ini ada 5 (lima) kabupaten / kota yang menjadi daerah / wilayah sasaran kab. Ponorogo, kab. Trenggalek, kab. Tuban, kota Madiun, dan kota Probolinggo. Adapun pelaksanaan TMMD Ke 113 itu sendiri dari tanggal 11 Mei sd 9 Juni 2022.

“Mari tingkatkan awarness terhadap fisik anak yang pendek di sekitar kita karena itu adalah ciri awal stunting. Mari bekerjasama dengan TPK dan lintas sektor terkait dalam upaya Percepatan Penurunan Stunting,” tutup Bu Erna.

Kegiatan Sosialisasi Stunting ini melibatkan ibu ibu yang tergabung dalam Persit Kartika Chandra Kirana yang ada di masing masing wilayah Kodim, Bersama-sama lintas sector terkait Dinas Kesehatan, PPKB, IBI, Koordinator PKB, PKB diharapkan program percepatan penurunan stunting ini dapat segera dicapai dengan meningkatkan kesadaran pentingnya Pendewasaan Usia Perkawinan, Perencanan Kehidupan Berumah tangga, Pengaturan Jarak Kehamilan / 4 Terlalu.

“Stunting dapat dicegah melalui KB, karena Ibu dapat fokus memberikan pengasuhan terbaik bagi anak,” ujar Bu Luki

Dari sumber Bappenas permasalahan stunting di Jawa Timur disebabkan oleh Praktek Pengasuhan yang tidak baik, Terbatasnya layanan Kesehatan termasuk layanan ANC, Post Natal dan pembelajaran dini yang berkualitas, Kurangnya akses ke makanan bergizi, Kurangnya akses ke air bersih dan sanitasi, Masih beragamnya data Stunting, Terbatasnya persepsi dan perilaku masyarakat terhadap stunting dan Pandemi Covid memperlambat penurunan stunting.

Data Capaian Hasil Pelayanan KB Kab. Kediri di ambil dari data Statistik rutin BKKBN sampai dengan bulan Desember 2021, Target PB SM : 32.246, PB SM : 28.089 (87,11%), Unmetneed Target : 32.246, Unmetneed Capaian : 11.27, PUS : 262.300, Hamil : 8.751.

Sedangkan Data SSGI Tahun 2021, Jawa Timur : 23.5, Kab. Kediri : 18. Dan capaian Prevalensi Stunting Jawa Timur sesuai SSGI 2021 : 23.5, Target 2022 : 20.1, Target 2023 :16.8, Target 2024 : 13.5. @Red.

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button