BKKBN Jatim Bersama DPR RI Lakukan Penguatan PK21 dan Program Bangga Kencana di Kec. Purwosari Bojonegoro

Bangga Kencana || Bojonegoro – Perwakilan Badan Kependudukan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Jawa Timur melakukan sosialisasi Penguatan Pendataan Keluarga 2021 (PK21) dan kelompok sasaran Bangga Kencana dengan menggandeng mitra kerja dari Komisi IX DPR RI, H. Abidin Fikri, S.H.,M.H di Kecamatan Purwosari, Kab. Bojonegoro, Sabtu (5 Juni 2021).
Kegiatan ini merupakan rangkaian sosialisasi rutin yang dilakukan oleh Perwakilan BKKBN Jawa Timur dengan menggandeng mitra kerjanya. Tujuan dari sosialisasi kali ini adalah untuk memberikan penguatan terkait program nasional dari pemerintah yakni Pendataan Keluarga 2021 (PK21).
Lasmiran, selaku Ketua Komisi A DPRD Kab. Bojonegoro yang mewakili H. Abidin Fikri berharap agar kegiatan sosialisasi BKKBN di masyarakat Bojonegoro agar dapat dioptimalkan sehingga masyarakat memahami bagaimana membangun keluarga yang berkualitas, mencegah pernikahan dini dan kehamilan di usia dini serta fokus pada pencegahan stunting.
Koordinator Bidang Adpin Perwakilan BKKBN Provinsi Jawa Timur, Dra. Sofia Hanik, M.M., mewakili Kepala Perwakilan (Kaper) BKKBN Jatim, Drs.Sukaryo Teguh Santoso, M.Pd., memaparkan tentang pelaksanaan Pendataan Keluarga yang dilaksanakan serempak secara nasional pada 1 April hingga 31 Mei 2021. “Dari hasil pendataan yang dilakukan inilah nantinya akan menjadi basis data sebagai dasar bagi pemerintah dalam pelaksanaan kebijakan peningkatan dan pemerataan pembangunan serta kesejahteraan keluarga,” tegasnya.
Sementara itu, Kabid pengendalian penduduk dan bina lini lapangan, Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana (P3AKB) Kabupaten Bojonegoro, Nur Lina S.H., M.Si., dalam paparannya menjelaskan tentang stunting agar masyarakat di Bojonegoro mengetahui tentang stunting dan ikut berperan aktif dalam mencegah stunting.
“Stunting merupakan kondisi kekurangan gizi pada bayi di 1000 hari pertama kehidupan yang berlangsung lama dan menyebabkan terhambatnya perkembangan otak dan tumbuh kembang anak. Karena mengalami kekurangan gizi menahun, bayi stunting tumbuh lebih pendek dari standar tinggi balita seumurnya. Tapi ingat, stunting itu pasti bertubuh pendek, sementara yang bertubuh pendek belum tentu stunting,” jelasnya. @red