Peringati Hari Kontrasepsi Sedunia 2024, BKKBN Lakukan Pelayanan KB Serentak
Memperingati Hari Kontrasepsi Sedunia Tahun 2024 atau World Contraception Day (WCD) BKKBN melaksanakan Pelayanan KB Serentak
Drackzi, Indramayu – Memperingati Hari Kontrasepsi Sedunia Tahun 2024 atau World Contraception Day (WCD) BKKBN melaksanakan Pelayanan KB Serentak pada 10-20 September 2024.
Pelayanan KB Serentak selama kurang lebih 10 hari ini secara nasional dicanangkan Deputi Bidang KBKR BKKBN, Dr. Wahidin, M. Kes, pada Selasa (10/09/2024) di Puskesmas Sukagumiwang, Jatibarang, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat.
Kick Off Pekan Pelayanan KB Serentak ini pun diikuti Perwakilan BKKBN provinsi se-Indonesia termasuk BKKBN Jawa Timur melalui teleconference.
Menyinggung masalah kependukan di Indonesia, Deputi Bidang KBKR menyebut adanya ketimpangan antara kuantitas penduduk Indonesia yang berada di urutan ke-4 dunia namun masih tertinggal dari segi kualitasnya.
“Saat ini penduduk dunia jumlahnya sudah sekitar 8,2 miliar. Indonesia peringkat ke-4. Kalau sensus 2020 kan 272 juta, dengan pertambahan 4,5 sampai 5 juta per tahun berarti saat ini penduduk Indonesia ada 280 juta lebih. Ini secara kuantitas, nah apakah secara kualitas kita sudah nomor 4? Kalau secara kualitas kita belum, masih banyak tantangan untuk secara kualitas bisa sejajar dengan negara lain” kata Wahidin.
Penggunaan kontrasepsi, lanjut Wahidin, dari banyak riset berhubungan dengan kesejahteraan keluarga, stunting dan kemiskinan ekstrim yang saat ini menjadi salah satu program prioritas pemerintah.
“Maka kalau ingin kualitasnya sejajar dengan negara lain, stuntingnya ingin turun, kemiskinan ekstrem turun, pendidikan meningkat, kualitas SDM secara umum ingin meningkat, maka yang paling dasar harus diawali dengan keberhasilan program KB”.
Wahidin menganalogikan sederhana upaya memutus rantai kemiskinan kultural dengan program Keluarga Berencana.
“Keluarga yang secara ekonomi terbatas, dari kecil cenderung tidak mendapatkan gizi yang bagus sehingga perkembangan otaknya tidak maksimal, ketika sekolah biayanya tidak maksimal, misalnya sampai SD, celakanya lagi, habis SD masih muda dinikahkan segera. Kalau tamat SD, pekerjaan yang akan didapat pekerjaan informal, walaupun ada juga yang tidak berpendidikan ekonominya bagus, tapi sebagian besar yang pendidikannya rendah ekonominya juga begitu. Ini yang kita sebut miskin kultural, orang tua miskin, anak banyak, akhirnya melahirkan kemiskinan baru. Untuk itu salah satunya kita harus ikut KB,” terangnya.
Wahidin menambahkan, pada Pelayanan KB Serentak kali ini menargetkan setidaknya 1,4 juta akseptor, 35 persen diantaranya menyasar peserta KB baru. “Mohon selama 10 hari kedepan dimaksimalkan untuk peserta KB baru karena dari laporan bulan Juli ternyata tahun ini baru 41 persen,”.
Sementara itu, di BKKBN Jawa Timur, Ketua Tim Kerja KBKR, dr. Sofyan Rizalanda, M.Kes menjelaskan pada pelayanan kali ini BKKBN menggandeng provider pemerintah dan swasta untuk menyelenggarakan Pelayanan KB semua metode secara serentak di 38 wilayah kabupaten/ kota.
“Pelayanan kali ini diselenggarakan di seluruh Fasyankes pemerintah dan swasta termasuk Fasyankes TNI. Pada Pelayanan WCD ini Jawa Timur mendapatkan target sejumlah 265.175 pelayanan KB semua metode,” jelas Sofyan.
Pada kesempatan itu, Deputi KBKR secara khusus meminta Jawa Timur mengoptimalkan cakupan KB Pria MOP pada momentum WCD.
“Jatim sudah jadi leading untuk metode KB lainnya. Kami tunggu berita baiknya untuk pelayanan MOP mudah-mudahan jadi pembeda supaya bisa menjadi best practice untuk daerah yang lain. Ini challenge untuk Jawa Timur. Salah satu bidan di Jawa Timur juga termasuk terbaik ke 2 dalam Lomba Aku Kamu 2024 lalu, beliau rutin memberi edukasi tentang KB Pasca Persalinan lewat TikTok ini juga menjadi contoh yang baik,” pesan Wahidin.
Menanggapi hal tersebut Sofyan menyiapkan strategi khusus dengan memberdayakan Kelompok KB Pria di Jawa Timur.
“Ada Ketua Kelompok KB Pria, yang ikut pada acara hari ini, mereka akan membantu penggerakan KB pria khususnya MOP di Jawa Timur. Besok juga ada pembinaan di Kabupaten Situbondo, kami ajak Ketua KB Pria untuk kembali melembagakan kelompok KB pria agar ada keberlanjutan sehingga pada momentum Hari Kontrasepsi atau momentum pelayanan serentak lainnya capaian KB Pria khususnya MOP bisa naik,” pungkas Sofyan.@Red.