Evaluasi Kinerja, BKKBN Jatim Himbau Satgas PPS Triwulan I Fokus Implementasikan 5 PASTI
Evaluasi Kinerja Satgas Percepatan Penurunan Stunting (Satgas PPS) Triwulan I telah dilaksanakan tanggal 29-30 April 2024 di Hotel Aria Centra, Surabaya.
DRACKZI.com//SURABAYA – Evaluasi Kinerja Satgas Percepatan Penurunan Stunting (Satgas PPS) Triwulan I telah dilaksanakan tanggal 29-30 April 2024 di Hotel Aria Centra, Surabaya. Pada pertemuan tersebut, Kepala BKKBN Jatim, Maria Ernawati, menghimbau Satgas PPS fokus dalam mengimplementasikan 5 PASTI.
“Seperti diketahui bersama, pemerintah ingin di tahun 2045, tepat 100 tahun kemerdekaan Indonesia, Indonesia mampu menjadi negara yang unggul tentunya dengan dibarengi upaya mempersiapkan SDM yang unggul. Namun hal tersebut masih terkendala masalah stunting. Maka pemerintah dengan berbagai kebijakan terus menerus menekan atau menurunkan prevalensi stunting. Salah satu jurus jitunya dalam Perpres 72 Tahun 2021 tentang Percepatan Penurunan Stunting adalah memberikan pendampingan kepada keluarga yang berisiko stunting. BKKBN sebagai Ketua Pelaksana segera membentuk Satgas PPS dan Tim Pendamping Keluarga (TPK). Harapannya, anak yang stunting bisa diintervensi dan yang baru lahir tidak terjadi lagi new stunting,” ujar Maria Ernawati.
Maria melanjutkan, untuk mengevaluasi penurunan stunting ini kemudian dilaksanakanlah survei, baik E-PPGBM, SSGI kemudian yang terakhir SKI yang baru dirilis Kementrian Kesehatan dimana secara nasional prevalensi stunting turun 0,1%. Jawa Timur sedikit lebih bagus, dimana menurut SKI Tahun 2023, Jawa Timur berada pada angka 17,7%, turun 1,5% dari SGGI tahun 2022 yaitu sebesar 19,2%. Namun menurut Maria Ernawati capaian ini belum sesuai target yang diberikan.
“Oleh karena itu pada evaluasi trisemester I, kita berharap Bapak Ibu mempunyai taktik, kita harus mempunyai strategi jitu untuk menyelesaikan PR kita. Ada RAN PASTI dengan 5 pilarnya di ranah kebijakan yang mungkin sulit kita implementasikan. Namun terinspirasi dari materi Prof. Dr. dr. Abdul. Razak Thaha, MSc, SpGK (Guru Besar FKM Universitas Muhammadiyah Jakarta) saat RAKERNAS Program Bangga Kencana, beliau membaca RAN PASTI ini agar bisa diimplementasikan sampai di tingkat keluarga,” ujar Erna.
“Yaitu, pastikan ada data keluarga berisiko stunting, pastikan ada intervensinya, pastikan keluarga risiko stunting menerima intervensi, pastikan keluarga tersebut patuh pada intervensi dan yang terakhir pastikan hasilnya terlaporkan,” jelasnya.
“Kita sudah membuat 4 cluster faktor penyebab stunting yaitu karena pola asuh, kemiskinan, penyakit penyerta dan sanitasi. Ini intervensinya jelas, orang-orangnya jelas. Ini yang harus dipastikan lagi. Jika sudah pasti terdaftar, pastikan menerima intervensi.”
Dari 5 ini silahkan mengejar dalam waktu kira-kira 5 sampai 6 bulan lagi kita harus bisa menurunkan prevalensi stunting dengan melibatkan multisektor,” imbau Erna.
Selain menekankan implementasi 5 PASTI, Erna juga mengingatkan PR Satgas provinsi maupun kabupaten/ kota agar menggerakkan keluarga balita untuk hadir pada Posyandu dan mengkoordinasikan dengan Penyuluh KB agar hasilnya tercatat pada aplikasi Sigizi Terpadu.
Di tempat yang sama, Sekteratis BKKBN Jatim, Nyigit Wudi Amini menyebut dalam seminggu kedepan akan dilaksanakan pembahasan intensif guna meningkatkan jumlah bayi yang terdata dan mendapat pelayanan kesehatan di untuk mencegah potensi terjadinya Silence Stunting atau kasus stunting yang tidak terdeteksi. “Ini yang sedang diperjuangkan, semua lembaga terkait akan didorong untuk percepatan kenaikan cakupan bulan timbang,” tegasnya.
Nyigit menambahkan PR pemenuhan data juga menjadi perhatian. Toolsnya melalui KoboToolsBox. Sudah dilakukan evaluasi, dilihat dari konsistensi dan ketertiban dalam input data Kabupaten Mojokerto, Pacitan dan Trenggalek mendapatkan hasil terbaik.@Red.