Nasional

BKKBN Jatim Giat Penguatan Program Pembangunan Keluarga bersama Mitra Kerja di Sidoarjo

Bangga Kencana II Sidoarjo – BKKBN Jatim melaksanakan kegiatan Penguatan Program Pembangunan Keluarga bersama Mitra Kerja komisi IX DPR-RI, bertempat di Aula Pertemuan Intako, Tanggulangin, Kabupaten Sidoarjo pada Minggu (04/6/2023).

BKKBN Jatim Giat Penguatan Program Pembangunan Keluarga bersama Mitra Kerja di Sidoarjo

Kegiatan ini dihadiri oleh H. Sungkono, selaku Anggota Komisi IX DPR-RI. Kepala Perwakilan BKKBN Jawa Timur, Dra. Maria Ernawati, M.M. Rachmad Satrijawan, S.Sos, M.HP selaku Kepala Bidang KBKK DP3AKB Sidoarjo.

Sedangkan peserta kegiatan terdiri dari kader Bina Keluarga Remaja (BKR), pengurus PIK-Remaja, Penyuluh Keluarga Berencana (PKB) dan CoE BKB, UPPKA dan BKL, sejumlah 200 orang.

Satrijawan dalam sambutannya menyampaikan, pencegahan stunting harus dimulai dari fase remaja dan fase catin atau calon pengantin, fase ini yang dinamakan pencegahan stunting dari hulu karena dimulai sebelum terjadinya pernikahan dan konsepsi.

“Salah satu tujuan dari kegiatan ini adalah untuk meningkatkan pengetahuan remaja tentang Penyiapan Kehidupan Berkeluarga bagi Remaja atau PKBR,” kata Satrijawan.

“Namun demikian, pembangunan pemuda dan remaja membutuhkan dukungan dari banyak pihak, terutama keluarga dan orang tua dimanapun pemuda dan remaja tersebut berada,” pungkas Satrijawan.BKKBN Jatim Giat Penguatan Program Pembangunan Keluarga bersama Mitra Kerja di Sidoarjo

Dalam sambutannya, Maria Ernawati selaku Kepala Perwakilan BKKBN Jatim, menyampaikan bahwa Permasalahan di Indonesia saat ini adalah tentang masalah gizi, yaitu kekurangan gizi seperti wasting (kurus) dan stunting (pendek) pada balita, anemia pada remaja dan ibu hamil.

“Berdasarkan Data Survei Status Gizi Balita Indonesia (2021) menunjukkan bahwa angka prevalensi stunting di Indonesia adalah 24,4% dan di tahun 2022 turun menjadi 21,6 % (Data SSGI Tahun 2022), Jawa Timur sebesar dari 23,5% turun menjadi 19,2%,” kata Ernawati.

“Melalui kegiatan ini diharapkan para orang tua dapat menjadi pendidik dan sumber informasi bagi anak-anak remaja mereka. Disamping itu juga dapat menambah pengetahuan orang tua dalam menjembatani jurang komunikasi yang sering terjadi,” kata Ernawati.

“Dan kepada adik-adik PIK Remaja ataupun Insan GenRe, saya berharap kalian dapat menjadi influencer bagi teman sebaya untuk tidak nikah muda. Karena kita tahu, bahwa menikah butuh kesiapan fisik, psikis, pendidikan, ekonomi dan lain sebagainya,” pungkas Ernawati.

Senada dengan Ernawati, Sungkono selaku anggota Komisi IX DPR-RI, dalam sambutannya menyampaikan bahwa ketika masih ada stunting, maka Indonesia belum bisa bersaing dengan negara-negara maju.BKKBN Jatim Giat Penguatan Program Pembangunan Keluarga bersama Mitra Kerja di Sidoarjo

“Salah satu penyebab terjadinya Stunting adalah pernikahan dini. Pada tahun 2022, di Jawa Timur sendiri angka dispensasi nikah masih tergolong tinggi, ada sekitar 15.212 kasus,” kata Sungkono.

“Kegiatan ini merupakan salah satu sinergi kolaborasi yang strategis dalam upaya menyiapkan perencanaan masa depan remaja serta mencetak orang tua yang cerdas dan terampil dalam pendampingan dan pengasuhan, serta tidak ada lagi pernikahan dini dan stunting,” pungkas Sungkono.

Sungkono juga memberikan apresiasi kepada BKKBN Jatim dan seluruh masyarakat yang telah berperan penting dalam upaya pencegahan pernikahan dini dan penurunan Stunting di Jawa Timur.

Setelah acara pembukaan, kegiatan dilanjutkan dengan pemaparan materi dari Narasumber Ahli yaitu Dokter dan Ahli Gizi, serta dari Perwakilan BKKBN Provinsi Jawa Timur.@Red.

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button