BKKBN Jatim Gelar Workshop Edukasi Gizi, Pencegahan Anemia dan Life Skill bagi Insan GenRe di Situbondo
Bangga Kencana II Situbondo – Perwakilan BKKBN Jatim melaksanakan kegiatan Workshop Edukasi Gizi, Pencegahan Anemia dan Life Skill bagi Insan GenRe dan PIK-Remaja di Kabupaten Situbondo, Rabu (10/5/2023) bertempat di Aula Pertemuan Puskesmas Panarukan.
Kegiatan ini dibuka langsung oleh Drs. H. M. Imam Darmaji, selaku Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Kabupaten Situbondo. Kegiatan ini dihadiri juga oleh Kepala Perwakilan BKKBN Jatim yang diwakili oleh tim pendamping Bidang KSPK Perwakilan BKKBN Provinsi Jawa Timur. Sedangkan peserta kegiatan merupakan remaja dengan usia 15-19 tahun berjumlah 79 orang.
Dra. Maria Ernawati, M.M selaku Kepala Perwakilan BKKBN Jawa Timur menyampaikan bahwa intervensi spesifik menjadi salah satu upaya yang penting dilakukan dalam percepatan penurunan Stunting. Ernawati juga menyampaikan, bahwa salah satu yang perlu dilakukan dengan penguatan kapasitas dan perilaku remaja.
Selain itu, Maria Ernawati juga menyampaikan beberapa permasalahan di Provinsi Jawa Timur yang perlu dicermati bersama antara lain, dispensasi Kawin/Perkawinan Usia Anak di Jawa Timur ada sebanyak 15.408, Angka Kematian Ibu ada 305 kasus, dan tingginya Unmetneed sebesar 19,69 %.
Sedangkan berdasarkan Data Survei Status Gizi Balita Indonesia (2021) menunjukkan bahwa angka prevalensi stunting di Indonesia adalah 24,4% dan di tahun 2022 turun menjadi 21,6 % (Data SSGI Tahun 2022), Jawa Timur sebesar dari 23,5% turun menjadi 19,2%.
Kegiatan Workshop Edukasi Gizi, Pencegahan Anemia dan Life Skill ini diawali dengan pembukaan dan pengukuhan Duta GenRe Desa oleh Kepala DP3AP2KB Kabupaten Situbondo.
Dalam sambutannya, Imam menyampaikan dukungan atas pelaksanaan kegiatan Orientasi Edukasi Gizi, Pencegahan Anemia dan Life Skill di Kabupaten Situbondo.
“Sebagai calon pengantin, remaja perlu mendapatkan penguatan kapasitas dan perilaku agar memikiki pemahaman, kesadaran dan perilaku yang positif sehingga memiliki status Gizi dan kesehatan yang ideal. Sehingga kami sangat mendukung atas pelaksanaan kegiatan seperti ini di Kabupaten Situbondo,” kata Imam.
Imam menyebutkan, pengetahuan remaja akan status gizi dan kesehatan yang ideal masih rendah. Terlebih lagi masih banyak remaja, khususnya remaja putri yang kepatuhan terhadap konsumsi tablet tambah darah masih sangat rendah.
Selain diharapkan memahami status gizi dan kondisi kesehatan yang ideal, remaja juga harus memiliki kemampuan untuk berperilaku adaptif dan positif yang memungkinkan remaja untuk secara efektif menghadapi tuntutan dan tantangan kehidupan sehari-hari. @Red