Komisi IX DPR RI Dukung BKKBN Jatim Turunkan Stunting di Nganjuk
Bangga Kencana II Nganjuk – Perwakilan BKKBN Jatim melaksanakan kegiatan Advokasi dan KIE Percepatan Penurunan Stunting oleh Mitra Kerja melalui Promosi dan KIE Pengasuhan Balita, yang dilaksanakan pada Rabu (03/5/2023) bertempat di Ruang Aula Pertemua Balai Desa Jatipunggur, Kecamatan Lengkong, Kabupaten Nganjuk.
Kegiatan ini dihadiri oleh M. Yahya Zaini selaku Anggota Komisi IX DPR-RI yang diwakili oleh Ahmad Noor Fuadi, S.Pd, Kepala Perwakilan BKKBN Jatim, Dra. Maria Ernawati, M.M, yang diwakili oleh Dra. Suhartuti, MM dan dihadiri pula Anang Agus Susilo, selaku Sekretaris Dinas Sosial PPKB Kabupaten Nganjuk, Noor Fuad, selaku Tenaga Ahli anggota Komisi IX DPR-RI, dalam sambutannya menyampaikan apresiasi kepada BKKBN dan seluruh masyarakat yang telah berperan penting dalam penurunan Stunting di Jawa Timur, khususnya di Kabupaten Nganjuk.
“saya tahu bahwa Stunting ini merupakan tanggung jawab BKKBN. Tapi berkat kehadiran ibu-ibu disini yang turut mensosialisasikan pentingnya 1000 HPK maka angka Stunting di kabupaten Nganjuk khususnya bisa turun
“Saya berharap, di tahun 2023 ini Kabupaten Nganjuk dapat menurunkan kembali angka stunting. Tentu hal ini dapat terwujud atas sinergi, ikhtiar dan kolaborasi bersama dari semua mintra, lintas sektor dan masyarakat,” tambah Fuad.
Fuad juga menambahkan bahwa Komisi IX DPR-RI siap mendukung penuh program BKKBN dalam percepatan penurunan stunting melalui berbagai program inovasi seperti yang dilaksanakan saat ini.
Dalam kesempatan yang sama, anang menyampaikan bahwa Periode emas di masa 1000 HPK harus betul-betul diperhatikan karena seperti halnya kita membangun rumah dengan pondasi yang kuat. Sehingga kedepanya mampu mencetak generasi yang lebih baik dari kita.
Anang menambahkan, orang tua harus memahami pola pengasuhan dan komunikasi, dan orang tua harus dapat memaparkan berbagai cara bicara yang beragam pada kondisi dan situasi yang dihadapi.
Mewakili Kepala Perwakilan BKKBN Jatim, suhartuti, dalam sambutannya menyampaikan bahwa Indonesia memiliki peluang Bonus Demografi pada 2030 – 2035.
“Kita semua tahu, periode ini hanya akan menjadi bonus jika kita memiliki SDM berkualitas. Sedangkan saat ini kita masih punya PR untuk mengatasi persoalan dalam pembangunan kualitas SDM, salah satunya adalah Stunting,” katanya.
“Berdasarkan Data Survei Status Gizi Balita Indonesia (2021) menunjukkan bahwa angka prevalensi stunting di Indonesia adalah 24,4% dan di tahun 2022 turun menjadi 21,6% (Data SSGI Tahun 2022), Jawa Timur sebesar dari 23,5% turun menjadi 19,2%, dan di Kabupaten Nganjuk sebesar 20%,” kata Suhartuti.
Oleh karena itu, percepatan penurunan stunting menjadi prioritas pembangunan yang dituangkan dalam Perpres Nomor 72 Tahun 2021 tentang percepatan penurunan angka stunting. Angka prevalensinya ditargetkan dapat diturunkan menjadi 14 persen di Tahun 2024.
Setelah acara pembukaan, kegiatan dilanjutkan dengan pemaparan materi dari Narasumber Ahli yaitu Dokter dan Ahli Gizi, serta dari Perwakilan BKKBN Provinsi Jawa Timur.@Red.