GKR Bendara dan BKKBN DIY Ajak Bapak Untuk Peduli Stunting Dengan Berhenti Merokok
Bangga Kencana II Gunungkidul – GKR Bendara mengajak para bapak untuk peduli pada stunting dan masalah tumbuh kembang anak dengan cara berhenti merokok. Karena uang yang digunakan untuk membeli sebungkus rokok itu bisa digunakan untuk membeli satu kilogram telur yang cukup untuk memberikan gizi bagi balita selama seminggu, atau untuk membeli ikan yang sangat dibutuhkan anak untuk tumbuh dan tidak mengalami stunting.
“Tapi terkadang (bagi bapak-bapak) stunting atau tidak, urusan gizi anak terpenuhi atau tidak itu urusan Ibunya,” protes Bendara kepada para bapak yang hadir pada kegiatan Gerakan Kasih Ramadhan sekaligus Internalisasi Pengasuhan Balita dalam rangka percepatan penurunan stunting yang dilaksanakan di Balai Kelurahan Semanu Gunungkidul Selasa (11/4/2023). Ketua Tim Penggerak PKK Diah Purwanti Sunaryanta tampak menyambut langsung kehadiran GKR Bendara.
Kegiatan tersebut terselenggara atas kerjasama BKKBN DIY dengan Gerakan Peduli Berbagi yang diprakarsai putri bungsu Sri Sultan Hamengkubuwono, GKR Bendara. Aksi ini berlangsung di lima kabupaten dan kota se DIY selama bulan puasa. Tidak kurang dari PT KAI Daops 6, Baznas, Lazismu, Bank Indonesia, BPD DIY, dan Yayuk Basuki Insights terlibat memberikan donasi ataupun CSR-nya bagi berlangsungnya kegiatan ini.
Selain digunakan untuk peningkatan status gizi para anak dan keluarga rawan stunting, bantuan yang diberikan juga digunakan untuk pengembangan perekonomian melalui Koperasi Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga Akseptor (UPPKA) binaan BKKBN DIY. Juga di setiap lokasi kegiatan dilaksanakan pemeriksaan kesehatan bagi anak resioko stunting oleh Bidang Kedokteran dan Kesehatan (BIDOKKES) Polda DIY.
Kepala Perwakilan BKKBN DIY Shodiqin yang diwakili Penanggung Jawab Bidang KSPK Witriastuti Susani Anggraeni sangat mengapresiasi kegiatan ini dan kembali menegaskan bahwa stunting merupakan masalah bersama yang harus diatasi dengan sinergi seluruh elemen masyarakat. Stunting berkaitan erat dengan status gizi masyarakat.
“Perbaikan gizi ini ditetapkan sebagai Proyek Prioritas Nasional atau dikenal sebagai Pro-PN, yang antara lain dilakukan melalui Promosi dan KIE 1000 hari pertama kehidupan sebagai salah satu upaya pencegahan stunting,” demikian disampaikan Anggraeni. Stunting memang hanya dapat dicegah dalam 1000 hari kehidupan anak, lewat dari masa itu sulit untuk diperbaiki.
Sementara itu periode umur 0-6 tahun meriupakan periode emas dalam siklus kehidupan karena perkembangan otak yang paling optimal berlangsung pada periode tersebut.
“Periode ini harus dioptimalkan dengan menjaga kesehatan, status gizi anak, stimulasi dan lingkungan yang mendukung,” tambah Anggraeni.
AKBP drg. Budi Santosa yang mewakili BIDOKKES Polda DIY menambahkan dalam sambutannya bahwa anak adalah masa depan bangsa.
“Anak adalah aset, dan merupakan aset yang paling berharga daripada harta yang kita miliki,” tutur Budi Santosa. Karena itu penting menjaga agar anak tumbuh sehat dan cerdas demi masa depan bangsa dan negara,” tambah Budi.
Kegiatan di Balai Kelurahan Semanu ini dimulai sejak pagi dengan pemeriksaan kesehatan gratis bagi anak dan keluarga resiko stunting dan pemberian materi terkait pengasuhan balita dan pencegahan stunting. Tampak hadir Dwinanto Budi Aji, Kepala PT KAI DAOP VI, Sekretaris Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Kalurahan, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Gunungkidul Muhammad Farkhan dan Lurah Semanu Harto Muadzan. Juga hadir memberikan bantuan bagi anak resiko stunting Yayuk Basuki, mantan atlet tenis nasional asal Yogyakarta yang kini aktif bergerak di bidang sosial.@Red.
One Comment