Sosialisasi Stunting BKKBN Jatim Bersama Nur Yasin di Jember
Bangga Kencana || Jember – BKKBN Jatim melaksanakan kegiatan Penguatan Program Pembangunan Keluarga bersama Mitra Kerja, yang dilaksanakan pada 5 Maret 2023 bertempat di Gedung PSBB MAN 1 Jember, Kec. Kaliwates, Jember.
Kegiatan ini dihadiri oleh Ir. H. Nur Yasin, M.BA., M.T. selaku Anggota Komisi IX DPR-RI. Kepala Perwakilan BKKBN Jawa Timur, Dra. Maria Ernawati, M.M., diwakili oleh Uni Hidayati, S.ST, M.M., selaku Penata KKB Madya Perwakilan BKKBN Provinsi Jawa Timur. Kepala Dinas P3AKB Kabupaten Jember, Drs. Suprihandoko, M.M.
Mewakili Kepala Perwakilan BKKBN Jawa Timur, Uni Hidayati, S.ST, M.M, dalam sambutannya menyampaikan bahwa tugas bersama saat ini adalah memberikan edukasi terkait gizi. Hal ini berkaitan dengan kasus kekurangan gizi seperti wasting (kurus) dan stunting (pendek) pada balita, anemia pada remaja dan ibu hamil yang masih relatif tinggi.
“Berdasarkan Data Survei Status Gizi Balita Indonesia (2021) menunjukkan bahwa angka prevalensi stunting di Indonesia adalah 24,4% dan di tahun 2022 turun menjadi 21,6 % (Data SSGI Tahun 2022), Jawa Timur sebesar dari 23,5% turun menjadi 19,2%. Sedangkan di Kabupaten Jember pada tahun 2022 sebesar 34,9%,” kata Uni Hidayati.
“Melalui kegiatan ini, kami berharap para orang tua yang hadir dapat menjadi pendidik dan sumber informasi bagi anak-anak remaja mereka. Disamping itu juga dapat menambah pengetahuan orang tua dalam menjembatani jurang komunikasi yang sering terjadi,” pungkas Uni Hidayati.
Senada dengan Uni Hidayati, Nur Yasin selaku anggota Komisi IX DPR-RI, dalam sambutannya menyampaikan bahwa akar utama untuk menekan angka stunting adalah dengan pendewasaan usia perkawinan
“Salah satu penyebab terjadinya Stunting adalah pernikahan dini. Pada tahun 2022, di Jawa Timur sendiri angka dispensasi nikah masih tergolong tinggi, ada sekitar 15.212 kasus,” kata Nur Yasin.
“Kegiatan ini merupakan salah satu sinergi kolaborasi yang strategis dalam upaya menyiapkan perencanaan masa depan remaja serta mencetak orang tua yang cerdas dan terampil dalam pendampingan dan pengasuhan, serta tidak ada lagi pernikahan dini dan stunting,” pungkas Nur Yasin.
Nur Yasin juga memberikan apresiasi kepada BKKBN dan seluruh masyarakat yang telah berperan penting dalam upaya pencegahan pernikahan dini dan penurunan Stunting di Jawa Timur.
Handoko dalam sambutannya menyampaikan, pencegahan stunting harus dimulai dari fase remaja dan fase catin atau calon pengantin, fase ini yang dinamakan pencegahan stunting dari hulu karena dimulai seblum terjadinya pernikahan dan konsepsi.
“Tentu hal tersebut butuh dukungan dan peran dari para kader BKR, edukasi terkait penyiapan kehidupan berkeluarga bagi remaja harus terus digencarkan oleh para kader,” kata Handoko.
Setelah acara pembukaan, kegiatan dilanjutkan dengan pemaparan materi dari Narasumber Ahli yaitu Dokter dan Ahli Gizi, serta dari Perwakilan BKKBN Provinsi Jawa Timur.@Red