Pemanfaatan DAK, Kunker Inspektur Wilayah I BKKBN ke Kota Batu
Bangga Kencana || Kota Batu – Dalam rangka mendorong percepatan penurunan stunting di Jawa Timur melalui pemanfaatan DAK, Inspektur Wilayah I BKKBN, M. V Chinggih Widanarto, SE., M. Si melakukan kunjungan kerja ke Kota Batu dan Kota Probolinggo, Jawa Timur, Jumat (03/03/2023).
Dalam kesempatan ini Inspektur Wilayah I BKKBN didampingi Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Jawa Timur, Dra. Maria Ernawati, MM dan Sekretaris Badan BKKBN Jawa Timur, Nyigit Wudi Amini, S.Sos., M.Sc.
Lokasi kunjungan pertama bertempat di Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan keluarga Berencana Kota Batu. Hadir pada kesempatan tersebut Sekretaris Inspektorat; Inspektur Pembantu III; Kepala DP3A2PKB; Sekretaris DP3A2PKB; Sekretaris BKAD; Kabid akuntansi dan pelaporan BKAD dan Kabid KB DP3A2PKB jajaran Kota Batu.
Sekretaris Perwakilan BKKBN Jatim menuturkan bahwa perlu kerjasama di Kota Batu untuk menurunkan prevalensi stunting yang mengalami kenaikan cukup tinggi. “Menurut Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) angka prevalensi stunting Kota Batu mengalami kenaikan cukup tinggi, dari 15% tahun 2021 menjadi 25,2% tahun 2022. Ini agar menjadi perhatian bersama, dan upaya penurunan ini bisa mengoptimalkan Dana Alokasi Khusus (DAK) yang telah dialokasikan tahun 2023” urainya.
Chinggih kemudian mengingatkan agar di tahun 2023 alokasi anggaran DAK yang tersedia untuk Kota Batu digunakan untuk penanganan stunting. “Mengingat tahun 2022 lalu penyerapan DAK Fisik Kota Batu masih nol, kami berharap di tahun 2023 alokasi DAK sekitar 3 milyar bisa dimanfaatkan dengan semaksimal mungkin untuk mendorong penurunan stunting di Kota Batu” kata Chinggih.
Menanggapi hal tersebut, Kepala DP3A2PKB Kota Batu, Aditya Prasaja, S.STP, M.AP menyambut baik dengan berkomitmen untuk mengoptimalkan penyerapan DAK fisik maupun BOKB guna mendukung upaya percepatan penurunan stunting di wilayahnya.
“Ini akan segera kami tindak lanjuti bersama jajaran sehingga DAK yang ada bisa benar-benar dimanfaatkan sesuai peruntukannya, sehingga bisa menurunkan angka stunting di Kota Batu ini,” ujar Aditya.
Kunjungan berlanjut ke Kota Probolinggo bertempat di Rumah Dinas Walikota Probolinggo. Hadir Plt. Kepala Dinas Kesehatan Kota Probolinggo; Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kota Probolinggo; Kepala Bidang Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kota Probolinggo beserta jajaran.
Mengawali pembahasan kali ini, Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Jawa Timur, Dra. Maria Ernawati, MM menyampaikan, menurut data SSGI angka prevalensi stunting Indonesia turun menjadi 21,6 % di tahun 2022. “Di Jawa Timur juga sudah banyak strategi terutama melalui pembentukan Tim Pendamping Keluarga (TPK). BKKBN Jawa Timur juga menggandeng Universitas Airlangga sebagai Koordinator konsorsium Perguruan Tinggi di 18 Kabupaten, dengan sasaran program diantaranya pendampingan melalui Dikti, KKN tematik dan pemberian mikronutrien,” jelas Erna.
Terkait Dana Alokasi Khusus (DAK) Fisik dan Non Fisik, Inspektur Wilayah I BKKBN menyampaikan realisasi DAK Fisik Kota Probolinggo cukup tinggi namun kurang di penyerapan DAK non fisik. “Tahun 2022 penyerapan DAK fisik di Kota Probolinggo cukup tinggi di angka 93%, sedangkan DAK non fisik baru terserap sekitar 52%. Untuk itu perlu penguatan lagi untuk mendorong percepatan penurunan stunting. Tahun ini Kota Probolinggo mendapatkan DAK sekitar 3,8 milyar mudah-mudahan ini bisa terserap maksimal,” pungkas Chinggih. @Red