Sadari Pentingnya Awal Periode Kehidupan, BKKBN DIY Giat Advokasi Dan KIE Pengasuhan 1000 HPK
Bangga Kencana II Gunungkidul – Menyadari pentingnya awal periode kehidupan maka Perwakilan BKKBN DIY menyelenggarakan kegiatan Advokasi Dan KIE Pengasuhan Seribu Hari Pertama Kehidupan (1000 HPK) Dalam Rangka Percepatan Penurunan Stunting di Kabupaten Gunungkidul, Rabu (1/3/2023).
Seribu hari pertama dalam kehidupan manusia yang dimulai sejak pembuahan di dalam rahim sampai anak berusia dua tahun merupakan masa yang penting dalam pertumbuhan dan perkembangan seseorang. Perkembangan otak dan kemampuan dasar belangusng secara pesat pada periode ini sehingga disebut sebagai golden period. Menurut penelitian, 90% stunting terjadi pada usia di bawah dua tahun.
Kegiatan ini dihadiri Wakil Bupati Gunungkidul Heri Susanto, Kepala Perwakilan BKKBN DIY Shodiqin SH MM., yang diwakili Bidang KSPK Witriastuti.
Wakil Bupati Gunungkidul Heri Susanto membuka kegiatan tersebut yang menghadirkan para Panewu dan Instansi terkait bertempat di Hotel Santika Gunungkidul.
Dalam pesannya kepada seluruh peserta, Wakil Bupati yang sekaligus sebagai Ketua Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Kabupaten Gunungkidul ini menekankan agar para Panewu dan Kepala Dinas terkait untuk bekerjasama lebih intens dalam menurunkan angka stunting.
“Hasil SSGI yang menyatakan bahwa angka stunting kabupaten kita mengalami kenaikan hendaknya justru menjadi momen untuk get up, dan menyadarkan kita untuk lebih serius dalam penanganan stunting,” demikan dikatakan Heri Susanto.
Meskipun banyak faktor penyebab stunting, namun keterkaitan antara stunting dengan tingkat perekonomian masyarakat sangat besar. Heri berharap arah kebijakan pembangunan Kabupaten Gunungkidul makin difokuskan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi.
Penanggung jawab Bidang KSPK Witriastuti yang mewakili Kepala Perwakilan BKKBN DIY dalam laporannya menekankan bahwa konvergensi merupakan kunci keberhasilan pengentasan stunting. Konvergensi percepatan pencegahan stunting adalah intervensi yang dilakukan secara terkoordinir, terpadu, dan bersama-sama menyasar kelompok sasaran prioritas untuk mencegah stunting. Penyelenggaraan intervensi, baik gizi spesifik maupun gizi sensitif, secara konvergen dilakukan dengan mengintegrasikan dan menyelaraskan berbagai sumber daya untuk mencapai tujuan pencegahan stunting.
Kegiatan berlanjut dengan pemaparan materi secara penel dengan moderator Amirudin dari DPMKPPKB Gunungkidul, diawali dengan paparan Aji Saksono dari BAPPEDA yang menyampaikan Strategi dan Upaya Percepatan Penurunan Stunting. Sejalan dengan penyampaian Witriastuti tentang pentingnya konvergensi dalam penanganan stunting, Aji menguraikan pelaksanaan 8 aksi konvergensi yang diawali dengan Analisis Situasi, Penyusunan Rencana Kegiatan, Rembug Stunting lintas OPD, Penguatan peran desa (Peraturan Bupati), Pembinaan sasaran, Manajemen data stunting, pengukuran kinerja, dan terakhir review kinerja tahunan. BAPPEDA mengawal aksi konvergensi penanganan stunting ini.
Selanjutnya Pasiter Kodim 0730/Gunungkidul Kapten Cba Tri Aji Laga dan Wakapolres Kompol Candra Lulus Widiantoro berturut-turut menyampaikan peran TNI dan Polri dalam turut membantu percepatan penurunan stunting di Gunungkidul. Aparat TNI dan Polri di tingkat bawah siap dan telah berperan aktif.
“Babinsa TNI dan Bhabinkamtibmas Polri selalu berbarengan bergerak di tingkat desa, termasuk dalam mendistribusikan bahan makanan bagi anak resiko stunting. Mereka sudah seperti Upin-Ipin saja, dimana ada Babinsa disitu ada Bhabinkamtibmas,” Aji Laga mengibaratkan.
Terakhir Yuni Hastutiningsih dari Perwakilan BKKBN DIY menyampaikan mengenai pentingnya perbaikan pola pengasuhan seribu hari pertama kehidupan untuk mencegah munculnya stunting baru, dan dengan demikian semakin menurunkan angka stunting.
Periode 1000 hari pertama, yaitu 270 hari selama kehamilan dan 730 hari pada kehidupan pertama bayi yang dilahirkannya, merupakan periode sensitif karena akibat yang ditimbulkan terhadap bayi pada masa ini akan bersifat permanen dan tidak dapat dikoreksi.
Tidak terpenuhinya asupan nutrisi dan gizi, serta kesalahan dalam pengasuhan pada masa 1000 HPK seorang anak akan berdampak sangat buruk terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak di kemudian hari.
Kegiatan ini dihadiri pula oleh Herman Hidayat, Kasi Intel mewakili Kepala Kejaksaan Negeri Gunungkidul dalam kedudukannya sebagai Pengarah TPPS Gunungkidul, dan Koordinator Program Manajer Satgas Percepatan Penurunan Stunting DIY Asteria Heny Widayati.@Red.