Sinergi BKKBN DIY Bersama TNI-POLRI Dukung Penanggulangan Stunting
Bangga Kencana || Yogyakarta – BKKBN DIY dan Kodim 0734/Kota Yogyakarta berkolaborasi dengan Polres Kota Yogyakarta menyalurkan bantuan paket berupa Telur dan Bubur Kacang hijau secara langsung diberikan secara simbolis diwakilkan oleh beberapa keluarga beresiko stunting dan dilanjutkan dengan penyerahan langsung ke sasaran bagi keluarga beresiko stunting yang tersebar di wilayah kota Yogyakarta (14/02/2023).
Kegiatan tersebut sudah dilaksanakan sejak tahun 2022 oleh Kodim 0734/Kota Yogyakarta dan sudah berlangsung kali ke-2 bersama dengan pihak Polres Kota Yogyakarta. Kegiatan ini berlangsung di Kantor Kematren Kotagede, Kota Yogyakarta pada pukul 10.00 WIB.
Dandim 0734/Kota Yogyakarta, Letkol Arh Burhan Fajari Arfian, S.Sos mengatakan bahwa Indonesia sudah darurat stunting yang mana anak-anak sekarang akan menjadi generasi penerus bangsa, jangan sampai gizi anak-anak ini menjadi kurang. Pemkot Kota Yogyakarta mempunyai target Zero Stunting pada tahun 2024, maka menjadi PR bersama bagaimana cara menuntaskannya.
Di Kota Yogyakarta ini ada 1200 lebih keluarga yang beresiko stunting. Hari ini baru bisa mensuport 90 sasaran saja. Dandim 0734/Kota Yogyakarta, Letkol Arh Burhan Fajari Arfian, S.Sos mengajak semua elemen termasuk masyarakat untuk turut bekerja bersama-sama.
Kodim 0743 dan BKKBN DIY sudah menggandeng YLHI (Yayasan Langkah Hati Indonesia) sebagai tempat penampung donasi dan pengelola dana yang digalang oleh Kodim wilayah Kota Yogyakarta untuk penanggunlangan stunting yang ada di Kota Yogyakarta.
Lurah Rejowinangun mengatakan bahwa pihaknya akan kembali menghidupkan program-program yang sudah tidak berjalan seperti budidaya lele cendol dan lorong sayur diwilayahnya.
Anggota DPRD Kota Yogyakarta, Dwi mengatakan bahwa berbicara stunting tidak bisa hanya secara sparsial. Beliau juga menyampaikan konsep untuk menyediakan Foodbank di setiap Posyandu sebagai sarana untuk menyimpan makanan dalam bentuk froozen yang nantinya bisa dimanfaatkan untuk dimasak dan hasil masakan dibagikan kepada keluarga yang beresiko stunting.
Perwakilan dari Puskesmas Purbayan mengatakan jika dari puskesmas sendiri sudah memberikan bantuan berupa PMT (Pemberian Makanan Tambahan) kepada keluarga yang beresiko stunting akan tetapi dalam prakteknya, pihak keluarga atau orang tua dengan anak stunting tidak menerapkan/memberikan PMT tersebut dengan benar.
Selain itu Bantuan yang diberikan justru tidak dimanfaatkan 100% untuk anak dengan status stunting tetapi justru di jual untuk membeli kebutuhan lainnya. Sehingga hanya 41% keluarga yang beresiko stunting lolos dari stunting.
Perwakilan Dinas kesehatan kota Yogyakarta menampaikan bahwa yang dibutuhkan untuk mengatasi stunting ini adalah dengan mendorong Ibu-ibu untuk datang ke posyandu memeriksakan anak-anaknya. Selama ini baru ada 70% keluarga yang datang membawa anaknya untuk melakukan pemeriksaan di posyandu. @Red