Percepat Penurunan Stunting, BKKBN Jatim Gelar Edukasi Kesehatan Reproduksi, Gizi dan KB di Blitar
Bangga Kencana II Blitar – Perwakilan BKKBN Jatim menyelenggarakan Edukasi Kesehatan Reproduksi, Gizi, dan Perencanaan Berkeluarga bersama Mitra Kerja. Kegiatan ini bertempat di Balai Desa Plosorejo, Kecamatan Kademangan, Kabupaten Blitar. Senin (12/12/2022).
Kegiatan dibuka secara resmi oleh Anggota Komisi IX DPR RI, Bapak Nurhadi, S.Pd. yang mewakili Kaper BKKBN Jatim Maria Ernawati M.M., Kegiatan dihadiri oleh Koordinator Bidang KSPK Ibu Dra. Suhartuti, MM, Kepala Dinas PPKBP3A Blitar Bapak Herman Widodo, SH, Kepala Desa Plosorejo, dan Camat Kademangan Bapak Yudho Ismaryanto, S.STP., MM. serta perwakilan BKKBN Jatim.
Peserta yang dihadirkan dalam kegiatan ini terdiri dari Keluarga Remaja, Kader Bina Keluarga Remaja, COE Kelompok Kegiatan, Insan GenRe, dan IPeKB. Sebanyak 160 orang menjadi sasaran edukasi pada hari ini.
“Meskipun usia minimal menikah menurut Undang-Undang adalah 19 tahun, saya mohon untuk tidak terburu buru. Usia ideal minimal untuk menikah adalah 21 tahun bagi perempuan dan 25 tahun bagi laki laki.” Ujar Herman.
Koordinator Bidang KSPK Ibu Dra. Suhartuti, menambahkan melalui sambutannya bahwa kegiatan ini adalah upaya BKKBN Jatim dalam upaya percepatan penurunan stunting. Target pada tahun 2024, dari 100 balita di Indonesia hanya boleh maksimal 14 balita yg stunting atau 14%. Kegiatan hari ini dimaksudkan untuk memberikan pemahaman informasi kepada keluarga yang memiliki remaja usia 10-24 tahun dan belum menikah agar paham terkait kesehatan reproduksi, gizi, dan perencanaan berkeluarga.
Suhartuti menginginkan bahwa sebelum menikah, remaja agar diperhatikan kesehatannya, terutama remaja perempuan. Perlu diperhatikan kadar hb nya, agar tidak anemia dan Lingkar Lengan Atas nya agar tidak termasuk Kekurangan Energi Kronis (KEK). Selain usia, remaja laki laki juga perlu diperhatikan perilaku merokoknya. Kesemua indikator ini dapat di cek di aplikasi Elsimil, sehingga seluruh catin diharap mendownload elsimil.
“Di elsimil, akan ada predikat ideal yang ditandai dengan warna hijau dan predikat berisiko yang ditandai dengan warna merah.” Ujar Suhartuti.
Nurhadi sebelum membuka acara BKKBN Jatim ini secara resmi juga menyampaikan bahwa menikah di usia ideal itu ada maksudnya, yaitu agar organ reproduksinya sudah siap. Melahirkan di usia sebelum ideal akan berpotensi melahirkan bayi stunting, yaitu bayi yang tidak sehat seperti bayi bayi normal, kerdil dan daya pikirnya tidak sama dengan yg lain.
Nurhadi juga mengingatkan pada kegiatan edukasi BKKBN Jatim agar orang tua yang hadir agar terus mendampingi remajanya. Hal ini karena adanya media sosial yang berpotensi mengajak remaja ke hal-hal negatif.
“Kita disini memiliki tugas mulia untuk mendampingi remaja kita, bukan hanya anak-anak kita sendiri, tetapi remaja di sekitar kita.” Ujar Nurhadi
Kegiatan ini hadir sebagai jawaban atas masalah yang sering dialami oleh orang tua remaja, yaitu sulitnya berkomunikasi dengan anak remajanya. Hal ini karena pada masa remaja, mereka sudah tidak bisa disebut anak anak dan belum bisa disebut dewasa. Mereka merasa memiliki dunia sendiri dan seringkali merasa orang tua tidak mengerti itu. Sementara orang tua merasa bingung bagaimana harus berkomunikasi dengan mereka.
Materi disampaikan oleh fasilitator yang sudah dilatih. Materi-materi yang disampaikan meliputi Perencanaan Hidup Berkeluarga bagi Remaja, Gizi Seimbang Remaja, Konsep Pola Asuh Remaja, Komunikasi Efektif Orang Tua dengan Remaja, dan Kecakapan orang tua dalam pendidikan seksualitas kepada remaja.
Melalui kegiatan ini diharap orang tua tidak memiliki kendala dalam berkomunikasi dengan remaja, terutama dalam hal pendidikan kesehatan reproduksi dan gizi. Sehingga remaja bisa memahami pentingnya menikah di usia ideal minimal dan melahirkan generasi yang bebas stunting.@Red.