Pentingnya 1000HPK, BKKBN Jatim Gandeng DPR RI di Nganjuk
Bangga Kencana || Nganjuk – Sinergitas Perwakilan BKKBN Jatim dan Dinas PPKB Kabupaten Nganjuk bersama Kader BKB, PPKBD, Kader COE BKB, BKL, PIK R dan UPPKA beserta Penyuluh KB dan Insan Genre Kabupaten Nganjuk dalam Sosialisasi Pengasuhan 1000 HPK dan Balita bersama Mitra Kerja di Kabupaten Nganjuk. Rabu (7/12). Bertempat di Ruang Pertemuan Balai Desa Sekaran Kecamatan Loceret Kabupaten Nganjuk.
Kegiatan ini dihadiri oleh Kader BKB, PPKBD, Kader COE BKB, BKL, PIK R dan UPPKA beserta Penyuluh KB dan Insan Genre Kabupaten Nganjuk, anggota DPR RI Komisi IX, M. Yahya Zaini, SH yang diwakilkan oleh anggota komisiĀ DPRD Kabupaten Nganjuk, Maria Tunda Dewi, S.Sos, M.Si., Kaper BKKBN Jatim, Dra. Maria Ernawati, M.M., yang diwakili Sub Koordinator BKR Bidang KSPK Perwakilan BKKBN Provinsi Jawa Timur, Yuyun Evriana, SE., dan Kepala Dinas PPKB Kabupaten Nganjuk, yang dalam hal ini diwakilkan oleh Suhartatik Kundariana, SST Bd M.Mkes.
Mengawali sambutan, Maria Tunda Dewi, S.Sos, M.Si menjelaskan, tidak hanya asupan gizi saja yang menjadi perhatian penting dalam masa 1000 HPK. Tetapi juga seperti kesiapan catin, persiapan ibu hamil serta kondisi pada saat hamilĀ juga harus mendapatkan perhatian penting. Baru kemudian setelah melahirkan, perhatian tertuju pada pemberian ASI yang dibarengi dengan asupan bergizi bagi ibu menyusui sehingga menghasilkan ASI yang berkualitas. Setelah itu dilanjutkan dengan perhatian pada gizi baduta dan vaksinasi dengan mengikuti posyandu secara rutin hingga usia dua tahun.
Sejalan dengan itu, Yuyun Evriana, SE. mengungkapkan, dalam pengasuhan, keluarga memegang yang sangat penting.Oleh karena itu ada 8 (delapan) fungsi keluarga yaitu fungsi keagamaan dengan memberi panutan yang baik dalam ibadah dan perilaku kepada anak, fungsi sosial budaya dengan menjadi contoh dalam bertutur dan bertindak dengan baik bagi anak, fungsi cinta kasih dengan memberi cinta kasih kepada anak semaksimal mungkin, fungsi perlindungan dengan menumbuhkan rasa aman, nyaman dan hangat dalam keluarga.
Fungsi reproduksi dengan bersepakat tentang anak, jarak kelahiran, dan kesehatan reproduksi, fungsi sosialisasi dan pendidikan dengan bersosialisasi secara santun dan berpendidikan baik, fungsi ekonomi dengan bertanggung jawab untuk memenuhi kebutuhan keluarganya dan fungsi pembinaan lingkungan dengan ajarkan anak menjaga keharmonisan keluarga maupun lingkungan.
Dalam kesempatan yang sama, Suhartatik Kundariana, SST. Bd M.Mkes mengemukakan bahwa, dalam upaya untuk memastikan pemenuhan gizi ibu dan bayi selama masa kehamilan hingga anak menginjak usia 2 (dua) tahun, salah satu strategi yang dapat dilakukan adalah dengan pendekatan keluarga melalui pendampingan keluarga beresiko stunting, untuk mencapai sasaran yakni remaja, calon pengantin, pasangan usia subur, ibu hamil dan menyusui sampai pasca salin serta anak usia 0-59 bulan. @Red