Diskusi DAK 2022, BKKBN DIY Bersama Jajaran
Bangga Kencana || Yogyakarta – Kepala Perwakilan BKKBN DIY, Shodiqin dan jajaran melakukan monitoring dan evaluasi DAK ke Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Kabupaten Sleman, Rabu (7/12).
Pantauan atas realisasi penyerapan Dana Alokasi Khusus (DAK) Fisik dan Nonfisik Subbidang Keluarga Berencana Kabupaten Sleman menjelang akhir tahun menunjukkan bahwa realisasi penyerapan anggaran DAK tersebut masih bisa dimaksimalkan.
Data Sistem Pelaporan Perencanaan Monitoring dan Evaluasi (MORENA) DAK BKKBN tahun 2022 menyajikan data realisasi DAK Fisik Subbidang Keluarga Berencana Kabupaten Sleman yang selanjutnya disebut DAK Fisik telah mencapai angka 98,12%. Realisasi meliputi pengadaan sarana prasarana pelayanan KB, pengadaan sarana prasarana transportasi KB, pengadaan sarana prasarana pendataan dan penyuluhan KB di Balai Penyuluhan KB, pengadaan sarana prasarana penurunan stunting, dan biaya penunjang.
Dana Alokasi Khusus Nonfisik Subbidang Keluarga Berencana Tahun Anggaran 2022 yang selanjutnya disebut DAK Nonfisik adalah dana yang dialokasikan ke daerah untuk membiayai operasional kegiatan program prioritas nasional dalam pelaksanaan urusan pengendalian penduduk dan Keluarga Berencana serta penurunan stunting.
Dibandingkan dengan realisasi penyerapan DAK Fisik, realisasi penyerapan DAK Nonfisik tertinggal cukup signifikan karena baru terealisasi sebesar 32,14% dari total pagu yang diberikan. Realisasi penyerapan anggaran yang belum optimal adalah operasional penanganan stunting yang meliputi operasional pendampingan calon pengantin, ibu hamil dan pasca persalinan di desa, serta operasional survailance stunting tingkat desa (paket data untuk pelaporan).
Berkenaan dengan rendahnya tingkat penyerapan tersebut, Kepala Bidang Ketahanan dan Kesejahteraan Keluarga DP3AP2KB Kabupaten Sleman, Suprapti, menyampaikan sejumlah kendala penyerapan DAK Nonfisik, antara lain persentase calon pengantin (catin) yang mengunduh dan melakukan registrasi Elsimil (Elektronik Siap Nikah dan Hamil) secara tuntas masih sangat kecil.
Dari sedikit catin yang mengunduh Elsimil, itu pun belum semuanya melakukan registrasi sampai tuntas dengan mengisi semua kuesioner dan mendapatkan sertifikat. Hal ini menyebabkan notifikasi kepada Tim Pendamping Keluarga (TPK) jauh di bawah proyeksi karena TPK mendapatkan notifikasi Elsimil hanya dari catin yang telah tuntas melakukan registrasi Elsimil. Hal ini menyebabkan proyeksi jumlah sasaran yang didampingi tidak tercapai sehingga anggaran yang dikeluarkan untuk pendampingan juga lebih kecil dari yang direncanakan.
Terkait rendahnya kepatuhan melakukan registrasi Elsimil secara tuntas tersebut, Shodiqin menyampaikan bahwa Kemenag DIY telah memberikan dukungan berupa himbauan kepada seluruh KUA di DIY, agar menyampaikan kepada para catin di wilayahnya untuk mengunduh dan mengisi kuisioner Elsimil secara tuntas. Hal ini agar kesiapan catin bisa terpantau dengan baik dan mendapatkan pendampingan dari TPK.
Plt. Sekretaris Perwakilan BKKBN DIY, Zainal Arifin, berharap untuk capaian yang masih kurang, bisa terkejar dengan sisa waktu yang tidak banyak lagi di tahun anggaran 2022 ini. Senada dengan hal tersebut, Plt. Kepala DP3AP2KB Kabupaten Sleman, Aji Wulantara, juga menyampaikan harapan, agar semua kendala yang dihadapi di tahun ini bisa mendapatkan solusi. Selanjutnya, dapat diatur strategi untuk memperbaiki hal tersebut di tahun 2023.
Dalam pertemuan tersebut, turut hadir berdiskusi dari Perwakilan BKKBN DIY, Plt. Sekretaris, Auditor, Subbag Keuangan dan BMN, Subbag Adminwas, dan Humas. Sementara itu, Plt. Kepala DP3AP2KB Kabupaten Sleman didampingi oleh Kepala Bidang Pengendalian Penduduk dan KB serta Kepala Bidang Ketahanan dan Kesejahteraan Keluarga beserta jajaran. @Red