Sosialisasi BKKBN Jatim Bersama Mitra Kerja di Banyuwangi
Bangga Kencana || Banyuwangi – BKKBN Jatim melaksanakan kegiatan Sosialisasi Pengasuhan 1000 HPK dan Balita bersama Mitra Kerja. Kegiatan ini dilaksanakan di Aula Rumah Sakit Islam Fatiman Banyuwangi, Selasa (29/11).
Kegiatan ini dihadiri oleh Dr. Hj. Nihayatul Wafiroh, MA., selaku Wakil Ketua Komisi IX DPR-RI, diwakili Moh. Imron Yusuf selaku Tenaga Ahli (TA). Kepala Perwakilan BKKBN Jawa Timur, Dra. Maria Ernawati, M.M., diwakili oleh Yuni Dwi Tjadikijanto, S.E selaku Sub Koordinator Pemberdayaan Ekonomi Keluarga (PEK) Perwakilan BKKBN Jawa Timur. Ir. Luqman Al Hakim, M.Si selaku Kepala Bidang PPKB Dinas Sosial PPKB Kabupaten Banyuwangi. 145 peserta yang terdiri dari Penyuluh KB, keluarga Baduta dan Balita, Kader BKB, CoE Poktan dan Insan GenRe.
Luqman Al Hakim selaku Kepala Bidang PPKB Dinas Sosial PPKB Kabupaten Banyuwangi dalam sambutannya, memberikan semangat kepada seluruh peserta dalam mengikuti kegiatan Sosialisasi Pengasuhan 1000 HPK dan Balita serta dapat melaksanakan tugas pelaksanaan sosialisasi pengasuhan 1000 HPK kepada masyarakat terkait penurunan Stunting.
Selain itu, beliau juga menyampaikan bahwa perlunya untuk meningkatkan kolaborasi dengan berbagai elemen dalam upaya menekan angka Stunting sehingga di Banyuwangi menjadi Zero Stunting.
“Kami juga mengucapkan terima kasih kepada Komisi IX DPR-RI dan Perwakilan BKKBN Jawa Timur yang selalu memberikan dukungan kepada kami untuk melaksanakan berbagai program kerja yang ada di Banyuwangi,” pungkas Luqman Al Hakim.
Mewakili Kepala Perwakilan BKKBN Jawa Timur, Yuni Dwi Tjadikijanto, S.E., selaku Sub Koordinator PEK, dalam sambutannya menyampaikan bahwa dalam upaya penurunan angka stunting diperlukan berbagai terobosan.
“BKKBN melalui kelompok Bina Keluarga Balita (BKB) secara masif dan terus-menerus melakukan sosialisasi kepada masyarakat khususnya pada ibu hamil, keluarga baduta dan keluarga balita,” kata Yuni Dwi Tjadikijanto.
“Peran keluarga dalam masa 1000 HPK sangatlah penting dimana keluarga merupakan madrasah pertama dan utama bagi anak-anak yang dilahirkan. Orangtua merupakan guru, pendidik, dan role model yang pertama dan utama,” tambah Yuni Dwi Tjadikijanto.
“Kualitas pengasuhan sangat menentukan kualitas generasi penerus yang dilahirkan oleh satu keluarga. Mencetak para orang tua yang cerdas dan terampil dalam pendampingan dan pengasuhan tumbuh kembang pada anak menjadi Langkah sangat strategis dalam rangka perencanaan melahirkan generasi penerus yang berkualitas serta Langkah strategis untuk mencegah bayi baru lahir stunting,” pungkas Yuni Dwi Tjadikijanto.
Kejadian stunting merupakan salah satu masalah gizi yang dialami oleh balita di dunia dan Indonesia sampai dengan saat ini. Berdasarkan hasil Joint Child Malnutrition Estimates (JME) antara UNICEF, WHO, dan World Bank Group pada April tahun 2021, sebanyak 149,2 juta anak balita di dunia mengalami stunting pada tahun 2020.
Dr. Hj. Nihayatul Wafiroh, MA., selaku Wakil Ketua Komis IX DPR-RI, diwakili Moh. Imron Yusuf selaku TA, dalam sambutannya menyampaikan bahwa persoalan Stunting merupakan permasalahan kompleks terkait ekonomi, sosial, budaya hingga gaya hidup.
Imron Yusuf mengatakan bahwa Komisi IX DPR-RI siap mendukung penuh program BKKBN dalam percepatan penurunan stunting dan sosialisasi pengasuhan 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK).
“Ketika ada masukan terkait penanganan Stunting di Banyuwangi, silakan Bapak Ibu sampaikan kepada kami, bisa melalui OPD-KB Banyuwangi atau Perwakilan BKKBN Jawa Timur, Ibu Nihayatul selaku anggota Komisi IX DPR-RI siap menyampaikan ke pimpinan pusat untuk dapt ditindak lanjuti dan diberikan dukungan penuh,” pungkas Imron Yusuf.
Setelah acara pembukaan, kegiatan dilanjutkan dengan dialog interaktif dan pemaparan materi dari dokter, ahli gizi dan perwakilan BKKBN Jawa Timur. @Red