BKKBN Jatim Gelar Internalisasi Pengasuhan Balita di Bondowoso
Bangga Kencana || Bondowoso – Bertempat di Gedung Sabha Bina 2 Pemda Kabupaten Bondowoso, hari ini Sabtu (19/11/2022), BKKBN Jatim menggelar acara “Internalisasi Pengasuhan Balita dalam Rangka Penurunan Stunting kepada Masyarakat.”
Kegiatan dihadiri oleh 240 orang dari unsur PKK, ibu hamil, ibu baduta, ibu balita, TPK, PPKBD dan Sub PPKBD, Kader BKB, Penyuluh KB dan insan Genre dari 23 kecamatan di Kabupaten Bondowoso.
Kegiatan ini dihadiri oleh Kepala Dinas Sosial dan P3AKB Kabupaten Bondowoso, Ibu Anisatul Hamidah, M.Si, dan dihadiri pula oleh Ibu Ketua TP PKK Kabupaten Bondowoso, Ny. Hj. Evi Susilowati Irwan Bahtiar , SE, MM , serta Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Jawa Timur Dra. Maria Ernawati, M.M., yang diwakili oleh Subkoordinator Balita, Anak, dan Lansia Perwakilan BKKBN Provinsi Jawa TImur, Ibu Nur Hotimah, S.Sos., M.PSDM.
Dalam sambutannya, Anisa (panggilan akrab Anisatul Hamidah) menyampaikan bahwa angka stunting di Kabupaten Bondowoso masihlah tinggi yang disebabkan masih banyaknya kejadian perkawinan dini di masyarakat. “Perkawinan usia dini di masyarakat yang masih tinggi bisa dikarenakan banyak hal, Entah itu masih adanya anggapan orangtua yang berpikir bahwa ketika anaknya menikah maka tanggungjawab orangtua akan selesai, atau stunting itu sendiri yang menjadi salah satu penyebab perkawinan diusia dini. Tapi yang jelas, apapun penyebabnya, secara nyata stunting harus dicegah dan diatasi dengan cara menyadarkan masyarakat akan pentingnya pengasuhan pada masa 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK),” tegasnya.
Evi pun mengamini hal tersebut. Menurutnya, stunting sangat perlu dicegah karena membawa dampak yang merugikan baik untuk anak itu sendiri saat ini sampai ia dewasa dan juga keluarganya, serta negara secara lebih luas. “Pertumbuhan dan perkembangan yang terganggu karena stunting dapat menyebabkan anak menjadi rawan sakit dan memiliki kemampuan kognitif yang rendah. Karena itu, upaya mengatasi stunting harus dilakukan secara bersama-sama. TP PKK Kabupaten Bondowoso siap membantu mengentaskan stunting di Kabupaten Bondowoso. Libatkan semua kader PKK hingga tingkat desa sebagai fasilitator dalam Sekolah Orang Tua Hebat agar semakin banyak orangtua di Bondowoso paham tentang pengasuhan anak agar bebas stunting,” ujarnya menyemangati para kader dan masyarakat yang hadir dalam kegiatan ini.
Dalam kesempatan ini, para peserta juga memperoleh wawasan mengenai bagaimana dapat memenuhi gizi seimbang pada masa 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) dan masa balita yang disampaikan oleh Ahli Gizi Ibu Avifah Amin Alkaff. Avi mengingatkan akan pentingnya mencegah stunting yang dimulai sejak remaja, yaitu dengan mencukupi asupan gizi bagi remaja termasuk dengan mengkonsumsi tablet tambah darah bagi remaja-remaja yang mengalami anemia. “Pemenuhan zat besi sangat penting. Tidak hanya bagi ibu hami, tapi sejak remaja. Karena zat besi berfungsi membantu penyerapan sari-sari makanan didalam tubuh. Bila sari-sari makanan terserap dengan baik, maka tubuh akan terpenuhi gizinya dengan optimal”, tukasnya. Oleh karena itu ia mengingatkan pada semua ibu hamil untuk semangat mengkonsumsi tablet tambah darah minimal selama tiga bulan pada awal kehamilan untuk dapat mencukupi kebutuhan zat besi baik bagi si ibu maupun janin yang ada dalam kandungannya.
dr. Umi Fadillah, dari IDI Cabang Bondowoso menambah wawasan peserta mengenai cara tips dan trik bagaimana mencegah dan mengatasi stunting. Umi menegaskan bahwa kondisi stunting dan stunted berbeda. “Stunting adalah kondisi fisik yang pendek disertai dengan ketidakoptimalan dalam hal lainnya yaitu kemampuan berpikir yang rendah dan metabolisme tubuh yang kurang baik. Sehingga, anak-anak yang stunting akan cenderung lebih mudah sakit dan mengalami penyakit metabolik di kemudian hari seperti diabetes, jantung, hipertensi, ataupun kanker. Sedangkan stunted adalah kondisi fisik yang pendek namun aspek lainnya dalam tubuh berfungsi dengan baik.” ujarnya.
Sebagai upaya menumbuhkan motivasi masyarakat untuk mencegah stunting, dalam acara ini digelar pula Lomba Cipta/Kreasi Menu Dahsat yang diikuti oleh 23 tim dari setiap kecamatan di Kabupaten Bondowoso. Setiap tim menyuguhkan menu bagi baduta dan balita dengan berbahan baku pangan lokal. Juara pertama diraih oleh tim dari Kecamatan Curahdami dan Kecamatan Cermee, dilanjutkan oleh tim dari Kecamatan Pujer dan Kecamatan Pakem di posisi kedua, dan posisi ketiga diraih oleh tim dari Kecamatan Grujugan dan Kecamatan Ijen.
“Banyak masyarakat kita masih beranggapan bahwa bahan baku makanan/minuman yang baik, yang sehat, adalah yang harganya mahal. Padahal, banyak bahan baku makanan/minuman lokal yang justru jika diolah dengan baik dan benar, memiliki kandungan gizi yang lebih baik daripada bahan baku makanan/minuman nonlokal. Sehingga, lomba ini diharapkan dapat menyadarkan masyarakat bahwa bahan baku makanan/minuman lokal yang diolah dengan baik dan benar akan sama baiknya bahkan dapat lebih baik gizinya,” ujar Nur Hotimah.
Nur Hotimah menambahkan bahwa keterampilan menjadi orangtua bukanlah suatu hal yang given atau otomatis ada ketika seorang anak lahir, melainkan haruslah dipelajari oleh orangtua sepanjang hayat. Mencetak para orangtua yang cerdas dan terampil dalam pendampingan dan pengasuhan tumbuh kembang pada anak menjadi langkah yang strategis dalam rangka perencanaan melahirkan generasi penerus yang berkualitas serta sebagai upaya untuk mencegah bayi baru lahir stunting.
Dengan adanya Perpres Nomor 72 Tahun 2021 tentang Percepatan Penurunan Stunting, Indonesia diharapkan memiliki prevalensi stunting hanya 14% pada tahun 2024. Untuk mencapai target tersebut diperlukan kerjasama semua pihak baik itu stakeholder, mitra kerja bahkan masyarakat untuk ikut berperan aktif melakukan upaya-upaya dan kegiatan-kegiatan yang mendukung percepatan penurunan stunting salah satunya melalui kegiatan yang dilakukan hari ini,” tukas Nur menutup sambutannya. @Red (nur)