Strategi BKKBN dalam Peningkatan Kapasitas Kesehatan Ibu dan Anak
Bangga Kencana || Yogyakarta – Pelatihan peningkatan kapasitas Kesehatan Ibu dan Anak Serta Keluarga Berencana (Capacity Building on Maternal Health, Children, and Family Welfare Program) dibuka oleh Kepala BKKBN. Sabtu (5/11).
Sambutan dimulai dengan penjelasan program pelatihan tersebut oleh Kepala Pusat Pelatihan, Kerjasama Internasional Kependudukan dan KB (PULIN), Dr Ukik Kusuma Kurniawan, SKM, MPS, MA. Ukik menyampaikan tujuan dari pelatihan yaitu untuk meningkatan status Kesehatan dari ibu dan anggota keluarga, meningkatkan kemampuan ibu mengenai pengetahuan, sikap dan perilaku pada diri seorang ibu maupun pada anggota keluarganya, meningkatkan kemampuan dan memobilasasi partisipasi dari komunitas-komunitas yang ada.
Dengan demikian program kependudukan dan KB bukan hanya bertumpu pada pemerintah namun juga melibatkan komunitas yang ada. Kepala Pulin berharap setelah pelatihan ini peserta mampu mengimplementasikan di negara asalnya ilmu mengenai peningkatan kesejahteraan ibu dan anggota keluarganya yang didapatkan selama pelatihan.
Selanjutnya Deputi Bidang Pelatihan, Penelitian dan Pengembangan, Prof. drh. Muhammad Rizal Martua Damanik, MRepSc, PhD., yang mengisi materi mengenai Kebijakan dan Strategi Program Kependudukan, Keluarga Berencana dan Pembangunan Keluarga di Indonesia menyampaikan tentang profil geografis dan budaya Indonesia yang merupakan negara kepulauan yang memiliki beragam budaya dan adat istiadat serta terdiri dari 17000 pulau dan sekitar 6000 pulau yang berpenghuni.
Selain itu Bahasa yang digunakan juga beragam dan disatukan dengan Bahasa Indonesia. Prof Damanik menyampaikan bahwa jumlah penduduk di Indonesia tahun 2022 adalah sebanyak 276Juta jiwa, yang dilihat dari struktur penduduknya Indonesia memiliki bonus demografi, dengan angka harapan hidup yang meningkat.
Prof. Damanik juga menjelaskan sejarah pendirian BKKBN yang menjadi konsen pemerintah pada saat itu dengan angka kematian ibu dan bayi yang menuntut kerja keras tenaga medis maupun non medis untuk menurunkan laju kematian dalam satu waktu dengan memperlebar interval kehamilan dalam perencanaan kehamilan.
Masalah populasi menjadi isu utama dari pemerintah dengan meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat, menekan laju pertumbuhan penduduk yang tinggi serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Tentunya dengan dukungan dan kerjasama dari berbagai pihak seperti LSM maupun organisasi keagamaan.
Dengan berbagai kebijakan yang dijalankan sebagaimana dirumuskan dalam RAN Pasti (Rencana Aksi Nasional Percepatan Penurunan Angka Stunting Indonesia) tahun 2021-2024. RAN PASTI memiliki target untuk menurukan prevalensi stunting yang ada di Indonesia, yang akan dicapai dengan beberapa intervensi program seperti program dashat atau dapur sehat atasi stunting, audit kasus stunting serta bapak asuh anak stunting.
Selain itu upaya pencegahan stunting dengan memantau kondisi kesehatan para calon pengantin melalui aplikasi Elsimil, apakah ideal untuk hamil ataui belum ideal. Belum ideal artinya perlu menunda hamil sampai intervensi berhasil meningkatkan kondisi menjadi ideal.
Selaras apa yang disampaikan Prof. Damanik, Kepala DP3AP2 DIY, Herlina Hidayati pada paparannya menyampaikan Kebijakan dan Strategi Program Pemberdayaan Perempuan di DIY. Herlina menyampaikan bahwa untuk mengetahui kondisi Ibu dan Anak dapat dilihat dari Indeks pembangunan Manusia,Indeks pembangunan gender, dan Indeks pemberdayaan gender.
Sementara itu dalam paparan Kepala Dinas Kesehatan drg. Pembajun Setyaningastutie, M.Kes. disampaikan target angka kematian ibu di Indonesia tahun 2024 adalah 183 kematian per 100.000 kelahiran dari 305 kematian per 100.000 kelahiran di tahun 2015.
Kasus kematian paling banyak disebabkan oleh hipertensi, Perdarahan postpartum, komplikasi dan infeksi dengan tempat kematiannya tertinggi yaitu di rumah sakit. Selain itu konsen angka kematian bayi adalah 16 kematian per 1000 kelahiran hidup di tahun 2024 dari 32 kematian per 100 Kelahiran hidup.
Program nasional dalam mengurangi AKB (Angka Kematian Bayi) dan AKI (Angka Kematian Ibu) diantaranya memberikan pelatihan mengenai pre conception untuk calon pengantin, skrining kehamilan untuk ibu hamil, skrining untuk bayi yang baru lahir dan pelayanan obstetri neonatal emergensi komprehensif (PONEK) di rumah sakit dan pelayanan obstetri neonatal emergensi dasar (PONED) di puskesmas untuk ibu dan anak.
Dukungan multisektor dalam pencapaian kualitas hidup dan angka harapan hidup di Indonesia tidak lepas dari dukungan multisectoral dalam penanganan kasus untuk menurunkan angka kematian ibu dan anak. @Red