Giat BKKBN Jatim dalam Rangka Penurunan Stunting di Jember
Bangga Kencana || Jember – Perwakilan BKKBN Jatim melaksanakan kegiatan Sosialisasi Promosi KIE 1000 HPK Melalui Internalisasi Pengasuhan Balita dalam Rangka Penurunan Stunting kepada Masyarakat, bertempat di Rumah Makan Lestari Kabupaten Jember, Kamis (13/10/2022).
Kegiatan dihadiri oleh Kepala Perwakilan BKKBN Jatim yang diwakili oleh Sub Koordinator PEK Bidang KSPK Perwakilan BKKBN Jatim Yuni Dwi Tjadikijanto, SE., Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, dan Keluarga Berencana (DP3AKB) Jember, Drs. Suprihandoko, MM beserta jajaran, Penyuluh KB, Perwakilan TPK tiap Kecamatan di wilayah Kabupaten Bondowoso serta kader COE BKB, BKR, BKL dan UPPKA.
Mewakili Kepala Perwakilan BKKBN Jawa Timur, Yuni Dwi Tjadikijanto, SE, selaku Sub Koordinator Bidang PEK Perwakilan BKKBN Jawa Timur, dalam sambutannya menyampaikan bahwa Bicara tentang stunting, yang harus diperhatikan adalah golden period di masa 1000 HPK dimana kita harus benar-benar memperhatikannya. Jika terlambat, genereasi bangsa akan kalah bersaing dengan negara-negara lain. Target tahun ini adalah 1.474.500 yang harus menerima sosialisasi 1000 hpk salah satunya dengan pemasangan stiker pada sasaran keluarga Ibu Hamil, Keluarga Baduta, dan Keluarga yang memiliki Balita.
“Masalah Stunting disebabkan oleh faktor multidimensional tidak hanya masalah gizi salah satunya adalah pengasuhan di masa 1000 HPK. Untuk itu perlu kerjasama semua pihak untuk menangani masalah Stunting. Di Tahun 2045 kita punya visi untuk mencetak generasi emas, yaitu generasi yang sehat, cerdas, dan berkarakter”, kata yuni.
Dalam kegiatan kali ini, Perwakilan BKKBN Jawa Timur memberikan dukungan dan fasilitasi dalam rangka menurunkan angka Stunting kepada 38 Kabupaten Kota di Jawa Timur. Salah satu strategi yang dilakukan adalah dengan pemasangan stiker yang berisi pesan 1000 HPK di rumah keluarga sasaran.
Hal ini juga bertujuan untuk mendukung proyek prioritas nasional dalam penurunan stunting yang lebih masif, serta pencapaian target proyek prioritas nasional promosi KIE 1000 HPK sejumlah 1.474.500 keluarga ibu hamil, keluarga baduta dan keluarga balita.
“Dalam pelaksanaan strategi ini, perlu dukungan kerjasama berbagai pihak, baik itu dari OPD KB, Penyuluh KB, TPK serta dari seluruh kader poktan BKB, BKR, BKL dan UPPKA,” imbuhnya.
“Sehingga melalui kegiatan internalisasi pengasuhan balita dalam upaya penurunan stunting kepada masyarakat di berbagai tingkatan wilayah sampai desa diharapkan mampu sebagai kanal penyebarluasan informasi tentang pentingnya 1000 HPK,” tambah Yuni.
Drs. Suprihandoko, MM, selaku Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, dan Keluarga Berencana (DP3AKB) Jember menekankan kepada para Penyuluh KB dan Tim Pendamping Keluarga untuk fokus mendampingi para Catin atau Calon Pengantin.
“Untuk menyiapkan keluarga berkualitas dan generasi masa depan yang habat, maka masa 1000 HPK harus di pantau sejak dini. Pelayanan kesehatan juga menjadi salah satu program kerja yang perlu diprioritaskan. Pastikan bahwa catin tidak terinfeksi HIV/AIDS dan di kabupaten jember ini instruksi dari Bupati bahwa cek Kesehatan untuk catin gratis. Harapanya adalah nantinya menjadi negara hebat, kuat dan luar biasa tepat di 100 Tahun Indonesia yang akan datang”, Kata Suprihandoko.
Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk meningkatkan pemahan yang baik mengenai pola pengasuhan di usia emas (1000 HPK). Bkkbn mendukung penuh kegiatan Stunting melalui kelompok BKB dan hari ini dilaksanakan dalam bentuk Internalisasi Pengasuhan Balita dalam rangka Penurunan Stunting kepada masyarakat dengan sasaran Keluarga Ibu Hamil, Baduta, dan Balita dan di tandai dengan pemasangan stiker.
Setelah acara pembukaan, kegiatan dilanjutkan dengan pemaparan materi oleh OPD-KB dan Penyuluh KB yang telah mengikuti pertemuan di tingkat Provinsi. Di akhir kegiatan, peserta membuat Rencana Tindak Lanjut sebagai peta pelaksanaan kegiatan Internalisasi Pengasuhan Balita di masing-masing kecamatan hingga desa.
Dengan strategi yang terus digencarkan oleh BKKBN, diharapkan dapat mencapai Angka prevalensi dengan targetkan sesuai Peraturan Presiden Nomor 72 tahun 2021 yaitu dapat duturunkan menjadi 14 persen di tahun 2024. @Red