Gelar Sosialisasi BKKBN Jatim dalam Rangka Penurunan Stunting di Sampang
Bangga Kencana || Sampang – BKKBN Jatim menggelar kegiatan Sosialisasi Internalisasi Pengasuhan Balita dalam rangka Penurunan Stunting kepada Masyarakat di Kabupaten Sampang dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 12 Oktober 2022 bertempat di ruang pertemuan Dinas Kesehatan dan Keluarga Berencana Kabupaten Sampang.
Kegiatan ini dihadiri Kaper BKKBN Jatim Provinsi Jatim Dra. Maria Ernawati, M.M., diwakili oleh Nur Hotimah, S.Sos, M.PSDM selaku Sub Koordinator Balita, Anak dan Lansia, dr. Titin Hamidah selaku Sekretaris Dinas Kesehatan dan Keluarga Berencana Kabupaten Sampang.
Mengawali sambutan sekaligus membuka kegiatan, dr. Titin Hamidah selaku Sekretaris Dinas Kesehatan dan Keluarga Berencana Kabupaten Sampang menjelaskan, Tim Pendamping Keluarga dan Penyuluh KB memiliki andil besar dalam pencapaian keberhasilan program 1000 HPK, terlebih saat ini stunting menjadi salah satu prioritas pemerintah. Dalam program percepatan penurunan stunting, tidak hanya asupan gizi saja yang diperhatikan.
Tetapi juga seperti kesiapan catin, persiapan ibu hamil serta kondisi pada saat hamil juga harus mendapatkan perhatian penting. Baru kemudian setelah melahirkan, perhatian tertuju pada pemberian ASI yang dibarengi dengan asupan bergizi bagi ibu menyusui sehingga menghasilkan ASI yang berkualitas.
Setelah itu dilanjutkan dengan perhatian pada gizi baduta dan vaksinasi dengan mengikuti posyandu secara rutin hingga usia dua tahun.
“Penyuluh KB dan Tim Pendamping Keluarga diharapkan dapat bersinergi dan berkolaborasi dengan Polindes atau bidan desa dalam pencapaian kesuksesan percepatan penurunan stunting. Jadi semua lapisan diharapkan dapat memberikan kontribusi dan andil dalam pencapaian keberhasilan program percepatan penurunan stunting,” ujar beliau.
Di kesempatan yang sama, perwakilan dari BKKBN Provinsi Jawa Timur yang dalam hal ini diwakili oleh Nur Hotimah, S.Sos, M.PSDM selaku Sub Koordinator Balita, Anak dan Lansia mengungkapkan, ada 3 hal penting dalam upaya penurunan stunting.
Yang pertama keberadaan data yang valid terkait jumlah keluarga yang beresiko stunting. Data menjadi hal yang penting karena lewat data yang tepat dan akurat akan menjadikan kegiatan intervensi program tepat sasaran.
Yang kedua Beliau menambahkan, dalam proses percepatan penurunan stunting yang terpenting baik TPK, kader maupun penyuluh KB harus memahami tugas pokok dan fungsi masing-masing sehingga dapat berjalan beriringan saling melengkapi. Tim Pendamping Keluarga dalam pendampingan tidak hanya mendampingi terkait KIE 1000 HPK saja tetapi juga mendampingi keluarga di desa yang mungkin dalam kondisi keluarga yang tidak mampu.
Dan yang ketiga Beliau juga menekankan, baik penyuluh KB, kader maupun TPK diharapkan untuk gencar dalam penyebarluasan informasi 6 (enam) cara cegah stunting;1. minum tablet tambah darah bagi ibu hamil, 2 konsumsi makanan bergizi, 3.menjaga kebersihan dengan cuci tangan dan sanitasi.
4 ASI Ekslusif 6 bulan dan ASI-MPASI hingga 2 tahun, 5. imunisasi lengkap, vitamin dan obat cacing dan terakhir 3 (tiga) kunci stunting yaitu paham arti stunting, paham akibat stunting dan paham cegah stunting diharapkan lebih gencar dan massive diberbagai lapisan masyarakat. @red (nur)