BKKBN Jatim Sosialisasi Internalisasi pengasuhan Balita di Magetan
Bangga Kencana || Magetan – Perwakilan BKKBN Jatim menyelenggarakan Kegiatan Sosialisasi Internalisasi pengasuhan Balita dalam upaya Penurunan Stunting kepada Masyarakat yang bertempat di Aula Kantor Kecamatan Magetan. Rabu (12/10).
Kegiatan ini dihadiri oleh Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Jawa Timur Dra. Maria Ernawati, M.M., diwakili oleh Dra. Suhartuti, M.M, selaku Koordinator Bidang KSPK Perwakilan BKKBN Jawa Timur, 73 peserta yang terdiri dari Penyuluh KB, Tim Pendamping Keluarga dan CoE Poktan di wilayah Kabupaten Magetan, dan Kepala Dinas Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kabupaten Magetan, Dra. Furiyana Kartini.
Mewakili Kepala Perwakilan BKKBN Jawa Timur, Dra. Suhartuti, M.M, selaku Koordinator Bidang KSPK Perwakilan BKKBN Jawa Timur, dalam sambutannya menyampaikan bahwa suksesnya gerakan penyebarluasan informasi pentingnya 1000 HPK dan balita ini tentu tidak dapat berjalan sendiri.
“Penanganan stunting harus dilakukan sejak prakonsepsi atau pembuahan hingga usia 2 tahun dimana dikenal dengan masa 1000 HPK (Hari Pertama Kehidupan). Selain itu, dalam pelaksanaan strategi ini, perlu dukungan Kerjasama dari berbagai pihak, baik itu dari OPD KB, Penyuluh KB, TPK serta dari seluruh kader poktan BKB, BKR, BKL dan UPPKA,” kata Suhartuti.
“Sehingga melalui kegiatan internalisasi pengasuhan balita dalam upaya penurunan stunting kepada masyarakat di berbagai tingkatan wilayah sampai desa diharapkan mampu sebagai kanal penyebarluasan informasi tentang pentingnya 1000 HPK,” kata Suhartuti.
“Selain itu, kami juga ingatkan bahwa setiap pelaksanaan kegiatan yang sudah dilakukan untuk melakukan pencatatan dan pelaporan, terutama pada aplikasi New Siga,” pungkas Suhartuti.
Dengan demikian, Suhartuti meyakini bahwa akan mencapai angka prevalensi yang telah ditargetkan sesuai Peraturan Presiden Nomor 72 tahun 20221 yaitu dapat duturunkan menjadi 14 persen di tahun 2024.
Kejadian stunting merupakan salah satu masalah gizi yang dialami oleh balita di dunia dan Indonesia sampai dengan saat ini. Berdasarkan hasil Joint Child Malnutrition Estimates (JME) antara UNICEF, WHO, dan World Bank Group pada April tahun 2021, sebanyak 149,2 juta anak balita di dunia mengalami stunting pada tahun 2020.
Berbagai upaya yang dilakukan oleh Perwakilan BKKBN Jawa Timur bersinergi dengan berbagai mitra tidak lain bertujuan untuk mendukung prioritas nasional dalam penurunan stunting yang lebih massif, serta pencapaian target proyek prioritas nasional promosi KIE 1000 HPK sejumlah 1.474.500 keluarga ibu hamil, keluarga baduta dan keluarga balita.
Dalam rangka mendukung Prioritas Nasional dalam penurunan Stunting yang lebih massif, Perwakilan BKKBN Jawa Timur terus melakukan dukungan dan fasilitasi ke 38 Kabupaten/Kota di Jawa Timur. Salah satu strategi yang dilakukan adalah dengan melakukan Internalisasi Pengasuhan Balita dalam Rangka Penurunan Stunting kepada Masyarakat melalui pemasangan stiker yang berisi pesan 1000 HPK di rumah keluarga sasaran.
Kepala Dinas Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kabupaten Magetan, Dra. Furiyana Kartini, menekankan kepada para Penyuluh KB dan Tim Pendamping Keluarga untuk fokus mendampingi para Catin atau Calon Pengantin.
“Data di Magetan sendiri, jumlah calon pengantin terdapat 2.994, namun masih ada sekitar 640 catin yang belum mendapat pendampingan. Hal ini merupakan PR kita bersama untuk fokus mendampingi para calon pengantin,” kata Furiyana.
“Kita berharap tidak hanya menjadi slogan saja, namun harus menjadi langkah nyata kita dalam memberikan edukasi kepada masyarakat, terutama kepda kelompok yang ada keenderungan ke aras Stunting. Mohoh untuk seluruh PKB dan TPK perhatian khususnya terkait hal ini,” tambah Furiyana.
Setelah acara pembukaan, kegiatan dilanjutkan dengan pemaparan materi oleh OPD-KB Kabupaten Magetan dan Penyuluh KB yang sebelumnya telah mengikutu pertemuan di tingkat Provinsi. Di akhir kegiatan, peserta membuat Rencana Tindak Lanjut sebagai peta pelaksanaan kegiatan Internalisasi Pengasuhan Balita di masing-masing kecamatan hingga desa. @Red