TMMD ke 114 Tahun 2022, BKKBN Jatim dan Kodim 0826 Pamekasan Gelar Sosialisasi Stunting dan Pelayanan KB
Bangga Kencana || Pamekasan – BKKBN Jatim bersama Kodim 0826 Pamekasan menggelar Sosialisasi Stunting dan Pelayanan KB Kesehatan Reproduksi dalam rangka TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD) ke 114 Tahun 2022, bertempat di aula kodim 0826 Pamekasan. Kamis (11/8/2022).
Dalam acara itu menghadirkan nara sumber Kepala Perwakilan BKKBN Jawa Timur Sub Koordinator Bidang KBKR Dian Indreswari, SE., RSUD SMART dr Tatik Sulistyowati, Sp.OG., Komandan Komando Distrik Militer 0826 Pamekasan Letnan Kolonel Inf Ubaydillah, S.I.P., dan Ketua Persit Kartika Candra Kirana Cabang XLD Dim 0826 Ibu Nuraini Ubaydillah.
Kepala Perwakilan BKKBN Jawa Timur Sub Koordinator Bidang KBKR Dian Indreswari, SE., menjelaskan Peraturan Presiden No 72 Tahun 2021 tentang percepatan penurunan stunting, BKKBN mendapatkan amanat menjadi koodinator percepatan penurunan stunting di Indonesia. Untuk melakukan penurunan prevalensi stunting Presiden RI telah mencanangkan target menjadi 14% pada tahun 2024. Namun Angka stunting masih berada pada angka 27,7% (SSGBI 2019). Hal ini menjadi tantangan kita bersama untuk memperkuat Program Bangga Kencana dalam mendukung Percepatan Penurunan Stunting melalui Sosisalisasi Stunting dan Pelayanan KB.
Perlu menjadi perhatian bahwa pencapaian Program KB dalam Percepatan Penurunan Stunting sangat ditentukan oleh kesertaan masyarakat terutama dalam hal ini Pasangan Usia Subur (PUS) dalam ber KB. Disamping peningkatan jumlah peserta KB Baru, komitmen Peserta KB Aktif juga perlu diperhatikan agar tidak menyebabkan peningkatan angka putus pakai dalam ber-KB.
Penggunaan KB mampu mencegah kejadian stunting yaitu ibu mempunyai banyak waktu, energi, dan sumber daya untuk menyusui bayi yang dilahirkan dan fokus terhadap pengasuhan anak pada periode 1000 HPK. Kehamilan yang direncanakan dan terjadi ketika wanita berusia > 18 tahun, praktik menyusui menjadi lebih baik dan mengarah pada perbaikan nutrisi anak.
Hal tersebut tentunya perlu didukung dengan sarana dan prasarana KB yang memadai serta tenaga pelayanan KB yang kompeten dan pemahaman masyarakat terkait Program Bangga Kencana.
Untuk terus meningkatkan komitmen masyarakat (Pasangan Usia Subur) dalam ber KB diperlukan pula adanya dukungan dari berbagai pihak terkait antara lain stakeholder, provider dan mitra kerja baik pemerintah maupun swasta untuk memberikan pelayanan KB yang berkualitas. Karenanya sangat penting untuk terus menjalin kerjasama dalam meningkatkan komitmen dan dukungan dari berbagai pihak untuk pencapaian program BanggaKencana.
Berdasarkan hal tersebut maka dipandang perlu dilaksanakan kegiatan terintegrasi Sosialisasi Stunting dan Pelayanan KB dalam rangka TMMD (TNI Manunggal Membangun Desa) ke 113 Tahun 2022
TMMD adalah salah satu wujud Operasi Bhakti TNI, yang merupakan program terpadu lintas sektoral antara TNI dengan Departemen, Lembaga Pemerintah Non Departemen dan Pemerintah Daerah serta komponen bangsa lainnya, yang dilaksanakan secara terintegrasi bersama masyarakat. Hal ini guna meningkatkan akselerasi kegiatan pembangunan di daerah pedesaan, khususnya daerah yang tergolong tertinggal, terisolasi, perbatasan, dan daerah kumuh perkotaan serta daerah lain yang terkena dampak akibat bencana
Kegiatan ini sebagai bentuk tindak lanjut dari penandatanganan MOU antara Perwakilan BKKBN Provinsi Jawa Timur dengan Kodam V Brawijaya terkait Penguatan Program BanggaKencana dengan dukungan dari TNI melalui TNI Manunggal KB pada tahun 2021 lalu.
Kegiatan Sosialisasi Stunting ini melibatkan ibu ibu yang tergabung dalam Persit Kartika Chandra Kirana yang ada di masing masing wilayah Kodim, Bersama sama lintas sector terkait Dinas Kesehatan, PPKB, IBI, Koordinator PKB, PKB diharapkan program percepatan penurunan stunting ini dapat segera dicapai dengan meningkatkan kesadaran pentingnya Pendewasaan Usia Perkawinan, Perencanan Kehidupan Berumah tangga, Pengaturan Jarak Kehamilan / 4 Terlalu.
Hal ini tidak mudah mengingat tantangan dalam Percepatan Penurunan stunting adalah Komitmen dan dukungan berkelanjutan dari Pimpinan, Pengetahuan dan Pendidikan Gizi, Koordinasi dan Integrasi Intervensi Gizi, Kapasitas dan Kualitas pelaksana program kegiatan dan Upaya Advokasi, Kampanye, Pendidikan Gizi, Konseling dan Diseminasi Informasi.
Berdasarkan sumber Bappenas, Permasalahan Stunting di Jawa Timur : Praktek Pengasuhan yang tidak baik, Terbatasnya layanan Kesehatan termasuk layanan ANC, Post Natal dan pembelajaran dini yang berkualitas, Kurangnya akses ke makanan bergizi, Kurangnya akses ke air bersih dan sanitasi, Masih beragamnya data Stunting, Terbatasnya persepsi dan perilaku masyarakat terhadap stunting dan Pandemi Covid memperlambat penurunan stunting. @Red